Saya mengerti sekarang (meskipun dalam
lingkup ‘mengertinya saya) kenapa Allah menciptakan bumi sebagai hamparan yang
luas bagi manusia yg kecil... kenapa Allah menjadikan langit seperti tak
bertepi mengelilingi bumi.. ternyata (lagi2 sepemahaman saya) inilah hakikat
“perjalanan”.. dan mengapa kemudian Imam Syafi’i menasehatkan untuk “hijrah”,
belajar ke tempat lain...
ternyata hakikat perjalanan dan hijrah itu
ada pada diri kita sendiri...
ya, kita yang menentukan kemana kita akan
berjalan... proses mana yang akan kita pilih...
saya baru mengerti akan pemahaman beberapa
sahabat saya justru sekarang ini, ketika sahabat2 saya sudah memahaminya dua
tahun yang lalu.. yah, pemahaman itu
ternyata lahir bukan sekedar dari “transformasi” namun dari proses dan
penggemblengan atas keadaan.. dan untuk mendapatkan pemahaman itu ternyata
saya harus berjalan berputar dahulu sampai akhirnya sampai.. berbeda dengan
beberapa sahabat saya yang memang ternyata mendapatkan “rute perjalanan” yang
lebih cepat dari saya.. sehingga mereka sampai dua tahun yang lalu, sedangkan
saya baru hari ini sampai.. hehe..
well, semuanya indah dan tepat. Allah baik
banget yaa.. selalu menyiapkan kita dengan cara yang paling tepat untuk kita..
yah, kalian semua tahu.. . kesedihan,
kelelahan dan ragam kelabu lainnya tak kan pernah menandingi matahari dalam hal
berbagi.. jadi buat apa membiarkan muaranya tak bertepi? Allah selalu ada saat
manusia datang dan pergi. Apalagi
untuk kita yang terlampau sering lupa.. hanya mengingat-Nya ketika merasa
kelabu dunia.. hanya mengingat-Nya saat sempit menyesakkan dada.. hanya
mengingatnya saat tak-mudah jalan penyelesaian..
ah... saya jadi makin rindu.. rindu yang
menggetarkan semangat.. semangat yang memantik hati, fikiran dan keinginan
berbuat sebaik mungkin.. sebelum terlambat.. sebelum terlambat..
terimakasih Allah....
bagaimana Engkau mendidikku menjadi hamba
yang lebih baik lagi: berlatih berfikir cepat, memutuskan segala hal dalam
waktu yang singkat, mengendalikan keluh dan peluh agar mendarat di tempat yang
tepat, dan menancapkan kembali keimanan kuat-kuat--bahwa hanya pada-Mu aku
boleh benar-benar menggantungkan asa dan melabuhkan doa..
terimakasih Allah....
bagaimana berhari ini Kau mendidikku
menjadi kuat: menahan amarah dan setiap gejolak murka dalam dada, menahan keluh
dan airmata, mengesampingkan ego atas nama reputasi, pun mengebalkan telinga,
muka dan hati atas setiap caci pada diri dan saudara, menyelaraskan fokusku
pada banyak hal, berdamai atas tatapan sinis dan menyakinkan hati.. sungguh
Engkau tak akan melewatkan satu-pun dari yang kukerjakan karena-Mu..
Ah, bukankah sahabatmu sudah memahami hal
itu sejak lama chat? iyaa, kubilang apa di awal: Allah memberi “rute
perjalanan” yang berbeda untuk kita.. dan aku harus melewati rute perjalanan
yang lebih panjang.. :D
Dan apa lagi...
anak-anak itu..adik2 yg lebih sering
sok-dewasa itu..selalu menjadi “suplemen” bagi saya.. melihatnya bertahan
dengan tegarnya.. dan menegarkannya sebisa yang saya bisa adalah menambal lagi
setiap kekuatan yg tercerabut..
Yah, mereka spesial sekali buat saya.. dan
saya sayang..[sangat]
bersamai kami selalu ya Allah, dalam getar
langkah2 dalam lintasan iman..
dan bergetarlah tegar..**
**kalo
si mba biru begitu suka, begitupun aku.. sukaa sekali dg getar tegar itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar