berbilang puluhan mungkin ibu memanggilnya ke rumah kami, untuk
meredakan nyeri, sakit dan demam pada ayah, ibu, nenek dan aku
sejak aku baru mengerti a,i,u,e,o..beliau sudah setia mengunjungi
setiap rumah yang membutuhkannya. tidak peduli siang bahkan tengah malam
obat-obatnya seringkali ampuh dan mujarab, tak heran kami memanggilnya
sampai puluhan kali kan?
terakhir adalah satu pekan kemarin, tombol panggilan akhirnya ibu
tekan. tak kuat lagi melihat putri semata wayang meringis sambil menangis
menahan sakit pada seluruh tangan kanannya
tak tahu sebab, putri semata wayangnya yang sudah tak kuat lagi menurut
saja
ketika panggilan itu berjawab untuk menujunya saja, sedang tak
berkeliling alasannya
tengah malam yang takkan kulupa, ibu pakaikan kerudung, aku seperti
balita yang baru bisa bicara dan berjalan. tertatih sambil meringis, padahal
hey! yang sakit tangan kananku, bukan kaki dan mataku.
Beliau, tak banyak berkata. hanya melihat sekilas saja. ditanya
bagaimana sakitnya, ya aku menjawab seadanya, sakit sekali seluruh sendi dan
tulangnya, Pak
selanjutnya beliau menyiapkan obat
dan aku pulang masih dengan sedikit isak, tengah malam, sakit yang tak
akan kulupakan
tiga jam berlalu, aku bahkan tak berani menyentuh tanganku, takut sakit
itu kembali lagi
tidur masih seperti ayam, tak jelas.
esoknya kembali membaik
ajaib sekali obat dari Pak Mantri, sejak dulu, sejak aku belum lancar
membaca huruf-huruf
terimakasih, Pak Mantri :D
~dalam sebulan bertambah 2 kali ‘koleksi’, semakin mengingatkan betapa
tak mampunya diri..
ingat akhirat banyak-banyak, kita tak punya kekuatan bahkan diujung jari sekalipun!
Ramadhan ke-12, 1435H