Hari ini..(31 oktober 2011) adalah hari dimulainya
ujian tengah semester yang pertama bagiku..
Kenapa pertama? Karna ini kali pertamanya aku ujian
setelah hampir pindah kemarin..
Ini juga ujian pertamaku yang sungguh-sungguh...
sungguh2 belajar dan mencoba tawakal..
Tentu ini bukan ujian pertamaku yang tanpa nyontek.. dari dulu..aku tak pernah punya ‘nyali’
untuk nyontek.. Nyaliku untuk jujur...
Semester lima, sekali lagi.. semester LIMA.. rasanya
terlambaaattt sekali aku memulainya.. memulai untuk sungguh2... memulai
merangkai mimpi dengan sungguh2... rasanya terlambaaaattt sekali... bahkan aku
masih melihatnya abstrak, jauuuhhh...aku tak tahu bagaimana caranya...
Dan..ini juga bukan ujian pertama yang selalu membuatku
merasa tersisih, aneh, terkucilkan dan dibenci semua orang...
Sejak dulu...tiap kali musim ujian..aku selalu
terkucilkan... ya, apalagi alasannya kalau bukan karena: aku tidak mencontek.
Kejam sekalii rasanya dunia... “saya hanya ingin jujur dan mendapat nilai
yang berkah..” tapi aku tahu, jauuh diluar ujian yang bener2 ujian...ujian
lebih besar lagi adalah mempertahankannya..
sesulit apapun kondisinya, selapang apapun peluangnya.
Aku selalu berusaha jujur sejak ujian SD dahulu..
pelajaran agama yang mengajarkan “Allah
Maha Melihat” selalu menggema dihatiku.. dan prestasiku cemerlang sampai
SMP... tapi ujian itu datang ketika memasuki SMA..aku yang udik dari pelosok
Cilacap memberanikan diri mendaftar SMA favorit di Purwokerta, SMA mana lagi
selain SMA 1 Purwokerto... kompetisi yang begitu ketat dan lamanya aku
beradaptasi menjadikan prestasiku redup bahkan gelap menghangus..belum lagi
masa-masa ‘kebebasan’ karena tidak lagi diawasi belajarnya oleh ibu.. Jelas,
ujiannya adalah: aku bisa dapat nilai bagus kalau “berani” mencontek teman yang
cerdas saat ujian, atau sekedar menerima “jarkoman” jawaban yang sudah
disekenariokan. Robb...hamba ingat pada titik itu hamba begitu putus asa..tapi
tak berani untuk melanggar azzam sendiri... akhirnya aku cuek bebek pada
prestasi. Dan itu berimplikasi pada saat aku memulai kuliah.. aku sebenarnya
putus asa mencari “area bebas nyontek”.. aku putus asa mempertahankan
prinsipku... sakiiit hatiku melihat teman2ku begitu leluasa mencontek.. bisa
jadi ia belajar, bisa jadi tidak.. aku belajar, meski belum sungguh2 dan
total..tapi aku tak pernah rela menjual keimananku untuk secarik kertas bernama
“transkrip nilai”.
Dan jauh dari itu...aku sungguh tak rela mereka
mencontek.. apakah langit mendengar resah keluhku?? Dunia akhirat aku tak rela.
Aku putus asa belajar..ketika dunia sama sekali tak
melihat prosesnya...tak melihat usahaku..
Dan semester ini..aku akan lebih
bersungguh-sungguh... aku akan lebih berusaha keras.. aku akan tunjukkan
kesungguhanku pada Robb-ku...
Aku tahu, tak akan ada yang dilewatkan sedikiitpun
atas ikhtiarku.. Allah melihatnya dan biar Allah yang membalas dengan
caranya... semoga rasa sakit dihatiku bisa menggugurkan dosa...
Hamba mohon ampun belum bisa bergerak dengan tangan
atas keadaan seperti ini Robb.. hamba mohon ampun karna baru berani lewat
tulisan sederhana ini, juga baru berani mendesis berharap dan berdoa dalam
hati.. semoga Engkau berkenan melimpahkan hidayah kepada kami...
Curhat seorang
mahasiswa**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar