Jumat, 26 Desember 2008

Yang kusukuri dari sakit ini..

Yang kusukuri dari sakit ini

Lelaki itu, entahlah sepertinya sudah ditakdirkan menjadi tempat bersarang bagi bermacam penyakit. Renta, lapuk, kuyu... padahal usianya belum lagi genap empat puluh. Tapi satu yang saya lihat indah padanya: pancaran

kehidupan.

Lelaki ini, saya pikir, adakah yang bisa dinikmatinya dari hidup? Mungkin tak ada. Diabetes membuat ia harus mengonsumsi makanan-makanan berkadar gula rendah dan minum air putih. Sementara hipertensinya membuat ia tak boleh menyentuh makanan-makanan seperti daging, telur, bahkan konsumsi garam pun dibatasi. Padahal... apa nikmat makanan tanpa garam? Tak ada makanan lezat yang bisa ia nikmati, pun dengan minuman manis. Penyakit telah menceraikannya dari rasa yang menjadi simbol bagi nikmat yang Allah percikkan ke dunia.

Itu masih belum semua. Ia juga menderita lever. Ginjalnya pun tidak normal yang mengharuskannya cuci darah secara berkala. Matanya rabun, telinganya tak berfungsi dengan baik. Oya... ia juga pernah terkena stroke sehingga mengakibatkan sebagian tubuhnya lumpuh.

Sungguh, entahlah, apakah saya akan sanggup bertahan jika harus menanggung semua itu secara bersamaan. O, tidak... tentu tidak. Saya tidak akan mengambil pisau di meja itu lantas memotong urat nadi, atau mencampur segelas air dengan racun tikus atau obat serangga dan meminumnya agar dipercepat kematian itu tiba. Tak pula saya akan menggunakan ikat pinggang untuk menjerat leher. Seawam apa pun saya tentang takdir, saya tahu bahwa bunuh diri adalah sikap paling pengecut dari orang-orang yang pernah hidup.

Namun, meskipun saya bisa memastikan diri tak akan melakukan tindakan bodoh itu, namun saya tak yakin apakah saya akan terbebas dari kesibukan mengeluh.

Ya, benar. Mengeluh. Saya tidak akan mengatakan Tuhan tidak adil. Tentu adil. Keadilan dalam pandangan-Nya tentu berbeda dengan keadilan di mata seorang hamba. Dia selalu istimewa dalam membahasakan cinta. Ia juga begitu indah dalam menjelaskan keluasan makna adil. Tapi, sampai hari ini, saya masih belum bisa membaca -kendati saya yakin-- apa yang bisa disyukuri oleh lelaki dengan sejuta penyakit ini, sehingga saya bisa mengatakan bahwa ia menerima keadilan Allah.

Kenapa? Jika lelaki itu seorang bajingan, bandit kampung atau residivis, lantas menerima penyakit semacam itu, maka saya cukup bisa mengatakan, itu adalah balasan Allah untuk perbuatannya. Allah berkenan membalas amalannya di dunia selagi dia masih hidup. Harusnya dia beruntung sebab terhindar dari pelipatgandaan siksa di yaumil baats.

Tapi tidak dengan lelaki ini. Ia menderita cacat dan ketidaklengkapan jasmani semenjak lahir. Penyakitnya itu menyerang jauh semenjak dia baru mulai menapaki usia remaja di mana kedewasaan menjadi syarat dihitungnya amal atas diri seseorang.

Mungkin, dengan melihatnya, saya bisa bersyukur. Bukan bersyukur atas keadaannya, tetapi bersyukur atas keadaan saya. Melihat keadaannya, saya bisa melihat betapa keluangan begitu banyak berpihak pada saya. Betapa banyak keberuntungan dan nikmat yang ada pada saya namun saya tak melihatnya selama ini. O, tak usah semua, jika saja mata lelaki ini berfungsi normal seperti saya, mungkin ia bersyukur bisa menikmati keindahan yang terpampang di depannya. Lantas saya mensyukuri penglihatan saya. Jika telinganya berfungsi normal, ia bisa mendengar keindahan suara-suara sebagaimana saya. Maka saya mensyukuri pendengaran saya. Jika... jika....

Dia, kata saya, mungkinkah memang diciptakan Allah untuk menjadi pelajaran bagi yang sehat, lantas pada saatnya nanti ia akan menjadi pelajaran bagi yang hidup? Jika benar demikian, lantas apa yang bisa menjadi hak dari lelaki ini? Perlukah baginya bersyukur atas apa yang telah dikaruniakan Allah kepada-Nya?

Anehnya, di wajahnya saya melihat pancaran kehidupan yang membuat saya begitu silau. Saya selalu bertanya tentang rahasia dari binar hidup di wajahnya itu. Saya merasa ada lautan syukur yang begitu dalam di sana. Lautan itu menenggelamkan segala yang saya pikirkan. Karenanya, saya selalu kehilangan kata-kata untuk berkata begini dan begini di hadapannya.

-----

Lelaki ini, apa yang kurang padanya? Wajah tampan, kesehatan prima, harta bersisa, kedudukan berwibawa, istri yang sempurna.... Hampir tak ada yang bisa dicela darinya. Senyumnya ramah kepada semua mata. Ia berjalan dengan tegap namun tidak dengan gaya jumawa. Pakaiannya sahaja kendati semua orang tahu ia tak pernah papa.

Sungguh-sungguh, lelaki ini adalah gambaran kesempurnaan yang mungkin pernah Allah berikan kepada Yusuf a.s.

Kenapa saya berani menyebut denikian? Saya bukan hendak mengatakan ketampanan lelaki ini setara dengan Putranda Ya'qub a.s. itu. Saya hanya membuat tamsil bahwa lelaki ini adalah perpaduan dari keindahan, ketampanan, keimanan, keperkasaan, kekayaan, kesederhanaan, kerendahhatian... dan entah apa lagi.

Saya memandangnya dengan rasa iri. Bukan untuk saya... tapi untuk lelaki dengan sejuta penyakit yang kini tergolek di rumah sakit menjalani cuci darah secara berkala. Jika saja sedikit dari yang dimiliki lelaki sempurna ini dianugerahkan Allah kepadanya, maka alangkah saya bisa berkata, ada sedikit yang bisa disyukuri dari hidup yang diserahkan Tuhan pada umurnya.

-----

Benarkah tak ada yang disyukuri dari hidupnya itu? Entahlah, saya belum bisa menjawab. Hari ini, si lelaki sempurna tiba-tiba meninggal dunia. Cara meninggal yang cukup baik, saya rasa. Semua orang menangis, meratap-ratap atas kepergiannya. Akan banyak hal bisa dikenang dari lelaki sempurna itu. Gaya berjalannya, caranya menyapa, pandangannya yang lembut teduh, senyumnya yang hangat.... Ada begitu banyak jejak bisa dibaca setelah ia pergi kembali pada kekasihnya.

Tapi, bagaimana dengan lelaki pemilik sejuta penyakit ini? Siapa yang akan menangisinya jika ia mati nanti? Siapa akan mengenang senyumnya yang nyaris tak ada atau dikenal orang? Siapa akan mengingat gaya berjalannya sedang waktunya habis untuk bergolek di ranjang rumah sakit? Bahkan mungkin namanya tersesat dari ingatan orang-orang, tak terlacak. Nisannya akan menjadi tugu tak bernama, lantas pelan-pelan hilang dimakan usia.

Hari ini, saya melihat matahari di wajahnya. Wajahnya berpijar-pijar hingga hampir saya habis ditelan pendarnya. Paras itu cerah, senyuman penuh syukur dan keikhlasan, begitu yang saya tangkap kendati sampai hari ini saya belum juga bisa menemukan apa yang sekiranya bisa ia syukuri sehingga cukup pantas senyum itu terpahat di wajahnya.

Yang saya syukuri dari sakit ini,katanya pelan, adalah bahwa Allah mengakrabkan saya dengan kematian sekaligus memberi waktu begitu panjang untuk mempersiapkan diri menyambutnya.

Saya mengernyit oleh bisikannya. Inikah rahasia dari senyum matahari yang ada di wajahnya? Astaghfirullah... betapa bodohnya saya. Sungguh, betapa saya tak mengerti selama ini tentang rahasia syukurnya. Betapa iri saya. Bukan saja iri pada kecakapannya bersyukur, tapi juga iri betapa ia selalu diingatkan pada kematian oleh berbagai penyakit yang ia derita. Sementara sakit bagi saya adalah keluhan... keluhan... keluhan.....

Sakti Wibowo (sakti@syaamil.co.id)

-----------------

(sumber : eramuslim.com )

Tidak Aku Duga Darinya

Seorang guru di salah satu negara Islam, putranya jatuh dari atap rumahnya. Oleh karenanya, putranya itu langsung meninggal dunia ... Inilah takdir Allah.

Bapak guru ini tidak menanggung beban kesedihan darinya. Akan tetapi dia khawatir terhadap istrinya ketika mengetahui kematian anaknya.

Lalu istrinya tahu. Apa yang dilakukan? Apakah dia menampar pipinya atau merobek sakunya? Apakah dia jatuh pingsan karena tidak kuat menahan beban berat?

Kita lihat ....

Ya, dia berucap lirih ... kalimat-kalimat...

dengarkanlah dengan baik.

Dia berkata,"Alhamdulillah, apapun yang terjadi. Ya Rabbi, Engkau memberiku empat orang anak, lalu Engkau mengambil satu. Ya Allah berikanlah kepadaku ganti yang lebih baik daripadanya untuk agama dan duniaku."

Subhanallah, benarkah dia mengucapkan itu, sementara ini adalah zaman modern. Iman dan kesabaran apa yang mendorong sang ibu mengucapkan kata-kata itu? Ya ... benar-benar kalimat iman yang mencengangkan suaminya.

Inilah komentar sang suami tentang istrinya, "Saya tercengang. Dengan iman yang kuat, dia menerima musibah pada saat terjadinya dengan tenang dan berharap pahala dari-Nya."

....Ibu ini tidak berputus asa dari rahmat Allah Ta'ala....

Dia bersyukur kepada-Nya atas nikmat anaknya yang berjumlah empat, di mana salah seorang dari mereka diambil oleh Allah.
Dengan hati yang murni dia memohon agar Allah menggantinya dengan yang lebih baik daripadanya.

Lebih baik bagi agama dan dunianya.

Ukhti yang mulia, itu adalah buah, buah bersemayamnya iman di dalam hatinya. Yang diterjemahkan oleh pikiran dan diungkapkan oleh lisan.
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sabar di saat musibah dan kesulitan. Sebuah titik tolak, darinya ibu ini menghadapi kehidupan.

Kehidupan dengan kebahagiaan dan kesulitannya. Dengan izin Allah Taala, saya akan menjadikan hari-hari mendatang sebagai tolak ukur kadar syukur dan sabarku kepada Allah yang Maha Esa lagi Maha Pemberi.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (terdapat dalam hadits shahih Al-jamius Shaghir, juz 4, no.3875) yang artinya:

Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin, semua perkaranya baik dan itu hanya untuk orang mukmin. Jika dia memperoleh nikmat dia bersyukur, maka hal itu baik untuknya, dan jika tertimpa musibah dia sabar, maka hal itu baik baginya.”

· Dalam hidup ini terkadang kita berbahagia, saat Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan nikmat-nikmat-Nya yang besar, maka kita harus bersyukur kepada-Nya.

· Dalam hidup ini terkadang Allah Subhanahu wa Ta’ala menguji kita dengan musibah, antara lain dengan kehilangan orang yang kita cintai seperti ibu, ayah, anak atau istri. Maka kita harus tetap bisa mengendalikan diri saat musibah terjadi dan memohon kepada Allah agar memberi ganti yang lebih baik.

Sumber: Khoirunnisaa il’aalamiina- muwaaqifa nisaaiyyati masyriqotin

Rabu, 24 Desember 2008

Tim Nasional Indonesia gagal ikut final

Suaraa.. dengarkanlah aku.. Apa kabarnya pujaan hatiku.. Aku di sini menunggunya, masih berharap di dalam hatinya.. (Hijau Daun) Ga tau lagi kenapa, lagu itu cukup menarik perhatianku.. Disini aku masih sendiri, merenungi hari-hari sepi.. Bila esok hari datang lagi, kucoba tuk hadapi semua ini meski tanpamuu.. ooh.. 
Ahh… Bingung ne mau nulis apa! Udah lah.. Ngomongin sepak bola aja yaa? Tim Nasional Indonesia yang gagal menuju final AFF Suzuki Cup 2008.

Kandas sudah harapan Indonesia untuk melaju ke final AFF Suzuki Cup 2008 usai dikalahkan Thailand 1-2 dalam leg-2 Semi final di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Sabtu (20/12). Ini merupakan kekalahan kedua bagi Indonesia dari Thailand dalam system home and away. Thailand sendiri memastikan diri tampil final setelah unggul agregat 3-1 atas Indonesia 

Tampil dengan pola dan komposisi pemain yang berbeda dari sebelumnya, Indonesia sebenarnya mampu unggul lebih dulu pada menit ke-10 babak pertama melalui Nova Arianto. Kecolongan lewat gol cepat Nova tersebut, membuat Thailand langsung memborbardir serangan ke gawang Indonesia. Tim Indonesia yang kali ini menggunakan tiga stopper dalam formasi 3-5-2, harus jatuh bangun mempertahankan gawangnya dari serangan bertubi-tubi dari pemain Thailand. 

Penampilan gemilang Markus Harison turut pula membantu Indonesia dalam mempertahankan keunggulan hingga usai babak pertama. 

Di babak kedua, Indonesia tetap belum bisa keluar dari tekanan pemain Thailand. Praktis, tim asuhan pelatih Benny Dolo ini hanya mampu bermain bertahan. Sebaliknya dengan Thailand yang mulai melancarkan berbagai macam variasi serangan kewat umpan – umpan silang maupun tendangan jarak jauh. 

Setidaknya dua tendangan bebas dihadiahkan wasit kepada Thailand akibat pelanggaran yang dilakukan pemain Indonesia beberapa meter dari kotak penalti. Beruntung tak satu pun yang berbuah gol. 

Sebenarnya, di tengah tekanan yang datang bertubi – tubi, Indonesia masih sesekali melakukan serangan sporadis. Budi Sudarsono yang menerima umpan dari Mushafry berhasil mendekati gawang Thailand. Namun karena terlalu lama menahan bola, usahanya tidak terlalu mengancam gawang Thailand. 

Tak lama berselang, giliran tuan rumah yang mengancam gawang Indonesia. Pada menit ke-66, Teeratep Winothai yang mendapat umpan jauh berhasil melancarkan tendangan keras di dalam kotak penalti Indonesia. Namun kali ini Markus dengan cekatan menepis tendangan Teeratep. 

Namun, gol Thailand memang tinggal menunggu waktu saja. Pada menit ke-71, Teeratep Winothai akhirnya berhasil memperdaya keperkasaan Markus Harison setelah menerima umpan tarik dari Teerasil Dangda. Skor pun berubah menjadi 1-1. rubah menjadi 1-1. 

Hasil imbang tidak membuat pemain Thailand berhenti melakukan serangan. berawal dari kemelut di depan gawang Indonesia, pemain Thailand, Ronnachai Rangsiwo berhasil menambah skor bagi timnya di menit ke-88. Skor berubah menjadi 2-1 untuk keunggulan Thailand. 

Ketinggalan 1-2, Indonesia berupaya tampil menyerang. Perubahan taktik pun dilakukan oleh Benny Dolo. Ia memasukkan Irsyad Aras dan Arif Suyono sekaligus. Pola permainan berubah menjadi 5-4-1. Irsyad Aras ditempatkan di gelandang kiri, sementara Arif di gelandang kanan. Mereka diharapkan mampu melayani Bambang Pamungkas lewat umpan – umpan dari sayap. Namun, taktik ini tidak bisa berjalan sempurna karena pemain Thailand masih unggul dalam penguasaan bola. Hingga akhir pertandingan skor tetap tidak berubah, 2-1 untuk Thailand. 



Skuad Indonesia : 
Penjaga Gawang : Markus Harison 
Belakang : Nova Arianto, M Roby, Charis Yulianto (c)
Tengah : Ismed Sofyan, Syamsul Chaerudin (Irsyad Aras), Ponaryo Astaman, Firman Utina, Isnan Ali 
Depan : Budi Sudarsono (Bambang Pamungkas), Mushafry (Arif Suyono)

Tapi tetep salut deh buat timnas Indonesia,,paling ga bias sedikit mengimbangi.. Yah, masih jauh lah.. Tapi kan kita juga peserta baru, wajar aja kalo belum menang. Oh ya! Salut buat Markus Horison yang keren abiss njaga gawangnya.. Tetep berusaha walaupun sempat cidera. Chayoo Indonesiaku!!

Sumber: pssi-football.com


"The Heart Of Jenin", Bocah Palestina Itu Selamatkan Lima Nyawa Anak-Anak Israel

Film "The Heart of Jenin" dibuat oleh dua orang sutradara Marcus Vetter dan Lior Geller, ke dalam bentuk film dokumenter dan pertama kalinya diputar untuk umum di pusat kebudayaan Jerman-Prancis di Ramallah pada tanggal 27 Maret lalu.
"The Heart of Jenin" adalah kisah nyata tentang seorang bocah Palestina bernama Ahmad al-Khatib yang ditembak hingga tewas oleh pasukan Israel di Jenin, Tepi Barat pada 2 November 2005. Pasukan Israel menembak Ahmad, karena mengira pistol yang dibawa Ahmad adalah pistol sungguhan, padahal itu cuma pistol mainan.
Menurut film dokumenter tersebut, seorang tentara Israel memerintahkan untuk "menembak apa saja yang bergerak" saat insiden penembakan Ahmad terjadi. Ahmad yang saat itu berusia 12 tahun, sempat dibawa ke rumah sakit Haifa sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Sang ayah, Ismael al-Khatib kemudian memutuskan untuk mendonasikan organ-organ tubuh puteranya untuk rumah sakit Haifa.
"Jika saya tidak bisa menolong anak saya untuk pulih, mungkin saya bisa menolong anak-anak lain, " kata ayah Ahmad saat menyumbangkan organ-organ tubuh anaknya.
Dan ternyata, organ-organ tubuh Ahmad itu memang menyelamatkan nyawa orang lain, yaitu nyawa lima anak-anak Israel. Padahal, Ahmad merenggang nyawa akibat peluru tentara Zionis Israel.
"The Heart of Jenin" merekam perjalanan ayah Ahmad, Ismael ke Israel untuk bertemu dengan anak-anak Israel yang menerima donasi organ tubuh anak lelakinya. Ginjal Ahmad diberikan pada seorang anak perempuan Yahudi di Yerusalem dan seorang anak lelaki suku Badui di kawasan Gurun Negev. Jantung Ahmad diberika sebuah keluarga Druze di utara Israel dan dua penerima donasi organ tubuh Ahmad, menolak di ikutsertakan dalam film tersebut.
Pendonasian organ tubuh itu dilakukan setelah mendapat persetujuan dari ayah dan ibu Ahmad, para politisi dan para ulama. Dalam film dokumenter tersebut, ditampilkan seorang Mufti di Jenin yang memberikan persetujuan atas donasi organ tubuh Ahmad, dengan dukungan dari komandan Brigade Martir al-Aqsa, faksi pejuang di Palestina.
"Kami tidak punya masalah dengan orang-orang Yahudi. Tidak ada masalah sepanjang hal ini bisa menyelamatkan nyawa orang lain, " kata Zakaria Zubeidi, komandan Brigade Martir al-Aqsa.
Tapi dalam film itu, ayah dari anak perempuan Yahudi yang menerima donor organ tubuh Ahmad, mengatakan bahwa ia tidak mau bertemu dengan keluarga donor dan lebih senang jika yang menjadi donor adalah orang Yahudi juga. Menurutnya, orang-orang Arab cuma ingin membunuh orang-orang Israel. Tindakan yang sama sekali tidak menunjukkan rasa terima kasih pada ayah Ahmad yang telah mendonasikan organ tubuh anak lelakinya untuk menyelamatkan anak perempuan keluarga Yahudi itu.
Setelah pemutaran "The Heart of Jenin" di Ramallah, sutradara Marcus Vetter yang berkebangsaan Jerman mengatakan bahwa film itu dilarang diikutsertakan dalam festival film di Tel Aviv, dengan alasan teknis. "Beberapa orang mengatakan film ini bias, karena menceritakan tentang kematian seorang anak kecil dan fokusnya masalah pos-pos pemeriksaan, hukuman kolektif serta penghancuran yang dilakukan Israel di kamp pengungsi di Jenin, " kata Vetter.
Di sisi lain, bioskop-bioskop di Palestina juga menolak memutar film ini. Direktur pusat kebudayaan Jerman-Prancis, Farid Maajari mengatakan, alasan penolakan karena salah seorang sutradaranya Lior Geller adalah orang Israel.
Sementara itu, ayah Ahmad, Ismael al-Khatib kini bekerja sebagai pengelola sekolah musik untuk anak-anak di Jenin. "Tanpa perdamaian, hanya pembunuhan yang tetap terjadi. Anak-anak dari Palestina dan Israel dan semua anak di dunia, akan mati, " tukas Khatib. (ln/al-arby)

Sumber: eramuslim.com



Letter to a Muslim Student

Sayyed Hassan Al Banna 

[Hassan al Banna was born in 1906 in Egypt into a family of scholars. In 1928, he formed Ikhwan al Muslimeen (the Muslim Brotherhood organization). This movement for the revival of Islam soon spread across Egypt and the region. In December 1948, the Muslim Brotherhood organization was suppressed and thousands of its members arrested. Hassan al Banna was spared arrest only to be assassinated in February 1949. 

Letter to a Muslim Student is the English translation of a letter that Hassan al Banna wrote to one of his students that was studying in the West. The sincere advice contained in this letter is drawn from the perennial values and ethos of Islam. It reminds the addressee and indeed all Muslims that the first and foremost goal in a Muslims life is to please God and live in accordance to His sacred law. Also, it brings home that studying ought not to be an end in itself or for seeking material gain. A Muslim ought to excel in his or her study in order to work for Islam and benefit humanity.]
 
My brother in Islam (who may Allah guard and protect). I praise Allah for there is no god but Him. May the peace and blessings of Allah be upon Muhammad, who was sent as a mercy to all of humanity, upon his family, companions and on all those who hold fast to the Shariah until the Day of Judgement. 
May the peace and blessings of Allah be upon you when you travel with a proper intention and a noble purpose, and when you return with a sound endeavor and to a dedicated cause. 
May the peace and blessings of Allah be upon you as you serve Islam with the finest fruits of science and the best of knowledge. 
Dearest brother, you will be amongst people you have not known before and characters you are not accustomed to. In you they will see the example of a Muslim. So make sure they see in you the best example and the finest image, in order for them to understand that the word 'Muslim' embodies virtue and nobility. 

With you is a precious trust, that is your righteous wife, appreciate this. Towards her be a trustworthy companion. Provide her with comfort and happiness. Share with her felicity, without being careless in acquiring your rights and negligent in performing your duties. 

Read these few words that are borne out of my love and sincerity for you, as an elder brother expressing for his brother and sister the best wishes and the happiest life. 

1. O my brother, excel in your observance of Allah (swt) in all your dealings. Understand that He (swt) keeps watch over you, sees you and encompasses all that is of concern to you - wherever you are. He knows the treachery of your eyes and all that your heart conceals. Strive not to let Allah (swt) see you, except that He is pleased with you. 

Do not be unmindful in your observance of the One (glorified and exalted is He), otherwise Satan will infiltrate you and you will be overcome by the whispers of your whims and desires. Believe, my dearest brother, that whenever a heart is conscious of Allah's observance, it will never be approached by Satan. However, once it departs from Allah's awareness, evil will be attracted to it and it will be inhabited by whims and desires. So, consolidate your heart with the observance of Allah and in vigil seek refuge from your surroundings and do not be among the unmindful. 

2. Perform the obligatory duties which Allah has enjoined upon you, at their appointed times. Do not neglect them by relying on performing them at a later time, because you are busy with work or resorting to other excuses for justification. This is a deception of your own self and of your own whims: And follow not desire that it beguile you from the way of Allah (Sad 38: 26). 

Understand also my dearest brother that no one draws nearer to Allah with anything more beloved to Him than performing the obligatory duties as stated in the hadith of al-Bukhari. So be aware not to neglect your obligatory duties or feel lazy in performing them; they are Allah's right over you. Be steadfast in prayer and perfect your fast. 

If you are in a state of complete inability to fast, then according to the saying of Allah (swt) you have a remission: ... For those who are capable of fasting (but still do not fast) there is a redemption: feeding a needy man for each day missed. Whoever, voluntarily, does more good than is required, will find it is better for him; and that you should fast is better for you, if you only know (al-Baqara 2: 184). But be aware not to take this verse as an excuse for falling short. 

Fasting with hardship in the homeland of the West will earn you a valuable reward and be an asset to your account; it is pleasing to your Lord and righteous to yourself. So do not attempt to break the fast, unless you are unable to complete it. I need not advise you, any further, towards your obligatory duties, after all they are your capital. Can you imagine one who has wasted his capital, what will his state be amongst tomorrow's profit makers? 

3. Spend whatever time you can in performing supererogatory works as duties of obedience. Perform the sunna prayers. Increase your appeal for forgiveness and the praising of your Glorified Lord. Remember, that ones supplication, during travel or in expatriation, will be answered; hence, increase your supplication in secret and in humility. Continue your remembrance of Allah (swt). 

The Prophet (saw) advised Ali (ra) to continuously dampen his tongue in the remembrance of Allah. Do not abandon that path which leads you to nothing but duties and obedience, they are like an investment that multiply rewards. The remembrance of Allah amongst the unmindful nations is like a shining light. So make use of this time, for it is a season to harvest the rewards of the Hereafter, only for those who wish to seize the opportunities and benefit from such seasons. 

4. Increase your recitation of the Glorious Quran with understanding and deliberation. It is a healing for the soul and a comfort to the heart. Designate from it a portion to read at the beginning of the day and a portion to read at the end of it, hence the best beginning and the best end. 

5. In the delights of life and pleasures of the world, you will see that which inclines the heart, impresses the mind, attracts the eye and bewilders those whose spirits are weak. Do not let these seduce you away from virtue and cause you to forget the Hereafter: Do not turn your eyes covetously towards the embellishments of worldly life that We have bestowed upon various kinds of people to test them. But the clean provision bestowed upon you by your Lord is better and more enduring. Enjoin Prayer on your household, and do keep observing it. We do not ask you for any worldly provision; rather, it is We Who provide you. The ultimate end is for piety (Ta Ha 20: 131-2). 
Be aware my dearest brother that in the sight of Allah (swt) all these pleasures weigh not even the wing of a gnat and lead neither to honor nor virtue. They are nothing but the manifestations of whims and pitfalls of seduction. So be careful not to let Satan deceive you, otherwise you will plunge into the abyss of sin and corruption. 
Always remember the words of Allah (swt): Men are naturally tempted by the lure of women, children, treasures of gold and silver, horses of mark, cattle and plantations. These are the enjoyments in the life of this world; but with Allah lies a goodly abode to return to (Al Imran 3:14). The Book of Allah recites these facts day and night. So do not be amongst those who favor the worldly life over the Hereafter, or amongst those deceived by the outward appearance of things without considering their essence. 

All pleasures brought by contemporary civilization will result in nothing other than pain. A pain that will overwhelm their enticement and remove their sweetness. So avoid the worldly aspects of these people; do not let it take over your command and deceive you, if you are to be among the successors. 

6. Dearest brother, what Allah has made Haram (unlawful) for us, those people consider it as Halal (lawful) for them. Hence, when they commit a Haram (unlawful) act, they will neither feel ashamed nor will they refrain from perpetrating it. You should neither agree with their whims nor mix with them in their sins. Otherwise, you will not be relieved from having to answer before Allah (swt) and it will not hold as an excuse on the Day of Judgment. 

7. Do not take their girls for company, and do not let there develop between you and them, any special friendship or any emotional relationship. If this kind of socializing is a sin for those other than you, then it is a sin twice as great for you and you know well the meaning of this. Although you are known to us to be one that is trustworthy and decent, I have mentioned this to you, to caution you against the downfalls of sins so that your feet may never slip. And in your chastity let there be content and in your dignity let there be adequacy. 

8. As for alcohol, do not approach it and do not use the climate as an excuse, because when Allah made it Haram (unlawful), He had full knowledge about all types of climate but did not exclude one country from another or one nation from another from this prohibition. Allah (swt) made it forbidden with neither doubt nor exception. So be aware not to let it occupy a part of your abdomen, otherwise it will remain as a black spot on its pure skin. 

Be determined as much as possible before the first drink. Because once your mind is concealed by it, you will follow it by the second and third drink, whereby you will have fallen into a pit, difficult to escape from and will have incriminated yourself and others. then, even if you expiated this sin with repentance, you would still not match your original purity and superb credibility. 

9. Do not taste anything in those restaurants which serve Haram (unlawful) food, like pork and dead meat. In that which is Halal (lawful) you have a substitute and enough for contentment. So do not taste the Haram (unlawful) and do not let your flesh grow on it, otherwise fire is what it deserves. Allah (swt) has prohibited that which is impure: . . . He enjoins upon them what is good and forbids them what is evil... (al-Araf 7: 157). So leave that which is bad for that which is good. 

10. As for casinos, night-clubs, and other such places of vanity, your time is far too precious to be wasted in them. I have looked into the saying, time is made of gold, and I do not approve of it. Time is far more precious than gold, for time is life. Is it not true that your life is nothing but a few hours and you never know when they will end? Dearest brother, be stringent with your time and do not spend it except in that which is significant, and acquire pleasure in that which is lawful. 

In the heavens there is calmness and on the earth there is beauty. In the gardens there is freshness and in you there is a sign. In the sea there is might and in the air there is nourishment. Take from all this comfort for your soul and recovery for your mind. And do not waste your time by being unmindful, this will shield you from good and lead you to evil. 

11. Be critical, with insight, and be just and well acquainted with people. Do not let your goodness draw you to forget their bad, and their bad hurt you to forget their goodness. Rather study them as would a researcher and an examiner. Encompass with knowledge all of their affairs, and then with an eye of insight, scrutinize it all. Present back the good that you find to your people and nation, and return with it victorious and supported. Other than that, throw it back on them and do not come back until you have dusted off your hands and emptied your mind of it all. 
You will find there a group of people dishonoring your Prophet (saw), faulting your Quran and disgracing your people. Do not sit with such people, until they turn to a different theme, even if it is necessary for you to enter into a dialogue with them. Argue with them in the best manner. Explain to them the good that you know and avoid controversies that lead to hatred and sedition (fitnah). 

Lo! You (O Mohammed) guide not whom you love, but Allah guides whom he will. And He is best aware of those who walk aright (al-Qasas 28: 56). 

Dearest brother, be aware that calling the people through practical example is far better than calling them through speech. It is far more fruitful and beneficial to use your commendable character, the perfection of yourself and your straight manner to defend and call them to your religion and nation. Whenever an opportunity arises for you to deliver a speech or a lecture at one of their meeting places or societies, prepare yourself for it. Choose that which will not stir disorder and that which will not offend integrity. Do not be apprehended by their stance, because Allah's aid is with those who are sincere. Be positive and do not insult other people's beliefs instead, elucidate to them their innate goodness and reveal to them our beliefs. By doing so, you will have adequately promoted awareness and incentive. 

Finally, and there is still so much for me to say and I would have loved to continue this advice with you, yet my concern is that if I prolong this discourse any more, you may forget most of what I have said; for over speaking does distract one from what is being said. For both of you then, may Allah raise you to be the best of the successors and may His safety accompany you. 

May He protect both of you and return you in goodness, as is wishes by those who are sincere. I entrust to Allah your religion, your obligations and the outcome of your actions. May the peace and blessings of Allah be upon you. Ameen 
 

Teruntuk para aktivis dakwah..

Teruntuk para aktivis dakwah,

Dakwah berdiri di atas aqidah yang kokoh, ibadah dan ilmu yang shohih, niat yang lurus, dan iltizam yang kuat
Dakwah adalah proyek besar membangun peradaban umat
Dakwah adalah jalan yang sukar dan terjal
Dakwah adalah jalan yang sangat panjang 
Dakwah penuh dengan gangguan, cobaan, dan ujian
Dakwah bukan jalan yang ditaburi bunga dan wewangi kesturi
Dakwah butuh komitmen yang kuat dari pengembannya
Dakwah memerlukan kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil, tanpa putus asa, dan putus harapan
Dakwah butuh pengorbanan dan kesungguhan
Dakwah butuh kesabaran dan keistiqomahan


Teruntuk para pejuang,

Sudah teguhkah azzam yang kau pancang?
Benarkah perjuanganmu karena ALLAH?
Mundurlah, dan luruskan kembali niatmu, jika:
Nafsu masih merajaimu
Kilauan permata masih menyilaukanmu
Kesenangan dunia masih melenakanmu
Syaithan masih bersarang di dadamu dan menjadi teman setiamu
Kenikmatan semu masih membuaimu dan menutup mata batinmu
Percayalah, semua itu adalah keindahan sesaat yang akan menggoyahkan tekadmu. Allah Azza Wa Jalla sengaja ciptakan itu sebagai ujian bagimu!
Berbahagialah jika kau menjadikan Allah Azza wa Jalla sebagai tujuan akhirmu, puncak kerinduanmu. Dan jadilah antum sebagai orang-orang yang beruntung!


Untuk jiwa-jiwa yang merindukan kemenangan
Untuk setiap diri yang mengaku sholih
Untuk mereka yang mengajak kepada jalan yang lurus
Untuk mereka yang saling menasehati dalam kebenaran dan kebaikan
Ketika jalan yang kalian tempuh begitu sukar, ketika amanah yang kalian emban begitu berat, ketika tanggung jawab yang kalian pikul begitu banyak, terkadang kalian lupa dengan azzam yang kalian tanam sebelumnya, kalian lalai dan terlena. Kalian lupa membersihkannya, membidiknya, mengontrolnya, memuhasabahinya, dan lupa untuk meluruskannya kembali. Apakah dunia yang fana lebih kau cintai daripada kampung akhirat yang kekal abadi?


Duhai para pecinta ALLAH
Duhai yang meneladani Muhammad Rasulullah
Duhai yang menjadikann Al-Quran sebagai pedomannya
Duhai yang berjihad di jalanNya dengan sebenar-benarnya jihad
Duhai yang memburu syahid sebagai cita-cita tertingginya


Dakwah telah memanggilmu!
Umat menunggu pencerahan darimu!
Letih sudah mata ini menyaksikan kemaksiatan merajalela.
Lelah sudah kaki melangkah, karena setiap jengkal yang dipijak, bumi merasa terdzolimi oleh manusia-manusia tak beradab.
Lunglai tubuh ini ketika mendapati hukum-hukum Allah diganti dengan hokum-hukum makhluk yang hanya menebar kerusakan.
Perih hati ini ketika menemukan thoghut-thoghut bersarang di dalamnya.
Menangis batin ini menyaksikan saudara-saudara seiman, seislam, dan seaqidah saling caci, saling menyalahkan, saling bermusuhan. Lalu ke mana perginya ukhuwah? Apakah ukhuwah hanya berlaku pada segolongan atau sekelompok umat yang bernaung dalam satu jamaa'ah?


Wahai yang mengaku diri aktivis haroki,

Sudah benarkah aktivitas yang antum jalani dalam menyeru manusia ke jalan ALLAH?
Serulah dirimu sebelum kau menyeru orang lain.
Sudahkah ghiroh yang kau miliki kau poles dengan ilmu yang shohih? Karena semangat saja belum cukup! Teruslah tholabul'ilm..
Sudah efektifkah syuro-syuro antum? Apa yang ada dalam syuro hanya obrolan sia-sia yang mengundang tawa? Senda gurau tak bermakna? Tak ada lagi kesungguhan dan fokus menyelesaikan masalah? Terlalu banyak basa-basi dan kata-kata tak berarti?
Bagaimana cara antum merumuskan, mengatur strategi jitu, menyusun konsep, menetapkan target, men-SWOT, dan lain sebagainya, sudah syar'ikah? Sudahkah antum pantau terus niatmu agar tetap lurus di awal, di tengah, sampai ke penghujungnya? Di sini niat dan tujuan harus selalu di luruskan. Bukan demi keegoisan masing-masing individu atau jama'ah, tapi demi tegaknya Dienullah.
Lalu, bagaimana kenyataannya di lapangan? Teknis yang telah antum usahakan bersama? Apakah ada titik-titik noda di dalamnya?
Hijab yang semakin longgar, virus merah jambu yang semakin menyebar, ukhuwah yang kian memudar, barisan yang terpencar. Atau mungkin sms-sms taujih yang menyebar di kalangan ikhwan dan akhwat yang kemudian mengotori hati-hati mereka, menodai niat tulus mereka. Dari kata-katanya, ada rasa kagum pada ghirohnya, salut pada keteguhannya, simpatik pada ke-haroki-annya, dan tersanjung pada perhatiannya. Benih-benih inilah yang akan tumbuh bersemi di hati dan mengefek pada amal sehari-hari.
Mungkin saja fenomena-fenomena itu yang mengurangi keberkahan dakwah sehingga ALLAH 'Azza wa Jalla belum mau menghadiahkan kemenangan itu pada kita! Karena di samping menyeru kepada kebenaran, tentara-tentara Allah itu juga menggandeng kemaksiatan, apapun bentuknya! 


Akhi wa Ukhti...

Di mana antum berada saat saudara-saudara antum di belahan bumi yang lain sedang megangkat senjata, menghadang tank-tank zionis, melempar bom dan batu kerikil di medan intifadha? Di mana antum saat mereka berburu syahid? Yang mereka pertaruhkan adalah nyawa, akhi! Nyawa, ukhti! NYAWA!
Jika darah tak mampu antum alirkan, maka di mana saat saudara-saudara antum sedang bermandi peluh menyiapkan kegiatan-kegiatan dakwah, acara-acara syiar Islam, daurah, bakti sosial, dan seabrek agenda-agenda dakwah yang lain.
Di mana antum saat yang lain sedang membuat publikasi, mendesain dekorasi, menyediakan konsumsi, atau menyebar proposal, mencari dana ke sana ke mari? Semua demi kelancaran acara. Demi syiar Islam! Agar dakwah terus menggaung di berbagai penjuru. Agar Islam tetap berdetak di jantung masyarakat. Masyarakat yang kini telah hilang jati dirinya sebagai hamba ALLAH. Masyarakat yang kini malu mengaku sebagai Muslim. Masyarakat yang kini phobi dengan syari'at Islam. Ya, masyarakat itu kini ada di sekeliling kita. Mereka hadir di tengah-tengah kita. Mereka adalah objek dakwah kita!


Wahai yang masih memiliki hati tempat bersemayamnya iman, apakah ia tidak lagi bergetar kala ayat-ayatNya diperdengarkan? Apakah ia tak lagi geram ketika melihat kemungkaran terjadi di hadapannya?
Wahai yang memiliki mata yang dengannya antum bias melihat indah dunia, apakah ia tak lagi menangis saat dikabarkan tentang azab, ancaman, dan siksaan? Apakah ia tak lagi meneteskan cairan hangatnya ketika bangun di tengah malam dalam sujud-sujud panjang? Apakah ia tak lagi mengalirkan butiran-butiran beningnya ketika melihat saudaranya yang seaqidah didzolimi, dirampas hak-haknya, dilecehkan dan di aniaya, bahkan dibunuh karena mempertahankan diennya?


Ke mana kalian wahai aktivis dakwah?
Di mana kini antum berada?
Sedang bersantai ria di kamar sambil mendengar nasyid kesukaan?
Terbuai di atas kasur dengan bantal empuk dan selimut tebal?
Bersenda gurau bersama kawan-kawan?
Membaca novel-novel picisan?
Atau sedang melamun memikirkan sang pujaan?


Kepada kalian yang sedang menanti hadirnya belahan jiwa
Masih perlukah romantisme di saat nasib umat sedang berada di ujung tombak?
Masih perlukah gejolak asmara tumbuh dan bersemi di jiwa? Membuat otak sibuk memikirkannya, membuat setiap lisan tak henti menyebut namanya, membuat setiap hati tak tenang, resah, dan gelisah menunggu hadirnya.
Masih perlukah virus merah jambu menjangkiti rongga-rongga hatimu? Melemahkan sendi-sendimu, menggoyahkan benteng pertahananmu, merapuhkan tekadmu, menenggelamkanmu dalam samudera cinta mengharu biru.
Masih perlukah semua perasaan itu kau pelihara, kau tanam, kau pupuk, kau siram, dan kau biarkan tumbuh subur dalam hatimu?

Wahai aktivis dakwah, sungguh perasaan itu fitrah! Kau pun sering berdalih bahwa itu adalah anugerah. Sesuatu yang tak bisa dinafikan keberadaanya, tak bisa dielakkan kehadirannya. Cinta memang datang tanpa diundang. Cinta memang tak mampu untuk memilih, kepada siapa dia ingin hinggap dan bersemi. Dia bisa menghuni hati siapaun juga, tak terkecuali aktivis dakwah! Sekali lagi, cinta itu fitrah!
Namun wahai ikhwah yang mewarisi tongkat estafeta dakwah, bisa jadi perasaanmu itu menghalangimu untuk mengoptimalkan kerja dakwahmu.
Bisa jadi perasaanmu itu mengganggu aktivitas muliamu.
Bias jadi perasaanmu itu mengusik hatimu untuk mundur dari jalan dakwah yang kau tempuh.
Bisa jadi perasaanmu itu membelenggumu dalam cinta semu.
Dan yang terparah, bisa jadi perasaanmu itu menggeser posisi Rabbmu dalam tangga cintamu.
Tanpa kau sadari!
Yang kau ingat hanya dia! yang terbayang adalah wajahnya. Yang kau pikirkan kala dia menjadi partner dakwahmu seumur hidup, membangun pernikahan haroki, menemanimu membina keluarga dakwah dan menjadikannya abi/ummi dari jundi-jundi rabbaniah indahnya! Yang ada di sholatmu, dia. Yang ada di tilawahmu, dia. Yang ada di bacaan ma’tsuratmu, dia. Yang ada di benakmu, dia. Yang ada di aktivitasmu, dia. Hanya ada dia, dia, dia, dan dia!


Benarkah itu wahai saudaraku?
Mari kita jawab dengan serentak....na'udzubillahi min dzaalik!
Ke mana cinta ALLAH dan RasulNya kau tempatkan?
Di mana dakwah dan jihad kau posisikan?
Astaghfirullahal 'adziim...
Dakwah hanya dimenangkan oleh jiwa-jiwa bermental baja, bertekad besi, berhati ikhlas. Orang-orang beriman yang mengatasi persoalan dengan ilmu yang shohih dan memberi teladan dengan amal.
Perjalanan panjang ini membutuhkan mujahid/ah perkasa yang mampu melihat rintangan sebagai tantangan, yang melihat harapan di balik ujian, dan menemukan peluang di sekeliling jebakan.
Ke mana militansi yang antum miliki?
Ke mana ghiroh membara yang antum punya?
Pejuang sejati adalah mereka yang membelanjakan hartanya di jalan dakwah, menjual dunianya untuk akhiratnya, menorbankan nyawanya demi jihad fisabilillah, menggunakan seluruh waktu dan sisa umurnya untuk memeperjuangkan dan mengamalkan Islam.
Dakwah TIDAK BUTUH aktivis-aktivis MANJA!
Dakwah TIDAK BISA DIPIKUL oleh orang-orang CENGENG, MENTAL-MENTAL CIUT, NYALI YANG SETENGAH-SETENGAH, dan GERAK YANG LAMBAN!
Barisan dakwah harus disterilkan dari prajurit-prajurit yang memiliki sifat-sifat seperti di atas (manja, cengeng, mental ciut, nyali setengah-setengah, ragr-ragu, dan lamban bergerak). Karena, keberadaan mereka hanya akan menularkan dan menyebarkan aroma kelemahan, kerapuhan, kepasrahan, dan kekalahan di tengah-tengah barisan.
Dakwah butuh pejuang-pejuang tangguh untuk mengusungnya.
Dakwah butuh orang-orang cerdas untuk memulainya, orang-orang ikhlas untuk memperjaungkannya, orang-orang pemberani untuk memenangkannya!
Antumlah orang-orang terpilih yang mengukir sejarah itu!


So...
Aktivis melankolis, perlukah???

Selasa, 23 Desember 2008

Masa Kecil Yang Indah

Mengingat masa kecil sepertimengingat surga kecil yang pernah kutemui.. hidup di desa yang bayak sawah, pekarangan, jalan kecil tak beraspal.. Semuanya, jadi kenangan yang membuat aku bersyukur, telah diciptakan Allah sebagai manusia. Waktu aku TK, tiap kali pulang sekolah harus kejar-kejaran sama ayam kalkun, bukan aku yang ngejar ayamnya, tapi ayamnya yang ngejar aku.. Hahaha.. TKnya sama kaya TK adekku sekarang, TK Aisyiah.. Kalo mau berangkat, sama eyang putri selalu diwanti-wanti, kalo jalan di sebelah kiri, di pinggir, ga boleh slengkedan, pecicilan.. Nanti kalo pulang ditanyain sama eyang, “mau nang sekolah diwaraih apa?” Aku jawabnya sambil jalan-jalan kesana kemari, ga peduli sama eyang yang sampe capek tengak-tengok ngliatin aku..
SD,,saat-saat yang penuh pembelajaran, tentang kehidupan, ketetapan, keikhlasan dan ketabahan.. Kalo ga salah ni, murid baru di sekolahku waktu itu ada 16 anak, 10 putra dan 6 putri. Kalo ga salah lagi ya, ke-16 anak itu adalah, aku, tri utami (si cerdas yang selalu jadi saingan aku), sahlan (kakaknya saryati,paling sabar dan paling kebapakan), saryati (adeknya sahlan, sabar dan semangat belajarnya tinggi), renata (si kecil yang pemberani), teguh (mirip anak Chinese,tapi bukan, masih saudara sama aku), asep (anak yang paling nakal, sering ngerjain aku), septian (masih sodara sama aku juga, lumayan bandel), iwan (si ganteng yang sering juga jadi sainganku), fendi (si kecil yang jail dan kreatif), susi (pendiam), sri (pendiam, dan selalu pilek), aji (si gendut yang juga bandel), yuli (yang paling sering berantem sama aku),yang lainnya.. Duh,, maaaaf banget, aku ga bisa maksa ingatanku.. aku bener-bener lupa.. Astaghfirulloh.. Yah pastinya sekarang semuanya udah berubah, aku juga ga pernah lagi ketemu sama semuanya, paling satu dua yang ketemu papasan, nyapa trus ya udah.. Oh ya, aku udah inget, yang lain itu Yahyo (mmm..ga begitu deket, tapi dia tu anak kecil yang paling sok dewasa), sama Paryoto (lumayan lucu).
Ruangan sekolah kami juga cuma 5 kelas, kelas 2 berangkatnya siang. Waktu dulu, aku sering bareng temen-temen pulang lewat terbis (jalan kecil di pekarangan), atau cari bunga…(apa ya?ku lupa namanya) bunga yang warnanya ungu, pink, sama putih.. Atau kalo ga, kita sering main lompat-lompatan di sawah, sambil angkap belalang, capung.. Aah..indaaah..banget.. Nanti sorenya biasanya aku di ajak ayah ke sawah cari belalang buat makan burung.. Atau liat petani yang lagi pada tandur, matun, sama kegiatan lainnya deh pokoknya, ku lupa. Hehe.. Dulu juga sama ibu sering dianem kalo sekolahnya gap inter mending bantuin bapak ibu tani aja di sawah.
Mulai kelas 2 SD aku sekolah pagi sama sore, satu di sekolahku SDN Skp 03, sorenya di Diniyah, pelajarannya agama semua,, emang siy ga sebagus Al-Irsyad, Al-Azhar, atau sekolah IT lainnya, bayarnya juga ga mahal 12000 setahun lho.. Berangkatnya aku naik angkot, pulangnya biasanya dijemput.. Seneng dey… Waktu pertama kali masuk aku masih inget, semuanya harus mulai dari iqro jilid 1,, yang bikin aku heran cara ngajar gurunya pake irama jadi rasanya kaya lagi main aja.. Trus juga, guru-gurunya baik-baiik banget, ustad Rabban, ustad Rabbani, ustadzah Siti, ustad Imron.. Aku masih inget, ustad Rabbani selalu ngasih tanda senyum  di kartu nilai kami, tapi kalau bolos nanti bakalan dikasih tanda cemberut  ustad yang di musola deket rumah juga baik, ga cuma belajar baca al qur’an, kita juga di ajarin nyanyi..di kasih permen, mainan.. Pernah juga belajar rebana, tapi karena santri putrinya cuma dikit,, jadi yang diajarin cuma santri putranya aja, yang putri cuma disuruh ngliatin..
Banyaak banget kenangan indah waktu kecil, walaupun kepahitannya juga ada, tapi saya tidak mau mengungkitnya sebelum semuanya muncul sendiri dalam ingatan.. Bahkan sebenarnya, banyak cerita yang terlewat,, saya tidak mampu menuliskan dengan detail, menyeluruh.. terlalu banyak dan terlalu rumit namun indah… Sahabat-sahabatku waktu kecil, yang sering aku aniaya, aku jedodin di tiang bendera, yang sering ngambil bangku kecilku yang warna hijau, yang pernah mengejekku sampe aku marah dan memukulnya, yang pernah berantem sama aku, sahabatku yang dulu bertemu pada pertandingan tennis meja, aku merindukanmu, tapi tak ada jejakmu, aku ga pernah nyangka, kita yang dulu tiap kali latihan selalu berantem.sampe hari terakhir latihan, kita yang nomor kaosnya sama,, ternyata persahabatan kita begitu berkesan.. Semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi yaa..





Ah ya,, sahabatku di SMP.. SAINS, singkatan nama kita dan untuk S yang terakhir adalah Semua bersaudara.. bersimbol bebek yang selalu berlenggak lenggok melewati lapangan sekolah kita.. Masih inget kan? Temanku yang dulu kita ga begitu deket, ga nyangka sekarang kita berada di jalan yang sama..dan rasanya..engkau adalah sahabat terdekatku dari dulu.. Ukhti Imuut.. Allah menghimpun kita bersama orang-orang sholeh ya ukh..semoga Amin.. Anak-anak cerdas dari SMP di desa, ada sang master fisika-Syabiq, master matematika-Fathurrozi, master semuanya-Tri Ut, pemimpin kami yang terbaik waktu itu, Danu yag tetap jadi ketua OSIS juga di SMA.. kakak kelas yang juga pada sayang banget sama aku,, mba Rohmi, mba Nimas, mas Pandu, mas Baihaki, mas Muji, mba Satya, mba Rikhma, mba Arum, mba Sari yang selalu jadi juara umum, mas Yoga, mas Werdi, mas Rosyid, mas Almahrun,, makasih ya mba, mas.. Lama juga ya kita ga ketemu..

Buat pembaca, maaf ya,, kesannya ini memang edisi salam-salam,, saya rindu pada mereka,, kalo udah bosen bacanya, ga usah dilanjutin gapapa kok.. Lagian ini juga udah selese.. maturnuwun..



Pesan dari mereka...

Ukhti Imuut : Terus berjuang ya ukhti.. Allah always with us^_^Semangat!Chayoo!Ganbatte kudasai!

Mba Ami : Apa kabar iman?semoga kian meninggi. Apa kabar hati?semoga kian terjaga. Apa kabar cinta?semoga selalu merindukan-Nya. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang dirindu Surga.. Amien.

Mba Syifa : Barang siapa menolong agama Alloh maka Alloh akan menolongnya (QS 47:7) Apa kabar mujahidah-mujahidah smansa? Masih semangat? Ana tunggu kapan mau liqo lagi, kita bikin program pekanan yang seru! Okey?

Mba Nisaa : Moga Alloh memudahkan tuk mengemban amanah ya! Allohuakbar!

Ukhti Qie2 : Biarlah khilaf tak menjadi sesal. Kesalahan bukan untuk ditangisi, kekurangan jangan jadi beban hati tapi sebagai tonggak perbaikan diri. Waktu ini memang sangat singkat bagi orang-orang yang berusaha memperbaiki diri setiap harinya. Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.

Ibu : Semoga dikau jadi anak yag sholehah, pinter, dapat jodoh yang solih, sayang bapak dan ibu, tercapai cita-cita, bermanfaat bagi orang lain.

Mba Syifa : Belum dikatakan beriman orang yang belum mencintai sodaranya sepertidia mencintai dirinya sendiri. Maksud hadits tersebut adalah seorang mukmin tidak akan rela sodaranya sesame muslim melakukan perbuatan yang bisa menggelincirkan sodaranya itu ke dalam api neraka bahkan ketika kita membiarkan maksiat berjalan di hadapan kita, maka kita disebut syetan yang bisu, tidak ada pilihan, wajib bagi kita untuk saling menasehati dan tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa. ALLOHUAKBAR !!!

Ukhti Qie2 : O iya ukh.. jangan sedih ya karena belum bisa mempererat ukhuwah temen2, karena setidaknya ukhti berhasil membuat temen2 di dekat ukhti merasa nyaman.. ^^

Mba Syifa : InsyaAllah besok sudah baikan.. Allohumasyfi de.. Rabb.. semoga Kau berikan kesembuhan utuk adikku yang sholehah, yang kusayangi karenaMu

Maz Fadiel : Sesungguhnya kan ada orang-orang di dunia ini berdzikir kepada Alloh di atas kasur-kasur empuk. Alloh kan masukkan mereka ke derajat yang lebih tinggi/syurga.. (ibnu Hibban)

Ukhti Qie2 : Ada 3 hal yang tak pernah bisa kita ubah yaitu, 1. Kata yag tlah diucapkan. 2. Waktu yang tlah lewat. 3. Momentum yang di abaikan.

………… : Ayo tetap fight buat tes besok. Prioritaskan kejujuran daripada nilai. Tetep n selalu hadapi tes dengan semangat jihad. Dan ingat, keputusan kita hari ini menentukan kehidupan kita besok.

Ukhti imuut : Wahai penggiat dakwah, akhi-ukhti, setiap yang keluar dari hati akan masuk ke hati dan setiap yang keluar bukan dari hati tidak akn masuk ke hati.

Maz Rendi Yk : Ya Allah.. Jadikanlah ladang derita sebagai tempat yag nyaman, belasan kesedihan sebagai hal yang emnggembirakan dan saat ketakutan sebagai rasa aman. Ya Rabb sejukkanlah gelora hati dengan salju keyakinan dan padamkan gejolak api dengan keimanan..

Ukhti Tifah : Sesuatu yang tetap Ada meskipun Hari terus berganti dan Akan jadi harta yang Berharga jika Aku dan kamu Tetap berbagi saat suka dan duka. Untukmu.. Sahabatku..

Akh Angga : Saya tak pernah menjumpai orang yang menderita karena terlalu banyak bekerja, justru lebih banyak orang yang menderita karena terlalu banyak ambisi tapi tak cukup berusaha. Bersemangatlah, Allah bersama kita..jangan takut dengan waktu, Allah senantiasa membantu kita.

Ukhti Kiki : Jangan biarkan pijar pengantar sandaran itu berpijar sendirian…………… (lanjutannya rahasia karena begitu istimewa)

………….. : Sesungguhnya amanah ini akan dihisab. Tetap tegar di jalan dakwah untuk adik-adikku di Rohis. Jangan futur, jangan jadikan kesibukan pribadi sebagai penghalang kita. Allah ma ana.

Maz Rendi Yk : Setiap waktu yag dilalui akan ditanya..apa yang tlah kita lakukan? Apa yang tlah kita niatkan?.. Ketika semua orang mundur dari dakwah, pastikan kita adalah bagian terdepan yang sedang mengejar amalan Syurga Nya..karena semua itu yang kan ditanyakan..akankah kita layak meraih gelar husnul khotimah?

Cinta : moga mimpi kita bisa terwujud ya cin.. Pokoknya makasih buat semuanya ya cin.. cinta baik banget,aku sayang banget sama cinta..eits,sebagai sahabat low..

Mba Ami : Semangat ya dek.. Jangan terlena…

Mba Nunk : Semangat! Met belajar! Semoga Allah memudahkanmu untuk mencari ilmu.

Ukhti Qie2 : Ukhti ga tau aja kalo kamu tu salah satu inspirasiku dalam mengartikan hidup. Kamu yang selalu menyalakan lagi cahaya hatiku waktu dia mulai redup. He..he.. Cuma dengan ngliat ukhti aku ga jadi ngeluh, ga jadi cape.. Tapi aku ga bisa ngasih apa-apa ke ukhti.. bahkan perhatian juga dikit bangte.. (lagi nge-gombal)

Cinta : Cin, kamu selalu jadi orang kasih aku semangat..dan buat aku inget kalo hidupku akan lebih berguna jika aku sadar bahwa dengan mengasihi kita akan di kasihi, mendapatkan semangat dengan saling memberi semangat..cinta tau?..bahwa cinta sangat berarti buatku..(lagi ngrayu)

Ukhti Imuut : Ya..anti benar, sepertinya memang apa yang kita rasakan sama,,mungkin ini teguran kali ya ukh karena kita dah jauh dari-Nya, semoga kita bisa melalui semua ini dengan baik ya ukh..Jazakillah ya.. Thanks a lot sist.. Luph U coz Alloh^-^.. btw jadi kangen, pengin ketemu ukh..

…………. : Ku ingin jadi bagian dari hatimu.. Tak peduli apa jua yang harus kupertaruhkan… Tapi semakin ku gapai dan ku genggam, Bayangmu semakin menghilang..Menyisakan hampa di kalbu,, Kala diri kalut dalam bisu.. Terjelma dalam asa yang hampir patah

Mba Widi : Awali hari dengan senyum. Hidup kan menjadi mudah jika kita menganggapnya mudah, sebaliknya hidup kan jauh lebih sulit jika kita menganggapnya sulit. Semangat!!! Kalian pasti bisa 

Ukhti Tifah : Biarkan persaudaraan kita mengalir seperti air yang menyejukkan.. Atau udara yang melegakan.. Atau bumi yang mengokohkan.. Atau api yang yang menggelorakan.. Biarkan ia tumbuh seperti benih yang tersemai dan bunga-bunga yang bermekaran.. Bukan sekedar bahagia..tapi bersama meraih Surga… Semangat!

Mba Fitri : Semoga Allah selalu memberi kita sebuah pelangi dalam setiap badai, sebuah senyuman dalam setiap airmata, sebuah perlindungan dalam setiap cobaan dan sebuah jawaban dalam setiap doa. Amin 

To Ukhti Imuut : Remember me abaut the limit times.. and give me spirit to always be one step forward every times until the end of our life. Please…

To Ukhti Qie2 : Aku sayang ukhti.. Maaf jika ku belum bisa jadi saudara yang berguna.. Ku akan ikhtiar, aku akan mecobanya. Pasti!! Doanya ya ukh.. Jazakillah katsir buat semua perhatiannya..


Hanya sebagian kecil dari mereka yang telah berpesan padaku.. Yang lain? Biarkan mereka tersimpan di hatiku..

Ku kayuh sepeda hidupku!

Rabbi… Ketika diri ini mengingat kembali,, ketentuan dari-Mu yang tlah ku lewati..
Rabbi… Sudah terlalu sombongkah diri ini?? Aku ini siapa?!


Aku hanya sebagian makhluk-Nya yang beruntung,, aku hanya sebagian kecil dari seluruh anak di dunia ini yang memiliki kesempatan…
Tetap saja, diri ini tak mengerti,, kebingungan sendiri,,bertanya pada siapa??aku tak mengerti.. Anak kecil usia 6tahun, apa yang dia tahu tentang kata orang?? Dia hanya kebingungan dengan “kata-kata janggal” yang dilontarkan orang lain padanya, dia hanya tak mengerti atas “kalimat-kalimat tak sinkron” dengan kehidupannya yang sering ia dengar…. Anak kecil itu bertanya pada ibunya, “ibu, kok orang-orang pada bilang,…….?” Ibu anak itu hanya akan menjawab,”tak usahlah kau hiraukan kata-kata mereka nak,kau anak ibu..” Hanya sekilas,anak itu melihat wajah yang mencoba tegar,, ibu.. tak memperlihatkannya padaku..
Waktu, tanpa terasa berlalu dengan diam..anak kecil itu pun tumbuh dengan keadaannya…yang sering dilihat dengan tatapan asing dari orang lain, tumbuh dengan berbagai macam kebingungan yang bertumpuk dalam benaknya, ia tak berani lagi bertanya, demi melihat wajah orang yang begitu dicintainya-ibunya, tak lagi menahan sedih karena pertanyaan-pertanyaannya..ia mencari tahu sendiri,,bertanya pada Allah, yah,,dia bertanya pada Allah, katanya kan Allah tahu segalanya…segalanya…
Ya Sami’, Ya Bashir…doa anak itu…
Memang pada akhirnya, Allah sendiri yang menunjukkan semuanya, semua yang selama ini ia pertanyakan, semua yang selama ini tidak ia mengerti.. Tanpa sengaja,,data-data, surat-surat, lengkap.ia temukan saat mencari buku bacaan. Apa yang dirasakannya?? Hhhh… tubuh anak itu bergetar,sekarang usianya tlah 11 tahun.. tubuh ank itu bergetar, mengguncang,, lalu menangis dalam diamnya,, tanpa suara.
Sejak saat itu, anak kecil itu tak pernah lagi bertanya, tak pernah lagi mengadu dan mengeluh atas kata-kata orang padanya, tak lagi merasa aneh dengan perlakuan orang padanya,, ia sudah tahu jawabannya.ia sudah tahu alasannya.
Semuanya jelas terekam dalam memory..puing kehidupan saat itu,tak terlupakan oleh waktu.
Meski begitu, ia tetap sayang pada ayah bundanya, ia tak berontak atau menuntut macam-macam.. Bahkan kalau boleh memilih, ia ingin lahir dari rahim ibu,,. Ayah bundanya bahkan tak tahu kalau putrinya sejak kecil tlah tahu siapa dirinya sebenarnya..

Yahh,, aku sudah terlanjur menyayangi semua ini,, ayah bunda, teman-temanku, lingkunganku, sekolahku,,, Tapi, egoku telah membuatku memiliki rasa benci, karena kekecewaan mendalam pada orang yang seharusnya paling kucintai.. Aku tak pernah bisa bersikap baik padanya, bahkan hanya untuk menyambut pelukannya..
Bagiku, beliau tlah melepaskan tanggungjawabnya, beliau tlah membiarkanku sendiri dalam kebingungan. Aku tak mau menerimanya… Aku tahu, beliau sayang padaku, tapi apa?mana buktinya? Aku tak pernah merasakan itu darinya?
Kuakui, aku menyayanginya…
Aku merindukannya…
Dan jauh dari itu semua,,aku pun merindukan abi… yang tak pernah kutemui, yang tak pernah kulihat wajahnya, tak pernah kudengar kata-katanya,nasihat darinya, tak pernah… Aku merindukan abi,..

Surat untuk ummi yang tak pernah terkirim
Ummi…ummi sedang apa? Apa sekarang ummi juga sedang merindukanku?
Ummi.. kenapa ummi biarkan kita berpisah? Aku tahu, ummi ingin aku dapat segalanya dengan lebih baik?dengan lebih sempurna?
Bagaimana ummi,,jika aku tak sempat membahagiakanmu? Aku tahu,,semua yang ummi lakukan, semua kerja keras ummi adalah untukku..
Tapi kenapa kita harus berpisah?? Kenapa ummi harus menyiksa hati ini?hati kita? Bahkan,,aku sama sekali tak tahu rumah kita, makam ayah,.
Ummi..tak adakah jalan bagi kita untuk lebih terbuka bahwa kau dan aku dekat? Tapi..semua itu yang tlah lalu adalah keputusan ummi.. Aku tak pernah meminta, aku juga tak pernah menuntut macam-macam.. lalu siapa yang akan disalahkan?
Ummi..aku berharap ummi mengerti.. Begitu susahnya membagi cinta tanpa melukai, tanpa menyakiti.. Aku harap ummi memaafkanku..

Kadang egoku akan muncul dan meletup-letup sambil berkata, “dimana dia saat kamu sakit? Dimana dia saat kamu butuh belaian kasihnya? Dimana dia saat kamu akan bertanya banyak hal,? Dia tidak tahu apa saja yang telah kamu lalui, dia tidak tahu, betapa kamu merasa terasing, betapa kamu merasa terlalu dibedakan.. Dimana dia saat kamu mengalami itu semua??”

Ini adalah suatu jalan agar aku lebih bersyukur dan selalu sadar betapa hanya Allah menyayangiku, mencintaiku tanpa pamrih, selalu melindungiku.. Apalagi yang aku ragukan atas kebesaran kasih-Nya? Teman-teman seperjuanganku akan selalu mendukungku, berada dalam hatiku dan jadi pijar semangat untukku.. tersenyumlah..
Karena itu kekuatanku, biar mereka hanya tahu aku bahagia, biar mereka melihatku apa adanya.. Seperti apa yang ku pinta pada Rabb ku.. Tetap ikhtiar tanpa henti..agar ku rengkuh Surga-Nya, kebahagiaan yang kuimpikan, kebersamaan yang kuharapkan dan ketulusan yang ku nanti.
Seandainya boleh dan bekalku tlah cukup,, aku ingin cepat melihat-Nya, berjumpa Rasul-Nya, dan bersama ayah bunda tercinta, bersama masa lalu impian yang tak pernah ada, bersama ketulusan kasih yang kunantikan.

9November2008
Ketika pintu kedewasaan menyapa..
Saat hati dan pikiran mulai mengerti..
Dan ketika mata tak lagi hanya melihat yang kasat saja...
Kepingan........
Kepingan hidup yang lalu tak akan terhapus..
Tak akan!!!
Dan sekuat tenaga,..
Kucoba bangun kepingan hidupku kini..dan nanti..
Hancur!!!
Sekuat tenaga kucoba bangun kembali..
Ahh! Hancur lagi..
Kepingan masa lalu menyapa,,
Dan ia..menghancurkanku..
Tapi tanpa kusadari, justru ia-kepingan hidupku yang lalu..
Yang telah menguatkanku..menjadikanku berdiri walau belum sempurna tegaknya..
Dan..
Kembali kubangun..
Kembali kukayuh sepeda hidupku..
Yang pelan, dan sesederhana sepeda itu..
Kukayuh lagi
Terus kukayuh sekuat tenagaku...





==* PERHATIAN!! Apa yang barusan anda baca adalah fiktif belaka (kalo udah ada yang terlanjur nangis, sorry deh.. itung-itung cuci mata dengan cara yang halal) Kalaupun ada hal-hal yang menyerupai kisah nyata, cerita di atas merupakan lebayisasi alias cerita yang lebih saya dramatisirkan *==







 

Ibu… Azimat perjuanganku…

        Kemarin tanggal 22 Desember, Hari Ibu ya? Sebenernya biasa aja siy.. Tiap hari Ibu selalu berarti buatku, buat kita mungkin. Yah, walopun udah lewat satu hari (maap deh, terbatas fasilitas) gapapa dey ngomongin Hari Ibu, tapi aku ga bakal mbahas banyak-banyak. Kalau secara kasat mata memang keliatannya Hari Ibu adalah waktu dimana semua orang ngingetin jasa-jasa seorang ibu, mulai dari artis yang emang apa-apa selalu diberitain, pejabat, bahkan presiden.. Beberapa elemen masyarakat juga kelihatannya ikut memperingati hari ibu, dari anak-anak TK yang ngadain karnaval (pasti bareng gurunya donk..) sampe muslimah HT yang ikut bersuara di hari Ibu ini.
        Sebenarnya simple aja, Allah udah jelas memerintahkan kita untuk patuh pada ortu, kisah-kisahnya juga udah ada, dari sabda rasul juga ada. Ya udah,,siapa sih kita?mau melawan perintah Allah? yang udah menciptakan kita, memberi kita hidup, nafas, kebahagiaan, masalah, semuanyaa.. bahkan orang-orang kafir juga dapat hal yang sama kan? Mau apa?? Sombong banget sih jadi manusia? Kita cuma dianugerahi kemampuan, selebihnya kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Waduh… sorry.. kebawa emosi, lagi meletup-letup niy semangatnyaa..
Yah, dari sudut manapun, mungkin ibu adalah sosok terbaik yang kita kenal di dunia.. Tentunya ibu yang bertanggungjawab donk.. Bukan yang berbuat zina lantas meninggalkan hasil perbuatan zinanya begitu saja.. Ibu..akan jadi orang pertama yang menegur saat gurat wajah tak seperti biasanya,, Ibu..akan jadi orang yang paling khawatir kala melihat diri terluka, meski cuma sedikit,, Ibu..akan jadi orang yang paling penyabar, kala diri sakit dan tak bisa apa-apa.. kala diri lupa dan ingin menang sendiri,, Ibu..akan jadi orang yang paling cerewet saat hasil-hasil ulangan tak memuaskan, saat menjelang tes semester, ujian dan sebagainya,, Ibu..akan jadi orang yang paling lebay saat diri mau balik ke kost, semuanya suruh dibawa, nasi, lauk, jeruk, roti, semuanya..takut kalau diri ini akan kelaparan di kos-kosan,, Ibu..yag sering merindukanku untuk pulang,,katanya rumah sepi ga ada kamu.. Ahh ibu.. Aku sayaaang banget sama ibu.. Ga ingin ibu kecewa, ga ingin ibu bersedih.. Aku sayang ibu,, ibuku yang terbaik.
          




Waktu aku kecil ibu sering sekali menggendongku dengan jarit, apalagi kalo aku lagi bisulan.. Ibu juga yang tiap malem nemenin aku belajar, mengajariku bacaan solat, nganter ngaji di musola, beliin kembang api kalo malam takbiran, ngajarin aku membaca, menulis, menggambar, berhitung,, ngajarin aku qira’ah, baca puisi, bernyanyi, main piano..ngajarin aku main tennis meja, badminton, bersepeda.. Ibu yang nemenin aku kalo lagi sakit di Rumah Sakit yang payahnya, aku ga mau bobo di kamar pasien, maunya jalan-jalan sepanjang koridor Rumah Sakit, ibu tetep nemenin aku,,sambil bawa obat sirup buat aku minum. Ibu yang aku masih ingat, menangis saat aku harus dioperasi..Oh..aku yang baru kelas 4SD jadi pengin nangis juga..

Pokoknya emang ibu itu adalah azimat perjuangan buat kita, beliau akan membantu kita menjadi lebih benderang menapaki kehidupan.. Setuju??

Fragment Perjuangan

Mimpi kadang takkan jadi mustahil..

Kalau di awal atau dalam perjalanannya kita tak bisa menjadi yang terbaik, maka ADA KESEMPATAN bagi kita untuk jadi yang terbaik di akhirnya…

Hidup adalah pilihan,
Kemenangan menjadi sebuah harapan,
Kebahagiaan menjadi sebuah tujuan,
Sebait fragment perjuangan kehidupan kini tlah menyongsong..
Menyerahkah kita ??
Kemarin sejarah,
Esok misteri,
Hari ini saat menata kehidupan,
Karena masa depan dalam genggaman..


Menjadi muslim adalah menjadi kertas putih.. Suci dan berarti..

I proud be a muslim aku bangga jadi seorang muslim. Dan menjadi muslim yang sesungguhnya adalah pilihan. Pilihan untuk jadi yang terbaik. Pilihan untuk selalu berjuang. Pilihan untuk berkomitmen, konsisten dan istiqomah. Pilihan untuk selalu bekerja keras. Pilihan untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, setiap hari, setiap waktu. Pilihan untuk bertahan, untuk terus berjuang..tanpa lelah, tanpa putus asa, tanpa keluh kesah..Hanya karena-Nya..karena-Nya..
Rabbi.. Allahku… Ya ‘Aziz… Kalaupun aku tak kuasa untuk tak mengeluh.. Kalaupun aku tak bisa berdiri kokoh di atas kakiku yang rapuh ini.. Rabbi… Aku ingin melepasnya, melupakannya, sejenak saja.. sejenaaak saja. Ku lepaskan pada-Mu, ku keluhkan pada-Mu, ku simpuhkan diriku di hadapan-Mu, ku tumpahkan air mataku pada-Mu.. Semua beban ini…. Semua… Karena semua ini pun milik-Mu.. milik-Mu..
Penguasaku.. Pemilik nafasku.. Aku ingin jadi hamba kebanggaan-Mu, lebih dari keinginanku untuk jadi anak kebanggaan ibu dan bapak.. Ya Allah..ingin kusebut terus nama-Mu seperti kekasih-Mu..agar hatiku yang beku ini mencair.. Agar diri yang rapuh ini kuat melangkah di Jalan-Mu.. Menjadi Muslim kebanggan Mu..
Diri,hati,jiwa,raga ini,,memohon ampun dari-Mu.. Ajari aku beribadah yang baik Ya Allah.. Ajari aku agar jadi hamba-Mu yang bermanfaat.. Ajari aku jadi anak yang berbakti.. Ajari aku jadi wanita sholihah.. Duhai Dzat yang penuh kasih..
Fragment perjuangan itu mulai kita tapaki.. Seperti diriku yang sebelumnya mungkin hanya merasakan jadi yang terbaik dan sekarang aku harus sadar posisiku saat ini tlah terbalik.. Seperti roda yang berputar, cukup lama kurasakan posisi yang sangat berbeda dari sebelumnya, mungkin rodanya lagi di rem kali ya?. Dan di posisi seperti ini.. aku sering merenung (bukan ngelamun lho ya!), posisiku yang dulu seperti itu sekarang seperti ini..tentu jika aku mau berusaha keras, posisi seperti itu akan ku raih kembali, dan tentunya dengan misi yang berbeda duonk.. Aku sebenarnya bukan orang yang pesimis.. hanya saja kalau sedang kumat jadi lebay menanggapi masa lalu..atau mungkin memang lukanya tetap ada dan semuanya tersimpan rapi dalam memory yang paling dalam. Mudeng gaaa? Aku orang yang optimis, bahkan dulu waktu SMP jadi inget, saking optimisnya bakal diterima di SMAku sekarang..aku udah keburu bayangin sekolah disini, ujian aja belum waktu itu, masih lama pula. Tapi nyatanya diterima kan? alhamdulillah.. Sekarangpun ku masih optimis. Aku akan jadi yang terbaik lagi!!! Harus tetap jadi kebanggaan ibu sama bapak, biar kalo mau minta apa-apa ga rikuh..hehe.. Birul walidain,, iya kan?
Dimanapun..kita harus ingat, harus sadar, kita adalah seorang muslim. Sering.. Seriing sekali. Pengusaha sukses itu orang non muslim, pemilik Rumah Sakit terkenal itu milik orang non muslim, oh..TV swasta itu juga punya orang non muslim. Lalu??
Kebanyakan konsumen mereka adalah orang kita, umat muslim! Mau apa? Mau diam saja menyaksikan semua ini?!! Mau terus membiarkan saja mereka berjaya untuk menyakiti saudara kita di belahan bumi lain?? Ingat, sekian prosentase dari keuntungan mereka akan di sumbangkan ke Israel!! Orang-orang Yahudi!! Apa kita akan diam saja, menyaksikan mereka semakin kejam menyakiti saudara-saudara kita??!!!
Tak usah jauh-jauh, saudara kita yang sebangsa dan setanah air pun merasakan penderitaan itu, tekanan yang luar biasa untuk melepas akidah mereka. Akankah kita hanya jadi penonton yang menyaksikan kehancuran negeri ini?? Menyaksikan agama Allah di injak-injak??
Semoga kita termasuk dalam barisan yang ikut andil untuk kejayaan islam. Untuk kemenangan kita.
Jadi inget Rasululloh ya?


Andai matahari di tangan kananku
Takkan mampu mengubah yakinku..
Terpatri dan takkan terbalik..
Dalam lubuk hatii..

Bilakah rembulan di tangan kiriku
Takkan sanggup mengganti imanku..
Jiwa dan raga ini..
Apapun adanyaa..
Andaikan seribu siksaan..
Terus melama-lamakan derita yang mendalam..
Seujung rambut pun aku takkan bimbang
Jalan ini yang ku tempuhh..
Bilakah ajal kan menjelang..
Jemput rindu-rindu syahid yang penuh kenikmatan..
Cintaku hanya untuk-Mu..
Tetapkan muslimku selalu…
(haris shaff-fix)

“Tidaklah sama antara orang yang berdiri, duduk dan terbaring”

Beberapa waktu yang lalu ada seorang teman.. Dia bercerita kalau dia sedang putus asa, meragukan kalau ini semua adalah jalan terbaik yang diberikan oleh Allah..
Jalan terbaik itu adalah pilihan, kesempatan.. Menempuh perjalanan pasti penuh rintangan, kita bisa terjatuh seketika, terluka, jenuh.. Aku pernah terjatuh, bangkit, jatuh lagi,, begitu terus sampai kepercayaan diri berkurang, sampai keputusasaan hampir menyapa.. Jika saat ini rasanya berada di jalan yang sungguh tak mengenakkan.. inilah saatnya kita mengevaluasi diri.. Mungkin kita tlah terlena dengan waktu.. Tamparan ini akan membuat kita bangkit, membuat kita bergerak. Percayalah.. Apabila kamu berpikir. Ayo kawan, saudaraku.. diriku.. kita raih mimpi kita!! Kita kejar!! Kita gapai!! Cita-cita kita.. (Yuuuuk…)

Kamis, 11 Desember 2008

Untuk semua yang kusayangi...

Rabbi…
Untuk kakakku yang selalu tersenyum tulus, memberikan semangat, motivasi, mengukir ukhuwah indah di hati..menyampaikan ilmu-ilmu bermanfaat, mengisi lingkaran kecilku yang ajaib dengan keceriaan dan cita-cita terbaik-mardotillah,,

Untuk sebuah cinta yang begitu berarti untukku,,yang mengajariku banyak hal, yang selalu memberiku semangat dan motivasi, yang tak pernah lelah membangunkanku di sepertiga malam terakhir, yang selalu mengingatkanku untuk berusaha keras meraih mimpi, menggapai cita-cita..

Untuk seorang sahabat yang begitu banyak membantu, untuk memahami, untuk mengerti, untuk bertahan,, sahabat yag menjadi pijar semangatku, menjadi cermin untukku, agar aku tak lupa, agar aku tak lalai.. Sahabat yang menjadikanku bisa menerima orang lain, sahabat yang sering ku repotkan, karena ulahku, karena keluh kesahku.. Maafkan aku ukhti,,belum bisa membuatmu bangga memiliki saudara sepertiku..

Untuk adik jagoanku,,yang terus membisikkan padaku untuk terus berjuang, yang semangatnya menjadikan lelahku pergi, mendorongku agar tak mundur meninggalkan semua amanah..adik jagoanku yang begitu banyak mengajariku, dari kepolosannya, dari semangatnya, dari sikapnya.. De, aku ingin mengejarmu, tak ingin tertinggal jauh darimu..

Untuk seorang yang pertama kali mengajarkanku ghaudul bashar, yang membuka mataku untuk dekat dengan-Nya, seorang yang akhlaknya sering membuatku terperangah, kagum..dan malu,,merasa tak pantas untuk mengharapkannya..

Untuk semua saudara dan saudariku.. betapa berartinya kalian untukku, memberi warna dalam hidupku, membantuku belajar banyak hal, membantuku bersikap mahmudah, mengingatkanku akan tutur kata, menyalakan semangatku saat semuanya begitu berat dan melelahkan.. Saudara-saudariku yang selalu berusaha mengerti keadaanku, memaafkan setiap kecerobohanku..

Lindungi, sayangi dan bersamai kami selalu,,di Jalan-mu, di Jannah-Mu..

Selasa, 02 Desember 2008

Adek-adek superku.....

Alhamdulillah… Horeee!!! Ketemu sabtu lagi deyy.. Pulang, mudik, makan enak, perbaikan gizi. Ya, hari sabtu emang special buat aku, karena ku kost n termasuk “orang rumahan”, jadi suka lebay kalo kangen rumah n masakan ibu. Tapi hari sabtu itu, ku mau cari dulu info2 UMPTN, jadi musti ke warnet dulu.. Payahnya.. hujan.. Jadi dey, ku harus nunggu rada terang dulu buat pulang ke rumah, soalnya ga punya mantel githu lohh.. Perjalanan pulang ke rumah pake motor kira2 5omenit normalnya, dengan kecepatan 60 km/jam,,cukuplah buat ukuran cewek,ora lendeg2 banget mboks? Tapi berhubung ku hari ini pulang dari kost jam 5 sore n ku ga kepengin nabrak maghrib,,jadi ku ngebut deh di jalan. Ngebutnya ku siy antara 70-80 km/jam cuyy..baik ya?!
Sampe di rumah,,ibu lagi ke tempatnya pak de, bapak tah lagi mbenerin genteng. Ga berapa lama kemudian, ibu pulang,,eh bawa makhluk kecil aneh yang super pendiem,,pake baju putih pula. Kecil2 udah jaim. Aslinya cerewetnya minta ampun ni anak, tapi berhubung beberapa minggu ga ketemu, jadinya ya gini ni sikapnya sama ku. Ya ra popo lah..never mind kok nduk.. tak tunggu..nanti bentar lagi juga cerita.. Tuh kan bener.. dia udah mulai membuka percakapan..terus cerita semua kegiatannya,,terusss…
Ba’da maghrib, ibu mau belanja buat pengajian. Kesempatan donks..ku ikut. Tapi makhluk kecil aneh ini juga ikut, ah ya gapapalah… sama adek ndiri juga. Walopun pazti nanti banyak ulah. Tambah payah lagi,,makhluk aneh ini ngajak soulmatenya, ya adek ku yang satunya lagi.. Sampe2 musti jemput dulu di musola,coz adekku itu lagi ngaji.juz ‘amma. Jadi deh lengkap belanja malam minggu ini bareng dua gadis kecil yang aneh ples genit.
Di mobil, dua gadis cilik itu terus aja cerita tentang sekolahnya, bilang katanya mereka adalah murid terbaik di kelas, sering di puji-puji guru, di jadiin contoh n katanya jadi murid yang paling nurut, ahh pazti mereka memutar balikan fakta. Di rumah aja yang cuma berdua kayak gitu, apalagi kalo di sekolah banyak objek yang jadi sasaran, sedikit mustahil kalo mereka diem-diem aja di kelas. Habis tu, mereka nyanyi..nyanyi apa ya??ku ga tau lagunya.. Tapi ada liriknya gini.. Aku bocah teka.. TK Aisyiah.. lanjutannya apa ya?? Duh lupa. ( Sorry..)
Sampe di Supermarket tempat kita belanja, dua bocah itu langsung aja balapan lari, mereka kira ini lintasan lari kali,, duh,bikin repot. Trus aku pegang dua tangan mereka. Langsung aja mereka minta main-main di lantai atas, belanja aja belum. Dasar nih anak-anak, taunya main mulu. Mereka, adek2 ponakan ku, namanya Nanda-Fernanda Oryza Zativa yang satunya lagi Fela-Raisha Faila Anindya..
Niy foto dua gadis kecil itu..




Lucu-lucu siy mereka..pinter juga. Tapi ya itu, hiperaktif. Sampe2 waktu bayar di kasir, dua anak itu tak suruh lomba diem-dieman, nanti yang menang ada hadiahnya, Dasar emang anak kecil, denger hadiah, mereka langsung diem, diemmm banget walopun kadang-kadang senyum jailnya muncul. Sampe harus ku bilang, “kakak udah selese bayarnya..sekarang kita main-main di lantai atas yukk”, langsung dey mereka lari ke tangga n mulai kejar2an.
Yah gitu deh mereka, banyak hal lucu, nggemesin, saking banyaknya, ku ampe lupa kelanjutan cerita ini (hehe..afwan ya,,habis, lagi ulangan terus niy..)

Oke..

Oke!
Sekarang kita tak bersama lagi
Keputusan sudah dibuat. Dan perpisahan itu sudah terjadi. Oke kalau kita sekarang tak lagi ada ikatan. Tapi..masih bolehkan aku menegurmu?mengingatkanmu? aku tetap mencintaimu.. Ana uhibuki fillah..Insyaallah… 
Mungkin juga, kepemimpinanku kemarin kurang berhasil, tak berhasil malah mungkin. Lantas, apa makna ukhuwah kita selama ini?? Apa makna kebersamaan kita dalam senyum dan airmata?? Buat apa lingkaran kecil kita yang kita beri nama Fityatunfattah?? Apa tak berbekas sedikitpun?? Aku sangat rindu, pada ukhuwah indah kita, pada lingkaran kecil kita yang ajaib,majelis ilmu yang sangat berguna… Aku rindu pada senyum tulus, untuk berjuang, untuk bertahan, untuk ukhuwah kita.. Ya, untuk ukhuwah kita…
Futur…?
Wajar sekali akan menyapa… Wajar sekali akan dirasa… Dan ukhuwah ini, harusnya mampu mengingatkan yang alpa, menegur yang khilaf, mendorong yang futur.. Harusnya bisa! Tapi ukhuwah kita tak ada setelah penyerahan kepengurusan, setelah janji berjuang diucapkan tegas oleh adik-adik kita.. TAK ADA LAGI!!! Kita kembali dalam sekat-sekat.. Kembali tanpa ada yang berbekas, kembali tanpa membawa ruh…

Aku berharap,
Meski lingkarang kecil kita saat ini berhenti.. kita tetap dalam ukhuwah, persaudaraan yang penuh kebaikan,,dan tetap ingat cita-cita kita..menjadi wanita sholihah, membuat bidadari Surga cemburu melihatnya. Cita-cita kita, untuk mengukir cinta dengan segala kebaikan,, moga kesuksesan dunia akhirat menjadi milik kita. Kata murabbi kita, kita adalah mujahidah-mujahidah sekolah kita.


Mengenang saja...

Waktu aku masih kelas 1 SMA
Sekarang usiaku sudah 16 tahun usia yang mendekati dewasa namun tak begitu dengan pribadiku yang tetap dan tak kunjung dewasa. Aku selalu terbayang masa kecil yang sedikit pahit, masa kecil yang aku sendiri tak begitu memahaminya. Jika itu masa lalu dan banyak orang mengatakan tak perlu terlalu dipikirkan apa kuasaku untuk menghilangkannya dalam benakku ketika masa-masa itu muncul dan membuat hatiku gelisah. Kenapa masa-masa aku berkenalan dengan kehidupan justru sering menghantuiku,? semua seperti mimpi buruk yang ingin kuulang dan kuperbaiki. Aku hanya merasakan satu…..Rindu. Entah pada siapa rindu ini tapi ini sangat menyakitkan dan membuatku selalu terbayang dosa. Setiap detik yamg kulalui terasa menjadi karma bagiku. Aku merasa terasing dan tak berguna. Entah apa yang hilang dalam diriku ini.? Bayangan masa depan tak ada, tak ada rencana untuk hidupku esok hari…Oh Tuhan…! Telah begitu hancurkah diri ini…?
Aku mencoba meniti, mengumpulkan puing-puing semangat yang tlah pergi dan dan tersebar dimana-mana. Aku yakin aku bisa bangkit lagi. Apakah kau tahu,,,?! Kukira ku tak akan pernah menemui seseorang yang begitu kuat menjalankan keyakinannya. Sama sekali tak pernah kuduga hal itu banyak terjadi di sekitarku. Tapi kembali…rindu itu datang melelehkan air mataku, meremukkan hatiku…aku tak tahu sedemikian sakitkah apa yang aku rasa ? Sekali waktu tak hanya rindu yang kurasa,… penyesalan pun datang tanpa ku tahu untuk apa….benci dan marah sedikit tertitik dalam hatiku semua yang ku rasa tak tahu apa maksudnya. Aku tak melewati hari-hari yang sangat berat ataupun sangat sulit tapi kenapa aku begitu lemah dan begitu mudah air mataku meleleh ketika merasakan rindu itu…. Ya Rahman…Ya Rahiim aku takut akan murkaMu tolong sampaikan penyesalanku ini…terimalah rasa bersalahku Ya Rabbi…aku tak bisa langsung datang dan mencium telapak kakinya untuk memohon maaf. Aku tak bisa…Seandainya bisa pun aku tak tahu harus berbuat dengan cara apa. Hanya padaMu pada siapa lagi tempat curahan perasaan ini kutuju……pada siapa lagi aku merasa tenang dan aman selain dalam lindunganMu.
Pribadi yang aku rasa rapuh_..dengan apa ku dapat menguatkannya Rabbi…  
Mungkin memang benar….mulai saat ini aku harus keras pada diriku sendiri aku harus tegas! Ya Rabbi..ingatkanlah aku jika aku tak mampu melakukannya kuatkanlah aku…Tak mungkin cara hidupku terlunta-lunta tak karuan tanpa tujuan yang jelas. Aku memohon petunjukMu. Aku harus mulai merancang masa depanku aku harus melakukannya…
Dengan cara apa aku merubah diri ini..? hatiku terus memaksa, ia begitu semangat. Hatiku terus yakin bahwa diriku bisa bahwa diriku mampu! Tapi..berat nian badan ini, tubuh ini, mulut ini untuk berbuat sesuatu dan menunjukkan aku mampu. My friend said “we must always think that everyone love us. They are care to us But they have something importhant to do and it’s more important than us” Lalu aku harus bagaimana…..? Aku merasa aku sama sekali tak berarti bagi siapapun. Dimana diriku yang dulu..dimana rasa percayaku bahwa aku mampu? Aku yakin Allah menyayangi setiap umatnya dengan caraNya. 
Tapi apa aku harus terdiam saja menunggu diriku mendapat keberanian….?Sudah sesak dalam hati ini semua ingin kucurahkan dan kutunjukkan pada mereka. Aku tak ingin orang yang banyak menaruh harapan padaku kecewa aku tak ingin menjadi sia-sia. Lalu___??? Aku harus bagaimana?Tahu kan?begitu banyaknya tanda tanya dalam hatiku..dan aku tak menemukan jawabannya. Sebenarnya kalau boleh jujur akupun bahagia melihat orang-orang disekitarku bahagia,tapi aku ingin mereka menganggapku ada dan mereka mengerti apa yang aku rasa. Aku harus bercermin diri. Apa aku sudah mengerti mereka?menghargai mereka? Dan memperhatikan mereka. Jika salah seorang sahabatq pernah mengatakan ‘setiap orang pasti memiliki titik hitam dan putih’yaa mungkin benar, hanya apa luas titik-titik itu sama? Mengapa banyak orang yang beruntung, ia dapat bergaul dengan mudah. Dari siapa sifat itu? Atau memang ini takdir Tuhan. Bagaimana caranya aku berubah.????Jika ada orang yang sanggup begitu dekat dengan Penciptanya tentu aku sangat mengharapkan dapat menjadi seperti orang itu.Apakah kemampuan seseorang ada yang terbatas untuk menyamai orang lain meskipun untuk dekat dengan Tuhannya?
Dan ketika sepi..ruang itu tak berpenghuni seolah kurasakan ada yang datang namun tak mengetuk pintunya. Ia terdiam dan tak ku tahu apa kata dalam hatinya. Ketika rindu menghamparkan semua memori yang tlah begitu lampau namun tak berbekas sejati…serpih demi serpih hadir dan membawaku dalam angan masa lalu yang menyakitkan. Kenapa mesti ada rindu walau tlah banyak luka yang ia gores, walau banyak waktu yang harus terbuang sia-sia, walau banyak airmata yang tanpa ia tahu telah meleleh deras dari mataku… Kadang aku berpikir, pernahkah ia merindukanku..? peduli padaku meski hanya satu titik dalam hidupku, meski berharap aku bisa menghadapi semua dengan kuat..dan mengapa ku harus merindukannya? Kurasa waktu itu tlah jauh kutinggalkan, tapi..semua tanpa kusadari terbayang dalam anganku..menghentakku akan sakit itu…

Niy waktu udah kelas 2 SMA
Banyak banget kejadian-kejadian mengejutkan yang ga pernah aku duga sebelumnya, terpikirpun enggak. Sahabatku Adi udah ga ada, dia pergi pas aku mau mengadakan SBR (Sehari bersama Rohis), aku shock n sempet nangis pas denger berita itu, aku juga nyesel belum sempet jenguk dia n sekarang aku ga bisa liat dia untuk yang terakhir coz aku harus nyiapin kegiatan SBR. Aku juga udah di amanahi sebagai Ketua Keputrian di Skul ku. Sama sekali ga pernah terpikirkan,aku juga ikut Rohis cuma niat mau belajar biar kayak mba-mba yang dulu ada di acara SBR alias kakak-kakak akhwatku. Hehe,.. Waktu hari pengumuman Ketua Rohis n Ketua Keputrian, hari itu bener-bener bermakna banget. Hari itu aku ngliat temenku yang di amanahi sebagai Ketua Rohis yang baru nangis, sebelumnya sama sekali aku ga pernah liat dia sampe terharu kayak gitu, bahkan ukhti-ukhti seangkatanku jadi pada ikut nangis gara-gara liat dia nangis. Aku juga terharu siy,tapi aku masih bisa nahan air mataku. Aku ga bisa nahan lagi buat ga nangis ketika aku harus nglepasin enterpreneur yang udah empat bulanan aku n temenku jalanin, kita capek bareng,mumet bareng,n ngrasa seneng banget pas bagi hasil. Rasanya kayak udah mandiri aja. Tapi ku harus nglepasin itu demi Rohis, agar konsentrasiku ga terbagi terlalu banyak. Aku kan masih pengin dapet ranking. Dan hari itu, pilar-pilar musola terasa bergetar tatkata Takbir kami kumandangkan bersama-sama. Akupun bermunajah agar aku bisa menjadi pemimpin yang amanah, membawa temen-temenku di Smansa terutama yang muslim dalam kebaikan. Amin. 
Dan waktupun terus berlalu.. Aku mulai belajar bagaimana dakwah itu, belajar bagaimana management cinta itu, yang terpenting aku belajar bagaimana jadi muslim yang sesungguhnya. Sungguh,aku belajar banyak banget di Rohis. Aku mulai bisa berargumentasi, bisa mengajukan pendapat di depan umum, aku ngrasa ada kemajuan. Tapi aku malu lho jadi Ketua Keputriannya, aku masih kayak gini sementara ku lihat,temen-temenku pada semangat banget. Aku takut ga bisa jadi pemimpin yang amanah.

Dan sekarang…
………..??????