Senin, 11 Agustus 2014

#optimis

sering, yang kamu harap dan nantikan itu ada didekatmu.. dekat sekali.. kita perlu sedikit cermat saja, daan..sll berhusnudzon pd-Nya :') ~hari ini

bismillah,,
perjalanan masih panjang, Nak.. siapkan perbekalan, dan..hati yg siap dengan segala kenyataan!





 bismillah..

Senin, 04 Agustus 2014

ingat kembali

allahumashur ikhwanal muslimina fii filistin...

adakah?



Adakah cinta yang melukai?
seperti duri-duri pada mawar yang jelita.. ia bermaksud melindungi, menyayangi, menjaga..tapi disaat yang sama duri itu menyakiti, membuat luka, menjadikan perih
adakah sayang yang terasa kerontang?
seperti garam menyiram radang..ia bermaksud mengajari agar tak lagi luka nan menganga tapi yang terasa hebat lebih lama adalah nyeri
adakah ketulusan yang merendahkan?
seperti dahan yang membagi peran pada akar..ia bermaksud membuat lebih ringan dan sederhana dengan berletak dibawah, ia bermaksud membuatnya terlindung dari bakar membara mentari dengan tersembunyi dalam tanah
itulah cinta, sayang dan ketulusan dalam bahasa yang berbeda.. yang kadang tak mudah kita pahami pada rentang yang lama maupun seketika..
demikianlah kita belajar tentang cinta, sayang dan ketulusan.. bahwa kemengertian mungkin bisa mengurangi luka..bahwa mencoba memahami dari sisi yang berbeda mungkin akan mementarikan senyum..
adakah kita telah mencoba?
~ayomialbanna, 4 agustus 2014|syawal 1435H

tulisan lama: "..."



aku tak berani menatapmu lekat lagi purnama..
entah sejak kapan, aku takut menatapmu lekat
kau tau?
hanya agar aku tak masuk dalam pusaran itu.. pusaran yang menghentikanku seolah bumi mandeg berotasi.. pusaran yang membuatku beku seolah terkirim ke kutub antartika..
aku takut memandangimu lagi dengan lekat..
aku takut terhinggapi aurora yang mempersona mata..kemudian aku terbuai karnanya.
Purnama..memandangimu lekat saja aku tak berani, bagaimana akan kukatakan padamu segala rupa ini? ah, ini apa purnama?
dan lagi2 purnama, semakin kau kupandang lekat..semakin jelas kulihat bayanganku disana.. aku tak ubahnya hanya seekor pungguk..seekor pungguk..
tak pantas purnama, tak pantas aku memandangimu lagi.. bahkan hanya sedikit melihat.. tak pantas! bangunkan aku purnama.. bangunkan aku..
aku harus meninggalkanmu, melepaskan diri dari jerat mindamu.. dan pergi menjaga diri, entah sampai kapan.. yang kutahu.. saat ini, betapa tak tahu dirinya aku..
sungguh sempurna bulat rasa malu ku.. sempurna membulat. amboi. bangunkan aku segera purnama, akan kutarik sekencang mungkin diriku..agar lepas dari jerat mindamu

(selepas punama, 24 Januari 2014)

tulisan lama: Mungkin Karna Kau Bukan Lelaki



seringkali, kita sebagai wanita memiliki harap, begini dan begini
apalagi ketika ada titik persimpangan ditemui, dipertemukan dengan seseorang yang terbilang mapan, namun hati mengelaknya kuat, keyakinan tak kunjung datang, keraguan mengungkung pekat.
disaat yang sama, berbagai harap muncul, seseorang pemberani datang menyelesaikan.
ah, tapi tak sesederhana ini wahai wanita. dari sudut pandangmu mudah saja, dari cara berpikirmu sederhana saja, dari perkiraanmu, segala pertimbanganmu mungkin keberanian saja sudah cukup.
cobalah kau pikirkan lagi, sepertimu yang mengelak dan tak kunjung yakin karna ragu akan masa depan (akhirat) mu, karna ragu ujung bahteramu tak sampai surga. pernah kau coba pikirkan duhai wanita, lelaki..tak berpikir sesederhana itu.
harap itu bisa saja sama, keberanian itu mungkin saja ada. tapi ia lelaki, pernah kau coba menjadi lelaki? yang akan ‘mengambil alih’ SELURUH hidup mu, bahkan matimu, mengambil alih segalanya. kau wanita, mungkin tak terlalu kau jadikan beban dalan fikirmu, tapi baginya yang seorang lelaki? hal ini tidaklah sederhana Nona..
lelaki itu.. tahu hidup ini keras!
ia belum melangkah maju karna ragu tak dapat mengambil alih dengan becus, karna ragu justru tidak bisa membahagiakan sebagaimana mestinya. meski kerinduannya begitu sangat, tapi..ketakutan tak bisa membahagiakan memaksanya sejenak menghentikan langkah, ia perlu waktu untuk mempersiapkan segalanya..setidaknya untuk meyakinkan dirinya sendiri kelak akan dapat membahagiakan.
wanita, pernah kau berpikir begitu? bukan hanya soal keberanian, banyak, terlalu banyak yang melintas dan dipikirkan oleh seorang lelaki untuk mengambil alih seluruh hidup dan mati seorang wanita dari walinya.
mungkin karna kau bukan lelaki, kau menaruh harap begini begini, kadang terlalu melangit. lelaki itu, pun manusia. semoga Allah hadirkan keyakinan. karna bagaimanapun..keberanian selalu memiliki resiko. semoga Allah hadirkan keyakinan itu, untuk melangkah dan memulai jejak baru dalam hidup.
ah, rumit. kenapa rumit. [sudah ah]
~rumah, 1 Maret 2014

saat nanti (doa)



Ya Allah..hari ini..ketika hamba lelah maka hamba beristirahat
Ya Allah..hari ini ketika hamba lapar.. maka hamba makan
Ya Allah.. hari ini ketika hamba sedih ataupun sakit..maka hamba meminta perawatan, perhatian
Ya Allah..hari ini ketika hamba sehat, berkecukupan, mampu melakukan banyak hal
kelak..jika saat nanti ada masa-masa yang akan Kau uji
buatlah aku dapat lebih kuat menghadapinya
saat aku lelah sementara tak ada pilihan untuk beristirahat
buatlah aku dapat lebih sabar..
jika saat nanti aku tak punya banyak pundak untuk bersandar..
buatlah aku cukup dengan hanya bersandar padaMu
atau jika saat nanti datang kesulitan2..maka kuatkanlah jiwaku..
pun jika saat nanti ada masa saat aku tak bisa melakukan banyak hal
semangatilah aku ya Allah..

~19 Juni 2014

benar teman baruku, jawaban terlogis dari memohon kekuatan adalah datangnya segepok ujian
terimakasih ya :D

Sebuah Keinginan



selama hidup, kita bertemu dengan banyak pengalaman.. dari pengalaman kita bertemu dengan banyak pelajaran, pembelajaran.. dan semua itu diantarkan oleh orang-orang yang bisa kita sebut sebagai “guru”.
kegiatan dan seluruh aktivitas kita mungkin dipengaruhi dengan berbagai pemikiran “para guru”, bisa berupa majelis ilmu, buku-buku, lecturer, kajian online, tayangan tv. bahkan seringkali, guru itu bernama mereka, para blogger, penulis, atau siapapun yang berbagi ilmunya dalam ruang maya dan nyata. Saya percaya bahwa ruh-ruh yang senada saling mengenali, ruh yang memiliki obsesi yang sama akan dipertemukan, dijalinkan silaturahim, dan ditumbuhkan cinta antaranya.
begitu banyak tokoh dan manusia-manusia penting dalam hidup saya, menusia yang Allah jadikan pengantara untuk membuka mata, hati dan pikiran saya, atas begitu melimpahnya kebaikan Allah, nikmat yang sering kita lupa dan lalaikan!
dahulu saat kecil, begitu senangnya saya mendengar acara khataman qur’an, kadang saya turut menangis tanpa tahu alasannya, saat SMP saya mengenal nasyid lewat acara TV saat ramadhan yaitu nasyid saujana, itu adalah grup nasyid pertama yang saya tahu dan satu-satunya lagu yang saya tahu adalah: suci sekeping hati, saat itu juga saya memiliki sahabat-sahabat yang menjadi cermin kehidupan bagi saya, beruntung..masa remaja itu tak menjadi masa yang kelam. SMA saya bertemu dengan Murabbi pertama saya, dengan teman yang juga luar biasa, dengan seorang teman yang tak pernah saya kenal secara langsung namun saya begitu malu akan keteguhan dan kerja kerasnya, atau seorang kakak kelas yang membuat saya terperangah, ternyata ada orang seperti dia. Sewaktu SD, tidak ada penulis yang saya kenal saat itu, fokus saya hanya membaca beragam puisi, cerpen, dongeng dan menulis amatir. SMP saya sering dikadoin buku-buku islami karya Pipiet Senja, O.Sholihin, Gola Gong, Bambang Q Anees dan beberapa lain dari penerbit Mizan. Saat SMA saya “bertemu” dengan seorang penulis yang sering saya panggil “Bang Tere”, saya menghabiskan seluruh tulisan di blog-nya, juga menggemari novel-novel karya-nya, yang sebelumnya hanya saya dapat selintasan dengar saat mengikuti Pesantren Ramadhan di Solo, dan gegara kejadian “salah beli” untuk adik kelas saya. Pemikiran Bang Tere cukup berpengaruh pada kehidupan, cara berpikir dan tentu saja cara saya menulis, selain Bang Tere, saya juga ‘baru’ mengenal Asma Nadia dengan Serial Aisyah putri-nya (iya, parah banget, saya emang katrok) dan kakaknya Bunda Helvy Tiana Rosa yang saat itu saya cuma mengenal karya-nya yang berjudul Ketika Mas Gagah Pergi, Salim A Fillah yang dikenalkan oleh MR saya, karena sepertinya beliau pun ‘nge-fans’ dengan penulis ini, dari sana saya pun akhirnya mengenal Solihin Abu Izzudin, Shofwan Al Banna, Azzura Dayana yang tergabung dalam Pro-U media. Saat kuliah, barulah bertebaran penulis-penulis lain seperti Abdurahman Faiz (putra helvy Tiana Rosa, Kak Scentia (yang sering saya “panggil” Mbak Biru), Raditya Dika, Felix Siauw, Uni Risa (yang sering saya “panggil Mbak Cangkir), Om Hafidzary, Anis Matta, Pak Cah, Taufik Ismail, selanjutnya ada Masgun, Laninalathifa, Kak Husni (JustHitYou), Mbak Yoshi (Ochiko Humairo) serta Mbak Retnadi. Masa-masa tingkat akhir kuliah juga saya mulai “akrab” dengan ceramah-ceramah beberapa ustadz seperti: aa Gym, abi Syatori, ust.Nasir Harist, ust.Solihun, ust.Akmal, ustdzh.Asri, ustdzh.Umi Munawaroh dan beberapa yang lain dari KRPH Jogja, selain itu saya juga keranjingan lecturer berupa video dari ust.Nouman Ali Khan dari Texas sana. Ah ya Allah..mereka, beliau-beliau semua adalah guru bagi saya, sungguh saya memiliki keinginan untuk berjumpa dengan mereka. beberapa ada yang pernah berinteraksi seperti Bunda Helvy, Mbak Yoshi, ust.Shofwan, Bang Tere, tapi hanya sebatas interaksi singkat yang mungkin tidak membekas dalam ingatan beliau walaupun menyebutkan nama saya dalam menanggapi (soalnya buanyak yg mesti ditanggapi).
saya sungguh ingin berjumpa dengan beliau-beliau semua, sungguhan belajar, belajar langsung dari mereka. ingin sekali menggali banyak ilmu tentang shirah dari ust.Salim, belajar tentang manajemen hati dengan abi Syatori dan aa Gym, belajar tentang kehidupan pada Bang Tere, belajar berpuisi dengan Bunda Helvy dan faiz juga Kakek taufik Ismail, belajar tentang shirah sahabat dan fiqh pada ustdzh.Asri, belajar membuat kalimat efektif dan berisi pada raditya dika, belajar bikin cerpen yang oke sama mbak yoshi, ngeblog yang keren sama Pak Cah, mbak Scentia, belajar dari pengalaman “traveling pengabdiannya” Kak Husni, belajar membuat novel dari Azzura Dayana, belajar tentang Tafsir AlQur’an pada ust.Nouman, ust.Solihun, uni Risa juga belajar tentang pemikiran islam pada ust.Akmal, ust.Shofwan, Om hafidzary, belajar tentang keindonesiaan, puisi, ragam pada ust.Anis, belajar tentang homeschooling, mendidik anak dengan baik dan benar, dan belajar tentang bacaan shalat yang sesuai syariat pada ust.Nasir. Pengeeen banget belajar langsung dengan beliau semua. rasanya diri ini jauh sekali dari ilmu, masih sangaaat cetek dan belum tahu apa-apa :’(