Selasa, 27 Januari 2009

Hmmhhh...

**

aku rindu fityatunfattahku..

rindu lingkaran kecil itu..

rindu semua tawa dan keluh kesah

rindu kerjap mata ingin tahu..

rindu atas semua senyum ukhuwah itu..

Di sini.. di tempat ini..

**

daun yang jatuh itu tetap ceria

lihatlah..

daun itu berguguran dari pohon besar ini..

lepas dari tangkainya

lalu jatuh terhempas..

berlomba dengan daun lain

berputar terbawa angin..

hingga akhirnya jatuh di atas tanah

yang tak pernah marah..

pasrah..

**

aku terpaku

terdiam di sini..

kamu tahu kenapa?

sekali lagi katakanlah..

rembulan itu tak pernah tahu..

aku terpaku

terdiam di sini, di bawah sinarnya..

rembulah benderang..

kau menerangiku..

membuatku tak sendiri dikegelapan

tapi kau tak pernah tahu..

aku sering terpaku

terdiam menatapmu..

menunggumu datang

membawaku dalam pendar lingkaran mindamu..

**

ah...

aku terlalu kecil

dan ternyata aku tlah tertinggal

jauh sekali di belakangmu..

bagaimana mungkin aku berharap

kau kan menjemputku..

lihat saja..kau sudah jauh di depanku

dan kau tak pernah  melihatku yang terlelah..

sebentar saja.. kau tak pernah..

**

di tanah berdebu merah..

teriakan itu menghilang..

di tanah berdebu merah

muka bertopeng itu sembunyi

membiarkan teriakan itu tenggelam, menghilang..

di tanah berdebu merah

manusia kecil nan polos terluka

menghempas nyawanya, hidupnya, nafasnya..

membiarkan degup jantungnya berdetak sendirian

melawan dentuman itu..

yang mengerikan..

yang membuat tanah itu berdebu merah..

**

di tanah berdebu merah kini..

kehidupan mulai merekah

mengalunkan kembali cita-cita..

menyampaikan lantang mimpi-mimpi..

demi jundi kecil yang tlah pergi..

di tanah berdebu merah

dan tak akan rela untuk punah..

tak akan rela untuk menyerah

Kamis, 22 Januari 2009

Saatku tenggelam..

"Oiii..." teriakan itu!! "Oiiiiiii", lebih panjang dan keras. Aku takut!! Sungguh, badanku gemetar mendengarnya,, ada letupan-letupan kecil dalam kepalaku, jauh dalam memoriku.. Aku kembali menggigil... Hey.! ada apa ini?? Kenapa kamu masih terbungkus ketakutan? Tidakkah kau telah mencoba melunturkannya bertahun-tahun?? Apa yang salah?kenapa kau masih menggigil..dan hey! kau berkeringat dingin sekarang. Katakanlah, kau kenapa? Aku masih tetap membeku dalam kedinginan, aku tetap terpaku pada suara itu. Benar katanya.. Apa yang aku takutkan?apakah aku masih berselimut masa lalu? Tragedi-mungkin kalau boleh aku sebut begitu-yang telah membuatku terdampar disini.di pulau ini. Tempat yang sangat asing dan menakutkan bagiku.. Tempat yang telah mendidikku jadi seorang pendendam bahkan pendendam kelas kakap. Apa? Coba kau katakan sekali lagi apa yang barusan kau bilang? Pendendam?? Heyy!! Bukankah kau tau sejak masih belia, pemaaf adalah sifat yang teramat mulia, yang kau dapat dari cerita Laila dan Surya?? Kau lupa? Bukankah dua tahun yang lalu kau telah berjanji akan melapangkan hatimu?? selapang-lapangnya yang kau bisa? Adakah kau masih terhimpit semua tregedi itu?
Katakanlah..saat ini kau telah melupakannya! Ayo, katakanlahh!! Aku tak bisa... Suliiit sekali, taukah kau tentang semua yang aku rasakan?? Aku sudah mencobanya berulang-ulang, aku sudah mencobanya berulang-ulang, tapi suara itu tetap tak bisa menghapus semua puing tragedi itu. Tak Bisa!!!

Rabu, 07 Januari 2009

Romantisme itu...

