Jumat, 03 Juli 2009

Kisah Bocah Yang Dipenggal Kepalanya

alkisah, abunawas datang ke sebuah kota, tinggal di sana selama tujuh hari..

setiap pagi, si abunawas ini suka datang ke sebuah kedai kopi.. duduk dan ngobrol di sana.. hari pertama dia duduk, seorang bocah kecil berusia 12 tahun sambil tertawa2, menarik topinya.. lantas berlari menjauh, tertawa2 mengejek.. abunawas menghelas nafas pendek, lantas mengambil topi yg terjatuh, mengabaikan anak kecil itu, melanjutkan minum kopi..

hari kedua, kejadian tersebut berulang-lagi..
hari ketiga, malah tambah parah.. tingkah bocah nakal itu semakin kelewatan..
hari keempat... hari kelima.. hari keenam.. hingga hari ketujuh.. setelah mengambil topinya yg jatuh ke tanah, abunawas bertanya ke pelayan kedai.

"siapakah bocah itu?"
"dia anak warga sini.. memang nakal sekali.. sudah berkali2 ditegur, tetap sj begitu.."
abunawas manggut2.. membayar kopinya lantas beranjak pergi..
"sebentar, tuan.."
"iya, ada apa?"
"erg.. kenapa tuan tidak memarahi anak itu selama tujuh hari terakhir?"
abunawas tersenyum, "sudah banyak yg menegur, bukan? saya pastilah juga akan sia2 saja marah.. besok-lusa, pasti akan ada yg menghentikan tabiat buruknya.."
dan abunawas berlalu.. melanjutkan perjalanan ke kota lain..

sebulan kemudian, terbetik kabar, si bocah nakal itu memang sudah benar2 berhenti mengganggu orang asing yg singgah di kedai itu.. suatuhari, si bocah jahil menarik topi seseorang.. dan orang itu (yg adalah panglima perang), tanpa banyak cerita, mencabut pedangnya, lantas menebas kepala bocah itu.. menggelinding.. dan hingga panglima perang itu pergi, tak ada satupun warga yg berniat secuilpun membela si bocah malang..

kawan.. sy tdk sedang bicara soal konvoi moge, pelayanan publik, koruptor, birokrat, atau orang2 lain yg secara sistematik dan kontinu menyakiti hati orang lain, secara terus-menerus menzalimi orang lain.. sy tdk bicara soal mereka.. karena urusan mereka sudah jelas, terang benderang..

sy ingin bicara soal kita.. yeah, jangan2 selama ini, kitalah bocah tsb.. yg secara terus-menerus sudah menyakiti hak orang lain, sudah menzalimi, tanpa kita sadari... dan ketika sebuah pembalasan itu hadir, yg paling menyedihkan, jangan2, bahkan saudara, kakak-adik, orang-tua kita sendiripun berlepas tangan, tidak mau membela..

tere-liye

Tidak ada komentar: