Senin, 14 Juli 2014

gang dan jalan besar




hampir tak pernah kau temukan kecelakaan di gang yang kecil dan sempit, yang korbannya sampai berdarah bahkan terlepas nyawanya
jalan ini semakin lebar dan panjang, perjalanan kita semakin cepat, berbagai model kendaraan semakin banyak. resiko terluka, berdarah bahkan mati lebih besar dari sekedar jalan di gang-gang kecil.
sadarlah, resiko adalah harga untuk sebuah keberanian!
~ayomi albanna: tarbiyah tahun ke 7 

sepertimu



“seperti apa dia?” rani memburu tanya padaku, dia adalah sahabatku 11 tahun terakhir ini. persahabatan yang panjang untuk dua gadis seperti kami.
“sepertimu”
“aih, kenapa singkat sekali jawabmu?” aku bisa melihat Rani sedang mengkerutkan wajahnya sambil menggoyangkan seluruh tubuhnya. kami bercakap via telepon, persahabatan ini terus berlanjut meski kami terpisah lima provinsi.
“ya,karna memang begitu jawabannya”
“ish! kau membuatku penasaran saja, memang yg kau maksud sepertiku itu bagaimana?”
“menurutmu?”
“ah,kau ini..sulit sekali berterus terang secara langsung, aku tahu pada akhirnya kau akan bercerita, tapi apakah harus selalu mulai dengan kupaksa, hah?!”
“hahahaha”
“haa, kau malah tertawa, hahaha”
kami menghabiskan sisa percakapan dengan tawa yang entah karna apa
**
dia memang sepertimu, seorang yang rapi dan teratur berirama, bertanggung jawab dan pekerja keras. cemerlang dalam karir, juga berprestasi. dia tepat sekali sepertimu. baik hati dan rajin beribadah, terkadang humoris dan sangat bijak. dia pantas untuk dipercaya,karena 11 tahun bersahabat denganmu adalah bukti kesetiaan,begitupun kulihat dirinya. dia pantas untuk dipercaya, karena kebijaksanaannya mampu melindungi dan menyayangi.
dia memang sepertimu, persis sepertimu. hanya satu bedanya, kau berjilbab, dan dia tidak. karna dia seorang lelaki.
_11 Juli 2014

~~



Aku memang terlalu percaya pada kemampuan semesta merekayasa
siapa yang bersandar pada Sang maha Penjaga maka akan baik-baik saja
aku memang terlalu percaya
maka sering kau lihat heran ketika aku tak bergeming di depan mata
aku percaya semesta memang punya kuasa
mengatur-hubungkan tanpa bisa digapai logika sederhana
 itulah mengapa pula aku sering terlihat berleha
atas segala huru hara
bukan aku tak peduli dan menutup mata
aku hanya percaya, dan yakin sepenuhnya
~11 Juli 2014

B-E-R-L-A-T-I-H-L-A-H



aku tahu kita semua diciptakan berbeda dengan sangat adil. aku tahu ada diantara kalian tak bisa tenang dalam menghadapi berbagai hal, selalu hectic, meski situasinya tak se-hectic itu. aku juga tahu diantara kalian ada yang bak air dalam sumur, tak bergerak jika tak ada timba yang dicemplungkan dengan sengaja, entah ada gempa atau pecah belah diluar sana, kau tetap tenang-tenang saja. aku juga tahu ada diantara kalian yang tak bisa menge-rem mulutnya, mengomentari setiap hal, mengeluhkan semua hal yang ditemui, jadwal kuliah, kos-kosan, teman dikampus/organisasi,  praktikum, dosen, asisten, praktikan, bahkan soal-soal ujian. aku juga tahu ada diantara kalian yang seperti agar-agar saat hangat, salah letakkan dalam mangkok, rusaklah semua. aku tahu ada diantara kalian yang bagai komandan barisan, semua hal harus diletakkan pada tempatnya. tapi aku juga tahu diantara kalian ada yang seperti penyatuan tom dan jerry, kondisi pecah belah adalah keniscayaan.
Baiklah teman.. aku juga tahu, kalian tahu aku termasuk yang mana he?haha
itu semua adalah keadilan yang Allah hadirkan untuk menjadikan kehidupan kita indah, maka ada salah satu Sabda-Nya: tidak merugi kecuali yang saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran
semua terjadi tak seketika, ada sebab yang menimbulkan segala rupa itu, ya..kita sepakat akan hal ini kan? bahwa perjalananku dan perjalanmu sebelum ini yang membentuk masing-masing kita sekarang. Dan kita akan sama-sama sepakat bahwa kita tak akan melalui perjalanan selanjutnya dengan sendiri kan? maka, tak ada cara lain untuk mengkrompromikan segala yang terlanjur melekat dalam diri kita agar semakin baik dan tak tanpa sengaja merugikan, mengganggu bahkan menyakiti sekitaran selain dengan BERLATIH.
saya kutipkan tulisan mbak laninalathifa ya.. tentang amalan yang utama, amalan yang terbaik bagi seorang hamba ternyata tergantung dengan keadaannya :)