Mengisi liburan dengan pergi ke toko buku sepertinya menyenangkan. Hari sabtu ini aku sudah janji sama mbak-ku mau belanja buku. Dengan menumpang sebuah bis, akhirnya kita sampe di toko buku. Mulailah pencarian buku-buku bagus nan berkualitas dimulai. Tapi, sepertinya hari ini kita kurang beruntung. Tak ada satu pun buku yang menarik untuk dibeli. Pada akhirnya pindahlah kita ke toko buku yang lain. Hmm..cukup banyak pengunjungnya, semoga buku yang dicari ada di sini. Baru sekitar 5 menit aku dan mbak-ku mencari-cari buku bagus nan berkualitas, mataku menangkap sesuatu, aku melihat ikhwan dan akhwat bergandengan tangan melihat-lihat buku. Mungkin mereka suami isteri, dan sepertinya memang begitu. Aaah indahnya melihat cinta yang bersemi pada waktunya. Mau ga mau, aku sering ngliat mereka karena toko bukunya lumayan sempit, ga seluas gramedia. Kadang suaminya mengambil sebuah buku, memberitahu istrinya, lantas mereka mendiskusikannya dengan mesra. Romantisme itu… Walaupun karena itu pengunjung lain jadi rikuh mau melihat atau memilih buku di deretan yang sama dengan mereka termasuk aku. Ga sabar aku berpura-pura melihat buku di deretan lain sementara buku yang aku cari ada di deretan itu. Tapi gimana lagi?
Melihat itu aku teringat ketika banyak teman-teman di rohis maupun di luar rohis menanyakan bagaimana jika perasaan cinta dirasakan sekarang, ketika pilihan untuk menikah masih tidak mungkin? Ini akan lebih sulit lagi jika ternyata kedua belah pihak memiliki perasaan yang sama. Membicaraka hal ini memang tak ada habisnya. Selalu ada, setiap generasi. Sudah tak heran lagi dengan merebaknya Virus Merah Jambu di kalangan para aktivis, sudah puluhan kali pula bahasan ini menjadi tema pokok diskusi, menjadi bahasan yang paling ditunggu-tunggu aktivis pemula, baik ikhwan ataupun akhwat. Heran juga, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, kenapa pula mendiskusikan hal ini akan lebih di utamakan. Mungkin memang perlu belajar. Butuh waktu. Proses.
Sangat disayangkan memang, jika penyeru-penyeru kebenaran justru terjebak pada lingkaran syetan yang terus membelenggunya dan membuatnya tidak berdaya. Apa yang harus dilakukan? Liqo udah, agar ke-konsisten-an ibadah bisa terjaga, agar tetap ingat akan tugas besar yang menanti. Berkumpul dengan orang-orang sholeh udah, berdoa udah. Tapi mungkin ada satu hal yang sering dilupakan, menjaga sikap dan tutur kata. Maksudnya bukan sekedar kita harus bersikap sopan santun dan sebagainya, atau bertutur dengan baik. Tapi bagaimana agar sikap kita tidak disalahartikan atau membuat ge-er orang yang bersangkutan atau membuat orang itu tahu kalau kita menaruh hati padanya atau membuat orang itu jadi kepikiran kita terus? Sadar atau tidak, sengaja atau tidak, komunikasi antara ikhwan dan akhwat sering jadi serba salah. Sebenarnya tak akan serba salah kalau memang benar-benar untuk kepentingan dakwah, bukan yang lain. Sms-sms taujih, perhatian yang tak semestinya, meminjami buku bacaan islami, diam-diam memberi sesuatu atau hanya sekedar berbagi cerita..lama-lama akan menimbulkan kesan lain. Saya bukan sedang melarang hal di atas, lagipula apa kapasitas saya untuk melarangnya. Semuanya kembali pada niat, tapi jangan sampai mengatasnamakan niat untuk melakukan hal maksiat.
Saudaraku..ingatlah kembali saat kita baru meniti jalan ini, saat idealisme dijunjung tinggi, saat prinsip begitu teguh dipegang, saat apapun tak sanggup menggoyahkan niat kita, dimana semua itu kini? adakah engkau telah melupakannya, mulai melonggarkan hijabmu, membiarkan perasaanmu terus tumbuh, membiarkan dirimu makin menjauh dari jalan dakwah? Romantisme itu, belum saatnya menjadi milik kita, dan suatu saat nanti kita pasti akan menemuinya dengan sangat manis jika kita menjaganya sekarang. Seperti pasangan di toko buku itu, terlihat sangat serasi, sangat bahagia.. Ukhti..mungkin suatu saat atau malah saat ini antuna merasa ada yang memperhatikan antuna, atau berusaha mendekati antuna, atau mungkin antuna sendiri yang kagum pada seseorang, jangan biarkan hatimu makin berlubang(kata seorang ukhti), segeralah berlari pada Pemilik Hatimu, cobalah bersikap sewajarnya, jangan pedulikan orang yang sedang berusaha mendekati antuna itu, kendalikan perasaanmu dan jangan biarkan terus berkembang. Antuna pasti bisa. Dan kalau antuna mengagumi seseorang, biarkan antuna dan orang itu hidup pada jalannya masing-masing, teruslah berdoa dan selalu berusaha memperbaiki diri agar kita pantas menjadi pendamping hidup orang yang sholih, suatu hari nanti. Akhi..entahlah kenapa saya jadi berpandangan lain tentang ikhwan setelah saya melihat kenyataan begitu banyak dari antum yang bahkan sudah menargetkan akan memperistri si A atau si B, sah-sah saja membuat target, tapi akan jadi keliru saya rasa jika antum memberi perhatian yang berlebih pada akhwat yang antum kagumi itu. Jika ada seseorang yang memperhatikannya, seorang wanita pastilah akan merasa tersanjung, sedikit atau banyak. Maka, bantulah kami menjaga hati kami, bantulah kami pada proses belajar ini dengan bersikap sewajarnya saja.
Afwan jika saya telah terlalu banyak berkata-kata, cobalah akhi, ukhti.. itu akan lebih indah, akan lebih memiliki makna.
Saya sudah mencobanya, dan ternyata ada perasaan lain yang jauuuh lebih indah ketika kita bisa mengemas perasaan kita hingga hari depan. Entah kapan.

Kerja keras

Kerlip kunang-kunang lebih ramai di sini.
Terbang berkelompok. Beranjak pulang ke sarang.
Langkah Laisa terhenti. Menatap cahaya mereka yang indah.
“Ikanuri, Wibisana, Dalimunte….” berkata pelan.
Langkah adik-adiknya di depan ikut terhenti.
“Lihatlah! Kunang-kunang yang indah-“
Ikanuri dan Wibisana mengangkat kepalanya.
“Suatu hari nanti….” Kak Laisa terdiam sebentar, ia tersenyum amat tulus sambil menatap wajah adik-adiknya diremang semburat merah langit….
“Suatu hari nanti, sungguh kalian akan melihat berjuta kerlip cahaya lampu yang jauh lebih indah di luar sana, di luar lembah kita…
Satu kunang-kunang berdesing di depan mereka.
Kepala Dalimunte tertunduk.
“Ikanuri, Wibisana, suatu saat nanti kalian akan melihat betapa hebatnya kehidupan ini… Betapa indahnya kehidupan di luar sana. Kalian akan memiliki kesempatan itu, yakinlah.. Kakak berjanji akan melakukan apapun demi membuat semua ini terwujud…”
Dalimunte menyeka ingusnya.
“Tapi sebelum hari itu tiba, sebelum masanya datang, dengarkan kakak, kalian harus rajin sekolah, rajin belajar dan bekerja keras. Bukan karena hanya demi Mamak yang sepanjang hari terbakar matahari di ladang. Bukan karena itu. Tapi Ikanuri, Wibisana, Dalimunte, kalian harus selalu bekerja keras, bekerja keras, bekerja keras, karena dengan itulah janji kehidupan yang lebih baik akan berbaik hati datang menjemput…”
Dalimunte sudah menangis pelan.
“Kelak kalian akan melihat kerlip cahaya yang lebih indah…”
Dalimunte sudah terisak.
Dia mengerti. Amat mengerti segalanya-
***
Juga di sini. Ikanuri juga benar-benar menangis.
Lihatlah! Menara Eiffel terlihat cemerlang. Penghujung tahun begini, Menara Eiffel bagai pohon natal raksasa. Kerlip berjuta lampu kota Paris yang tersaput selimut salju putih tak mau kalah, terlihat begitu mempesona. Seperti sejuta kunang-kunang. Menyeruak berpendar-pendar.
(Bidadari Bidadari Surga hal. 137-139)


Kerja keras! Agar hidup ini ga sia-sia. Agar harapan dan cita-cita bisa terwujud. Agar kebahagiaan dua permata kehidupan dapat kita saksikan. Agar jadi orang kaya! Agar dunia dalam genggaman kita. Agar bisa membeli roket yang lebih hebat dari roketnya Israel. Agar…. Agar… Agar lingkaran minda itu hadir menyapa kehidupan kita di dunia.

