dari sebuah
film yang berjudul silicon valley (jangan nanya kayak apa filmnya, saya belum nonton :p)..
tapi, baca2 sih katanya di film itu digambarkan dengan jelas bagaimana seorang Bill Gates meniru
rancangan dari machintosh untuk dijadikan bagian dari windows,
cuma..ada hal yang lebih menarik dari filmnya,, ada sebuah pidato yang sangat inspiratif pada acara
wisuda di stanford university (naskah aslinya silahkan cari di situs resmi
stanford universitynya ya) monggo dibaca..
:D
Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera lulus dari
salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah selesai kuliah.
Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana wisuda. Hari ini saya akan
menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya. Ya, tidak perlu banyak. Cukup
tiga.
Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik
Saya drop out (DO) dari Reed College setelah semester pertama, namun saya tetap
berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum betul-betul putus kuliah.
Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah
mahasiswi belia yang hamil karena “kecelakaan” dan memberikan saya kepada
seseorang untuk diadopsi. Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga
sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh
seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka
berubah pikiran karena ingin bayi perempuan. Maka orang tua saya sekarang, yang
ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang:
“Kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda berminat? Mereka menjawab:
“Tentu saja.” Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak
pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak
menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan
kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai
perguruan tinggi.
Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya
memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh
tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan- habis untuk biaya kuliah.
Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya.
Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana
kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan
yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun memutuskan
berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan,
namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya
ambil. Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya
minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai.
Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga
nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol
Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7
mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara
Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena
mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga. Saya
beri Anda satu contoh: ReedCollegemungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS
dalam hal kaligrafi.Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan
petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya.
Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan
mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf
serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat
tipografi yang hebat. Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan,
sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.
Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya.
Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang
pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang
bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi,
Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan
proporsinya.
Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata
saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak
memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita
seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala
sesuatunya menjadi gamblang. Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik
dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke
belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan
terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan
hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan
membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.
Cerita Kedua: Saya: Cinta dan Kehilangan
Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda.Woz dan saya
mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami
bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua
menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan
produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak
usia 30. Dan saya dipecat. Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang
Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi.
Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat
berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun
pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami
mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak
padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana.
Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh
menyakitkan.
Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.
Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya saya
gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan
meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan
bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley. Namun, sedikit demi sedikit
semangat timbul kembali- saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi
di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap
cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal. Waktu itu saya tidak
melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah
kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses
tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak
jelas. Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.
Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu
Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya.
Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer
pertama,Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di
dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan
saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi
jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga
yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak
dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya
memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan
kehilangan kepercayaan.
Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya
menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu
berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar
hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu
yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai.
Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan
mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan
hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah
mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.
Cerita Ketiga: Saya: Kematian
Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: “Bila
kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu
hari kamu akan benar.” Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat
itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan
bertanya kepada diri sendiri: “Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya
tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?” Bila jawabannya selalu
“tidak” dalam beberapa hari berturut- turut, saya tahu saya harus berubah.
Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan
untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua
harapan eksternal, kebanggaan, takhut malu atau gagal- tidak lagi bermanfaat
saat menghadapi kematian.Hanya yang hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian
adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa
Anda akan kehilangan sesuatu.Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada
alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker.
Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya
memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Paradokter
mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat
diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya
pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter
agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam
beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang.
Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda.
Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya
menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka
memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan
jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun
istri saya, yang ada di sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah
mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker
pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi
dan sehat sampai sekarang.
Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga
beberapa decade lagi.Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa
katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah
hal yang berguna: Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin
masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti
menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian,
karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup
berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda.
Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu. Waktu Anda
terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan
terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasilpemikiran orang lain.
Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati
Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan
intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal
lainnya hanya nomor dua.
Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama “The Whole Earth
Catalog”, yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu
diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini
di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya.
Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi
semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti
Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat
dengan tips-tips ideal dan ngkapan-ungkapan hebat.
Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi “The Whole Earth Catalog”,
dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir. Saat itu
pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi
terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda
lalui jika suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: “Stay Hungry. Stay
Foolish.” (Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang
dibubuhi tanda tangan mereka. Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu
mengharapkan diri saya begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk
memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu. Stay Hungry. Stay
Foolish.
semoga bermanfaat, diambil dari blognya mas ahmad makki--yg suka 'rusuh' di page-nya bang tere-liye :)
pakargalau.blogspot.com
sulitnya kembali membaca kitab2 fiqh, sirah, hadist
ditengah cobaan sambungan internet yang lancar di dini hari ^^
jdukjduk.. nulis chat..nulis.. udah bulan-4 tahun 2012
:)