Murid: Ustadz, apakah amalan yang terbaik bagi kehidupan kami?

Ustadz: Amal yang terbaik adalah yang sesuai dengan keadaan dirimu.

Jika engkau seorang penakut, amal terbaikmu adalah berkata benar di hadapan penguasa yang zalim atau berjihad di jalan Allah.

Jika dirimu mempunyai dendam dan teraniaya, amal terbaikmu adalah memaafkan dan menjalin silaturrahim.

Jika engkau anak durhaka, sebaik-baik amal perbuatanmu adalah berbakti kepada kedua orang-tua dan selalu mendo’akan mereka.

Jika dirimu senang bertengkar dan berdebat, amalan yang terbaik bagimu adalah tawadlu dan mengurangi bicara.

Jika engkau tamak dan bakhil, amalan terbaikmu adalah menjadi seorang dermawan dan selalu bersedekah.

Jika kau pemalas, yang terbaik bagimu adalah shalat di awal waktu dan tidak meninggalkan shalat malam.

Jika kau suka bergunjing, amalan utamamu adalah sibuk berdzikir.

Jika dirimu riya dan sombong, perbuatan terbaikmu adalah berlatih zuhud dan berpuasa.

Jika kau menderita, yang terbaik bagimu adalah bersabar.

Jika kau kaya, amalan utama bagimu adalah bersyukur
Jika kau pintar, amalan terbaikmu adalah mengajarkan.

Jika kau bodoh, yang terbaik untukmu adalah diam dan giat “belajar”.
:')


PAK MANTRI



berbilang puluhan mungkin ibu memanggilnya ke rumah kami, untuk meredakan nyeri, sakit dan demam pada ayah, ibu, nenek dan aku
sejak aku baru mengerti a,i,u,e,o..beliau sudah setia mengunjungi setiap rumah yang membutuhkannya. tidak peduli siang bahkan tengah malam
obat-obatnya seringkali ampuh dan mujarab, tak heran kami memanggilnya sampai puluhan kali kan?
terakhir adalah satu pekan kemarin, tombol panggilan akhirnya ibu tekan. tak kuat lagi melihat putri semata wayang meringis sambil menangis menahan sakit pada seluruh tangan kanannya
tak tahu sebab, putri semata wayangnya yang sudah tak kuat lagi menurut saja
ketika panggilan itu berjawab untuk menujunya saja, sedang tak berkeliling alasannya
tengah malam yang takkan kulupa, ibu pakaikan kerudung, aku seperti balita yang baru bisa bicara dan berjalan. tertatih sambil meringis, padahal hey! yang sakit tangan kananku, bukan kaki dan mataku.
Beliau, tak banyak berkata. hanya melihat sekilas saja. ditanya bagaimana sakitnya, ya aku menjawab seadanya, sakit sekali seluruh sendi dan tulangnya, Pak
selanjutnya beliau menyiapkan obat
dan aku pulang masih dengan sedikit isak, tengah malam, sakit yang tak akan kulupakan
tiga jam berlalu, aku bahkan tak berani menyentuh tanganku, takut sakit itu  kembali lagi
tidur masih seperti ayam, tak jelas.
esoknya kembali membaik
ajaib sekali obat dari Pak Mantri, sejak dulu, sejak aku belum lancar membaca huruf-huruf
terimakasih, Pak Mantri :D

~dalam sebulan bertambah 2 kali ‘koleksi’, semakin mengingatkan betapa tak mampunya diri..
ingat akhirat banyak-banyak, kita tak punya kekuatan  bahkan diujung jari sekalipun!
Ramadhan ke-12, 1435H