Dunia memang tak sesempit daun kelor (apa pula daun kelor itu?), tapi juga tak seluas alam semesta yang tlah Ia cipta. Kita ini kecil! sangat kecil! Dunia ini kecil! sangat kecil! Tapi kita ternyata juga kecil di dunia ini! Tak usah terlalu mencintai dunia, akan ada kehidupan abadi yang kan kita temui. Tapi..lupakah buat apa kita dicipta? Beribadah pada-Nya,,menyeru pada yang ma’ruf dan mencegah pada yang mungkar, dan menjadi KHALIFAH di muka bumi ini.

Sssstt..rasanya aku belum pantas ngomongin masalah ini.. menyeru pada yang ma’ruf? ah, aku kan tak bisa lantang bersuara.. Suatu hari, guruku pernah mengatakan “untuk merubah dunia dibutuhkan satu orang yang bisa mengubah pendapat” rasanya aku sama sekali tak masuk dalam jajaran orang-orang itu. Berpendapat aja aku belum bisa, hanya berpendapat dalam hati, memikirkannya, lalu kalau aku mau akan ku tuliskan disini. Tapi, jangan harap aku akan ngomong seperti apa yang hati dan pikiranku rasakan, kadang-lebih sering malah, apa yang aku sampaikan tak sama dengan apa yang aku pikirkan atau maksud yang ingin kusampaikan tak bisa dipahami orang, singkatnya menimbulkan pemikiran lain yang tak aku maksudkan. Uuh.. aku lebih baik diam saja dan bertindak dengan tepat. Lebih baik seperti itu..

“ukhti harus ngomong…”begitu kata saudariku suatu saat,, ah ukhti..kalau saja aku bisa, pasti akan kujelaskan dengan lancar apa yang aku pikirkan, nyatanya sekali berucap aku lupa dengan apa yang akan ku katakan.
Aku masih belajar, ibarat matematika,,aku masih mencari tau dari mana datangnya rumus x dari mana datangnya rumus y,, tapi kalian-antum sekalian sudah mulai belajar menerapkan rumus x dan y dalam soal-soal.. Aku masih belajar… Aku masih belajar… Aku masih belajar… Aku masih belajar…. Aku masih belajar… Aku masih belajar…hhh..aku masih belajar..

Sabtu, 03 Januari 2009

beruang madu

...............Assalamu’alaikum Beruang Madu… Kaefa haaluk? Ah, pasti baik-baik aja, ya kan? Beruang Madunya Karung Beras kan baik hati dan tidak sombong, kuat lagipula pintar, ya kan? Karung beras masih inget kata-kata beruang madu waktu kita baru kenal.
Karung kangeeeeeen banget sama beruang niy, kangen sama kejelekanya deh, kan ga ada yang baik di beruang. Hahaha… (mekso ya ketawanya?) Tapi beneran deh, ga cuma senja ini karung merindukan beruang, dan karung beras.. bersyukuuur banget punya sahabat sebaik beruang madu.
................Ah ya, beruang madu,, karung beras cuma mau bilang makasih yang banyak, makasih yang besar sebesar karung beras yang ditumpuk-tumpuk, makasih yang luas seluas jarak kita saat ini.. Makasih ya beruang, mau berbagi madunya sama karung, mau meminjamkan bulunya disaat karung kedinginan, mau mendampingi karung saat karung ada berasnya ataupun tidak. Padahal karung beras jauh lebih jelek dari beruang, tapi beruang tetep mau jadi sahabat yang terbaik buat karung.
Oh yaaa, makasih juga puisinya ya beruang, romantis banget,,karung jadi melayang bacanya, karung ga jadi kedinginan karena karung ga sendirian lagi, ada beruang di samping karung. Nah, ini karung juga punya puisi buat beruang, walaupun puisinya nemu, ga tahu siapa yang buat, puisi ini karung dedikasikan buat beruang..


YOU ARE
Someone I can count on
That I can call my friend
omeone that will be there
Forefer, untill the end
You Are ...
Someone I can learn from
And teach a few things too
Someone I can trust
My friend who is true blue
You Are ...
Someone I can run to
When I feel alone
Someone who can make
Any place feel like home
You Are ...
Someone that has been there
From the very first breath
Someone who has stuck by me
And never, ever left

......Walaupun nantinya Beruang Madu ganti’in Kak Seto di Komnas HAM dan Karung Beras ganti’in ibu Sri Mulyani, ukhuwah kita sudah terukir indah di hati karung dan Insya Allah tak lekang oleh waktu.. Walaupun juga, jujur karung sering iri sama beruang karena beruang punya madu yang banyak, punya bulu-bulu yang menghangatkan, tapi karung udah terlanjur sayang sama beruang, jadinya karung ga jadi iri deh.. Tiap ngliat beruang, karung seperti bercermin, cuma bayangannya jauh lebih indah, dan karung terus berusaha agar suatu saat ketika karung bercermin akan sama indahnya dengan bayangannya. Karung tau, beruang jarang buka blog karung..makanya karung tulis di sini. Tapi nanti kalo beruang ga tau-tau juga ya bakal karung kasih tau donk.. Eman-eman, wis nggaweni kok ra di woco., nonong!.....

Palestineku...

Rasanya lamaa banget ga nulis, libur sekolah walaupun masih bolak-balik buat les, tapi aku ga bisa posting dulu, jalanan terlalu rame kalau kesorean. Di samping itu, fasilitas jalan di Banyumas ini kok ya jelek banget, bolong gede2 plus dalem2 di sana sini, bahaya banget. Kita, para pengguna jalan kan juga harus efisien waktu tho? Masa mau jalan 20km/jam biar selamat n ga njlegudag kalau kena bolongan jalan. Kemarin aja, waktu terakhir pulang, aku nemuin sedikitnya ada 3 truk yang macet, pas di tikungan pula. Fiuhhhh..
Dan saat ini, tepat aku udah ga bisa membendung kerinduan buat menulis.. Sunyi. Sunyii sekali, sebenernya baru pukul 22.57, tapi di rumahku emang selalu sepi. Sunyi.
Dan tepat saat sunyi seperti ini, aku juga bingung harus menulis apa untuk saudaraku di Palestina… Kesunyianku di sini, ketenanganku di sini, kenyamananku di sini, semuanya berbanding terbalik dengan keadaan saudara2ku di sana. Di Palestina. Sungguh, saat ini tanganku kaku, sulit untuk menuliskan kata-kata..
Apa yang bisa aku perbuat di sini?? Berdoa? Cukupkah itu untuk saudaraku?? Selain mengutuk kekejaman Israel, apa yang bisa aku perbuat di sini??
Sudah pukul 23.05.. lidahku kelu,
Bahkan mungkin aku belum memahami benar makna jihad, tapi aku tahu saudaraku saat ini membutuhkanku.. Aku tahu, ribuan mujahidin sedang berjuang di tanah Jihad.. Cukuplah semua yang dikabarkan lewat media, aku tak ingin melihat tubuh kecil yang berdarah, wajah2 lelah atas pertikaian yang tak berujung itu.. Aku tak ingin melihatnya terus-menerus, buat apa hanya melihat saja penderitaan mereka. Walaupun sesungguhnya, aku percaya, Allah meghimpun mereka dalam barisan para Syuhada…
Lama terdiam..aku teringat sebuah pesan 2 jam yang lalu, dari murabbiku. Besok akan ada aksi solidaritas sekaligus penggalangan dana buat Palestina, ya..aku bisa melakukan ini, ikut dalam barisan mereka.
Dan sekarang kembali sunyi, senja ini sunyi..aku sudah sampai di rumah sekitar 3 jam yang lalu. Apa ya yang bisa aku katakan untuk aksi yang baru ku ikuti? Ini adalah pengalamanku yang pertama mengikuti aksi semacam ini, rasanya… Aku senang, yah aku senang karena punya kakak2 baru, mba2 mahasiswa Unsoed yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Peduli Palestina, aku senang berkenalan dengan mereka. Tapi jujur, lidahku kelu setelah serangkaian aksi berakhir di alun-alun Purwokerto, diam2 dalam hatiku..”cukupkah ini saudaraku?, adakah aku tlah menjadi bagian dari tubuhmu untuk merasakan semua penderitaanmu di sana?, adakah aku tlah berusaha membantumu? Menghancurkan musuh2 kita??” Sungguh, habis kata2ku..
Israel LAKNATULLAH!!! TERORIS!!! Semoga Alloh selalu mendampingi mereka yang berjuang untuk saudaranya, yang saat ini sedang terhimpit tekanan, yang saat ini bertaruh nyawa untuk akidahnya, dan bertaruh nyawa untuk tanah airnya.. Saudara-saudaraku di Palestine, di Poso, Irak, dan seluruh penjuru dunia.. Allah bersama kita, Allah akan menolong kita.
Aksi kami tak hanya orasi2 mengutuk kekejaman Israel, menuntut pembebasan tanah Palestine.. Kami juga menggalang dana, tahu perjuangan mba-mba dan mas-mas mahasiswa yang membawa kotak peduli Palestina?? Mereka turun ke jalan, dan terus semangat mengajak pengguna jalan untuk ikut peduli Palestina, ada yang justru menutup kaca mobilnya, ada yang melemparkan uang receh, satu thok pula, entah lima ratusan atau malah seratusan, tapi itu masih mendingan kok. Walaupun karena itu, aku jadi melihat seorang ikhwan yang tetap mengambil uang receh itu,,miris. Tapi ada juga yang memberi lembaran biru atau merahnya. Yah, apa sih yang akan dipikirkan oleh mereka yang hanya hura-hura melihat semua ini? Buang waktu? Malu2in? Gengsi? Semua yang saat ini turun ke jalan, tak terpikirkan itu semua, dalam tekad kami, saudara kita di sana membutuhkan kami, apa hanya hati yang akan bersimpati, tak adakah tangan yang bergerak melakukan hal yang lebih nyata?? Saya kira, ini bagian dari usaha nyata itu.
Dan sepanjang perjalanan pulang tadi, aku terdiam. Beku. Aku teringat sebuah pesan dari seseorang, Syahadah Al-Akhras Palestina..(afwan, saya hanya samara-samar mengingat isinya..) Aku juga teringat sebuah buku yang pernah kubaca ‘a little peace of ground’, kisah tentang anak Palestine, aku membeli saat aku sama sekali tak tahu perjuangan, jihad, zionis, yahudi. Ya, salah beli, tapi siapa sangka, dari salah beli itu aku bersyukur, bisa tahu lebih dekat tentang Palestina, tentang Ramallah.. berkisah tentang seorang anak Palestina yang menuliskan cita-citanya; 1.Pembebas Palestina dan Pahlawan Nasional 2.Pencipta game computer terbaik sepanjang masa 3.Penemu formula asam (untuk menghancurkan baja yang digunakan dalam persenjataan, tank dan helicopter milik Israel) 4.Hidup.Kalaupun harus tertembak hanya di bagian-bagian yang bisa disembuhkan, tidak di kepala atau di tulang belakang. Insya Allah. Ada sepuluh cita-cita, tapi aku kira keempat cita-cita itu cukup membuat kita melihat sebuah harapan di tengah keadaan yang tidak mungkin. Apa yang terpikir? Baca aja bukunya^^
Terimakasih ya Allah untuk semua ini, terimakasih mba, maz, aku belajar banyak hari ini.. Terimakasih ibu, tlah mengizinkanku ikut dalan aksi ini (walaupun aku izinnya juga setengah-setengah).. Jazakumulloh khoir semuanya..

Berkobar tinggi panaskan bumi
Membakar lading dan rumah kami
Darah syuhada mengalir suburkan negeri
Tiada kata lagi
Kami harus kembali
Siapa dituduh, siapa menuduh
Mulut lancang asal berbicara
Kami mujahid bukan perusuh
Berjuang pertahankan agama
Berbekal iman yang paling utama
Mujahid maju songsong senjata
Pasukan Allah akan membela
Mereka atau kami binasa
Walau tertatih kami berjalan
Susuri bukit lembah dan hutan
Bukan karna takut kami berlari
Dengan asma Allah
Kami akan kembali
(Izzatul Islam)