Selasa, 02 Desember 2008

Mengenang saja...

Waktu aku masih kelas 1 SMA
Sekarang usiaku sudah 16 tahun usia yang mendekati dewasa namun tak begitu dengan pribadiku yang tetap dan tak kunjung dewasa. Aku selalu terbayang masa kecil yang sedikit pahit, masa kecil yang aku sendiri tak begitu memahaminya. Jika itu masa lalu dan banyak orang mengatakan tak perlu terlalu dipikirkan apa kuasaku untuk menghilangkannya dalam benakku ketika masa-masa itu muncul dan membuat hatiku gelisah. Kenapa masa-masa aku berkenalan dengan kehidupan justru sering menghantuiku,? semua seperti mimpi buruk yang ingin kuulang dan kuperbaiki. Aku hanya merasakan satu…..Rindu. Entah pada siapa rindu ini tapi ini sangat menyakitkan dan membuatku selalu terbayang dosa. Setiap detik yamg kulalui terasa menjadi karma bagiku. Aku merasa terasing dan tak berguna. Entah apa yang hilang dalam diriku ini.? Bayangan masa depan tak ada, tak ada rencana untuk hidupku esok hari…Oh Tuhan…! Telah begitu hancurkah diri ini…?
Aku mencoba meniti, mengumpulkan puing-puing semangat yang tlah pergi dan dan tersebar dimana-mana. Aku yakin aku bisa bangkit lagi. Apakah kau tahu,,,?! Kukira ku tak akan pernah menemui seseorang yang begitu kuat menjalankan keyakinannya. Sama sekali tak pernah kuduga hal itu banyak terjadi di sekitarku. Tapi kembali…rindu itu datang melelehkan air mataku, meremukkan hatiku…aku tak tahu sedemikian sakitkah apa yang aku rasa ? Sekali waktu tak hanya rindu yang kurasa,… penyesalan pun datang tanpa ku tahu untuk apa….benci dan marah sedikit tertitik dalam hatiku semua yang ku rasa tak tahu apa maksudnya. Aku tak melewati hari-hari yang sangat berat ataupun sangat sulit tapi kenapa aku begitu lemah dan begitu mudah air mataku meleleh ketika merasakan rindu itu…. Ya Rahman…Ya Rahiim aku takut akan murkaMu tolong sampaikan penyesalanku ini…terimalah rasa bersalahku Ya Rabbi…aku tak bisa langsung datang dan mencium telapak kakinya untuk memohon maaf. Aku tak bisa…Seandainya bisa pun aku tak tahu harus berbuat dengan cara apa. Hanya padaMu pada siapa lagi tempat curahan perasaan ini kutuju……pada siapa lagi aku merasa tenang dan aman selain dalam lindunganMu.
Pribadi yang aku rasa rapuh_..dengan apa ku dapat menguatkannya Rabbi…  
Mungkin memang benar….mulai saat ini aku harus keras pada diriku sendiri aku harus tegas! Ya Rabbi..ingatkanlah aku jika aku tak mampu melakukannya kuatkanlah aku…Tak mungkin cara hidupku terlunta-lunta tak karuan tanpa tujuan yang jelas. Aku memohon petunjukMu. Aku harus mulai merancang masa depanku aku harus melakukannya…
Dengan cara apa aku merubah diri ini..? hatiku terus memaksa, ia begitu semangat. Hatiku terus yakin bahwa diriku bisa bahwa diriku mampu! Tapi..berat nian badan ini, tubuh ini, mulut ini untuk berbuat sesuatu dan menunjukkan aku mampu. My friend said “we must always think that everyone love us. They are care to us But they have something importhant to do and it’s more important than us” Lalu aku harus bagaimana…..? Aku merasa aku sama sekali tak berarti bagi siapapun. Dimana diriku yang dulu..dimana rasa percayaku bahwa aku mampu? Aku yakin Allah menyayangi setiap umatnya dengan caraNya. 
Tapi apa aku harus terdiam saja menunggu diriku mendapat keberanian….?Sudah sesak dalam hati ini semua ingin kucurahkan dan kutunjukkan pada mereka. Aku tak ingin orang yang banyak menaruh harapan padaku kecewa aku tak ingin menjadi sia-sia. Lalu___??? Aku harus bagaimana?Tahu kan?begitu banyaknya tanda tanya dalam hatiku..dan aku tak menemukan jawabannya. Sebenarnya kalau boleh jujur akupun bahagia melihat orang-orang disekitarku bahagia,tapi aku ingin mereka menganggapku ada dan mereka mengerti apa yang aku rasa. Aku harus bercermin diri. Apa aku sudah mengerti mereka?menghargai mereka? Dan memperhatikan mereka. Jika salah seorang sahabatq pernah mengatakan ‘setiap orang pasti memiliki titik hitam dan putih’yaa mungkin benar, hanya apa luas titik-titik itu sama? Mengapa banyak orang yang beruntung, ia dapat bergaul dengan mudah. Dari siapa sifat itu? Atau memang ini takdir Tuhan. Bagaimana caranya aku berubah.????Jika ada orang yang sanggup begitu dekat dengan Penciptanya tentu aku sangat mengharapkan dapat menjadi seperti orang itu.Apakah kemampuan seseorang ada yang terbatas untuk menyamai orang lain meskipun untuk dekat dengan Tuhannya?
Dan ketika sepi..ruang itu tak berpenghuni seolah kurasakan ada yang datang namun tak mengetuk pintunya. Ia terdiam dan tak ku tahu apa kata dalam hatinya. Ketika rindu menghamparkan semua memori yang tlah begitu lampau namun tak berbekas sejati…serpih demi serpih hadir dan membawaku dalam angan masa lalu yang menyakitkan. Kenapa mesti ada rindu walau tlah banyak luka yang ia gores, walau banyak waktu yang harus terbuang sia-sia, walau banyak airmata yang tanpa ia tahu telah meleleh deras dari mataku… Kadang aku berpikir, pernahkah ia merindukanku..? peduli padaku meski hanya satu titik dalam hidupku, meski berharap aku bisa menghadapi semua dengan kuat..dan mengapa ku harus merindukannya? Kurasa waktu itu tlah jauh kutinggalkan, tapi..semua tanpa kusadari terbayang dalam anganku..menghentakku akan sakit itu…

Niy waktu udah kelas 2 SMA
Banyak banget kejadian-kejadian mengejutkan yang ga pernah aku duga sebelumnya, terpikirpun enggak. Sahabatku Adi udah ga ada, dia pergi pas aku mau mengadakan SBR (Sehari bersama Rohis), aku shock n sempet nangis pas denger berita itu, aku juga nyesel belum sempet jenguk dia n sekarang aku ga bisa liat dia untuk yang terakhir coz aku harus nyiapin kegiatan SBR. Aku juga udah di amanahi sebagai Ketua Keputrian di Skul ku. Sama sekali ga pernah terpikirkan,aku juga ikut Rohis cuma niat mau belajar biar kayak mba-mba yang dulu ada di acara SBR alias kakak-kakak akhwatku. Hehe,.. Waktu hari pengumuman Ketua Rohis n Ketua Keputrian, hari itu bener-bener bermakna banget. Hari itu aku ngliat temenku yang di amanahi sebagai Ketua Rohis yang baru nangis, sebelumnya sama sekali aku ga pernah liat dia sampe terharu kayak gitu, bahkan ukhti-ukhti seangkatanku jadi pada ikut nangis gara-gara liat dia nangis. Aku juga terharu siy,tapi aku masih bisa nahan air mataku. Aku ga bisa nahan lagi buat ga nangis ketika aku harus nglepasin enterpreneur yang udah empat bulanan aku n temenku jalanin, kita capek bareng,mumet bareng,n ngrasa seneng banget pas bagi hasil. Rasanya kayak udah mandiri aja. Tapi ku harus nglepasin itu demi Rohis, agar konsentrasiku ga terbagi terlalu banyak. Aku kan masih pengin dapet ranking. Dan hari itu, pilar-pilar musola terasa bergetar tatkata Takbir kami kumandangkan bersama-sama. Akupun bermunajah agar aku bisa menjadi pemimpin yang amanah, membawa temen-temenku di Smansa terutama yang muslim dalam kebaikan. Amin. 
Dan waktupun terus berlalu.. Aku mulai belajar bagaimana dakwah itu, belajar bagaimana management cinta itu, yang terpenting aku belajar bagaimana jadi muslim yang sesungguhnya. Sungguh,aku belajar banyak banget di Rohis. Aku mulai bisa berargumentasi, bisa mengajukan pendapat di depan umum, aku ngrasa ada kemajuan. Tapi aku malu lho jadi Ketua Keputriannya, aku masih kayak gini sementara ku lihat,temen-temenku pada semangat banget. Aku takut ga bisa jadi pemimpin yang amanah.

Dan sekarang…
………..??????

Tidak ada komentar: