Jarak,
kau-kah yang mencipta jauh?
hingga rasa itu tercecer
menuju tiada
kau-kah yang mencipta jauh?
hingga rasa itu tercecer
menuju tiada
putih itu putih, se-bersikeras
apapun kau katakan ia hitam
tetap saja; putih.
pun hitam tetap suatu hitam sekukuh apapun kau meneriakinya putih.
; itu kata yang berbicara eksistensi.
tetap saja; putih.
pun hitam tetap suatu hitam sekukuh apapun kau meneriakinya putih.
; itu kata yang berbicara eksistensi.
jangan sejajarkan dengan persepsi
apalagi menyamakannya.
sebab mata saya, matamu, mata dia, memilih sudutnya masing-masing
lantas berbagai faktor mengintervensi pembentukan gambarnya
apalagi menyamakannya.
sebab mata saya, matamu, mata dia, memilih sudutnya masing-masing
lantas berbagai faktor mengintervensi pembentukan gambarnya
Kata siapa semua ini akan mudah? Debar jantung saja sudah
cukup mengatakan tingkat kesulitannya. Tapi, siapa bilang kau tak boleh
melangkah? Sungguh amat sangat sah jika kau melaluinya. Dengan caramu sendiri
-tentu dengan tetap bersandar pada pilar samawi- momen penting dalam fase
hidupmu akan terlewati jua. Jika yang kau rasa adalah ketidaksetaraan, biarkan
ia menjadi pelontar; mengantarmu pada puncak terbaik performa diri. Jika kau
dihinggapi getar keraguan, saatnya kau menyusun bongkah pertahanan. Jika lelah
menggejala hebat dalam sukmamu, pastikan penawarnya kau teguk; lelahmu berganti
pendar benderang. Jika yang bergelombang dalam jiwamu adalah rindu, tetapkan
alirmu hingga muara surgawi kau jumpa.
Sabarlah sayang, bercermin saja pada sejarah yang tak pernah
usang. Bercermin tentang perjuangan, pengorbanan dan konsistensi pada ketidaknyamanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar