Senin, 09 Januari 2012

Tetap Bergetarlah Tegar


Saya mengerti sekarang (meskipun dalam lingkup ‘mengertinya saya) kenapa Allah menciptakan bumi sebagai hamparan yang luas bagi manusia yg kecil... kenapa Allah menjadikan langit seperti tak bertepi mengelilingi bumi.. ternyata (lagi2 sepemahaman saya) inilah hakikat “perjalanan”.. dan mengapa kemudian Imam Syafi’i menasehatkan untuk “hijrah”, belajar ke tempat lain...
ternyata hakikat perjalanan dan hijrah itu ada pada diri kita sendiri...
ya, kita yang menentukan kemana kita akan berjalan... proses mana yang akan kita pilih...
saya baru mengerti akan pemahaman beberapa sahabat saya justru sekarang ini, ketika sahabat2 saya sudah memahaminya dua tahun yang lalu.. yah, pemahaman itu ternyata lahir bukan sekedar dari “transformasi” namun dari proses dan penggemblengan atas keadaan.. dan untuk mendapatkan pemahaman itu ternyata saya harus berjalan berputar dahulu sampai akhirnya sampai.. berbeda dengan beberapa sahabat saya yang memang ternyata mendapatkan “rute perjalanan” yang lebih cepat dari saya.. sehingga mereka sampai dua tahun yang lalu, sedangkan saya baru hari ini sampai.. hehe..
well, semuanya indah dan tepat. Allah baik banget yaa.. selalu menyiapkan kita dengan cara yang paling tepat untuk kita.. yah, kalian semua tahu.. . kesedihan, kelelahan dan ragam kelabu lainnya tak kan pernah menandingi matahari dalam hal berbagi.. jadi buat apa membiarkan muaranya tak bertepi? Allah selalu ada saat manusia datang dan pergi.  Apalagi untuk kita yang terlampau sering lupa.. hanya mengingat-Nya ketika merasa kelabu dunia.. hanya mengingat-Nya saat sempit menyesakkan dada.. hanya mengingatnya saat tak-mudah jalan penyelesaian..
ah... saya jadi makin rindu.. rindu yang menggetarkan semangat.. semangat yang memantik hati, fikiran dan keinginan berbuat sebaik mungkin.. sebelum terlambat.. sebelum terlambat..
terimakasih Allah....
bagaimana Engkau mendidikku menjadi hamba yang lebih baik lagi: berlatih berfikir cepat, memutuskan segala hal dalam waktu yang singkat, mengendalikan keluh dan peluh agar mendarat di tempat yang tepat, dan menancapkan kembali keimanan kuat-kuat--bahwa hanya pada-Mu aku boleh benar-benar menggantungkan asa dan melabuhkan doa..
terimakasih Allah....
bagaimana berhari ini Kau mendidikku menjadi kuat: menahan amarah dan setiap gejolak murka dalam dada, menahan keluh dan airmata, mengesampingkan ego atas nama reputasi, pun mengebalkan telinga, muka dan hati atas setiap caci pada diri dan saudara, menyelaraskan fokusku pada banyak hal, berdamai atas tatapan sinis dan menyakinkan hati.. sungguh Engkau tak akan melewatkan satu-pun dari yang kukerjakan karena-Mu..
Ah, bukankah sahabatmu sudah memahami hal itu sejak lama chat? iyaa, kubilang apa di awal: Allah memberi “rute perjalanan” yang berbeda untuk kita.. dan aku harus melewati rute perjalanan yang lebih panjang.. :D
Dan apa lagi...
anak-anak itu..adik2 yg lebih sering sok-dewasa itu..selalu menjadi “suplemen” bagi saya.. melihatnya bertahan dengan tegarnya.. dan menegarkannya sebisa yang saya bisa adalah menambal lagi setiap kekuatan yg tercerabut..
Yah, mereka spesial sekali buat saya.. dan saya sayang..[sangat]
bersamai kami selalu ya Allah, dalam getar langkah2 dalam lintasan iman..
dan bergetarlah tegar..**

**kalo si mba biru begitu suka, begitupun aku.. sukaa sekali dg getar tegar itu..

Tidak ada komentar: