Tulisan ini
terinspirasi dari syuro kemarin, bareng mba desti tercintah.. saya tidak (iyah,
belum) terbiasa dengan detail, dengan tahap2, fase2, alur2 yg urut berunut..
terkonsep, terencana baik, dan lain2.. hidup saya lumayan “gambling dan
fluktuatif” sejak umur 16 tahun.. kayak roler coster, naeekk tinggi beut, trus
terjuunn jun jun.. atau simpelnya, saya sering naek tangga tapi ga lewat
pijakan yg semstinya dan suatu saat saya balik lagi buat nginjek tangga yg
belum saya lewatin itu.. ribet ya.. (iyaa)..
Dan semua itu,
hal2 yg selama ini berjauhan dengan hidup saya harus berdekatan dengan saya
mulai hari ini. Iya, hari ini.
Saya harus mulai
membiasakan diri memikirkan “hal-hal besar” dengan “logis yang tertata”, jelas,
terencana, runut dan matang. Walaupun saya tetep harus musti jadi diri sendiri,
dengan gaya saya sendiri, juga nanti kalo ternyata saya ga tahan buat runut2
begini, mungkin juga akan saya gunakan jurus “dengan cara saya sendiri”..
huwakswaks..
Sadar kalau tugas
ini ga ringan dan ga berat, tapi berat banget..yang bikin saya sedikit resah
gelisah juga akhir2 ini.. resah yang tak terkatakan..gelisah yang tak
tersampaikan..
Well, saya yakin
Allah akan mengajarkan dengan cara-Nya kepada makhluk bebal yang satu ini.. dan hal
terpenting bagi saya adalah: menjaga niat, sejak hari ini, sampai detik
terakhir nanti.. dan memperbesar kadar semangat bersungguh2, husnudzon dan juga
kadar tsiqoh.. tsiqoh yang tak hanya sebatas “percaya”, tapi juga tenang..
Sekaliaann saya
pengin juga mengungkap isi hati ke mbak saya tercintah itu.. bahwa sampai hari
ini, bisa jadi saya tidak pernah mudeng dengan arahan mbak, juga tidak pernah
bisa menjadi yang mbak ingin.. ya, saya tahu mbak sering gemas dengan sifat “pasrahan”
saya pas di syuro.. sebenernya penjelasan sederhananya gini mbak.. saya dari
dulu selalu yakin dengan “proses”, 135% saya yakin, Allah akan menunjukkan
caranya.. bahkan kalaupun saya “harus” mendapatkan “batu kali” walaupun ada “mutiara”
bertebaran untuk yang lain..insyaAllah saya ikhlas mba, dengan kemampuan
sabar (yg lebih dangkal dari air bekas teh di cangkir itu) untuk saya membersamai
batu kali itu.. (mungkin) seyakin murobbi pertama saya dulu menerima saya yang “absurd”
ini..
Maaff ya
mbak,kalau saya bener2 tidak bisa “menjadi seperti” mbak.. saya ingat terus
muara semua ini: kecintaan terhadap Allah, kecintaann terhadap dakwah, dan
semangat membangun kampus-masyarakat islami, retorikanya, kehidupan
akademiknya, aksi-orasinya..ya, semuanya,,dan ternyata banyak ya mbak..hehee..
saling merekrut, saling membina, saling menjaga.. for: keep the mission on..
Huks..semoga chat
kuat ya mbak.. =)
sedikit ngga banget sama (kader)isasi..tapi saya akan mencobanya tanpa coba-coba
sedikit ngga banget sama (kader)isasi..tapi saya akan mencobanya tanpa coba-coba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar