enam malam kemarin bulan sempurna purnama, cantik sekali...
ibu... dulu kau selalu menunjukkan padaku “lihat bulan purnama itu nak..” sedikit dari potongan masa lalu kita.
kemarin malam aku menatap rembulan dengan penuh kerinduan ibu...kerinduan padamu.
Aku harus mulai memahami, waktu terjauhku adalah masa lalu, aku harus mulai memahami itu ibu.. meski ibu tahu, sulitnya membagi cinta untuk dua rembulan yang sempurna purnama, keduanya elok, meneduhkan, keduanya selalu kurindukan.
Ibu, ada perasaan yang tak bisa kulukiskan padamu setiap kali aku menatap langit. Di langit yang terlihat gemintang bertebaran, menyisakan dongeng masa kecil tentang manusia yang kan menjelma menjadi bintang jika sudah mati.. Berbagai kerinduanku tumpah bersamaan dengan tercekatnya tenggorokanku. Aku tak bisa berkata-kata, bahkan dari dulu. Aku hanya sedang mencari waktu yang tepat ibu...
ibu... dulu kau selalu menunjukkan padaku “lihat bulan purnama itu nak..” sedikit dari potongan masa lalu kita.
kemarin malam aku menatap rembulan dengan penuh kerinduan ibu...kerinduan padamu.
Aku harus mulai memahami, waktu terjauhku adalah masa lalu, aku harus mulai memahami itu ibu.. meski ibu tahu, sulitnya membagi cinta untuk dua rembulan yang sempurna purnama, keduanya elok, meneduhkan, keduanya selalu kurindukan.
Ibu, ada perasaan yang tak bisa kulukiskan padamu setiap kali aku menatap langit. Di langit yang terlihat gemintang bertebaran, menyisakan dongeng masa kecil tentang manusia yang kan menjelma menjadi bintang jika sudah mati.. Berbagai kerinduanku tumpah bersamaan dengan tercekatnya tenggorokanku. Aku tak bisa berkata-kata, bahkan dari dulu. Aku hanya sedang mencari waktu yang tepat ibu...
re-post: 8 Noember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar