Selasa, 18 Juni 2013

hujan tapi kering

saya terpikir judul sebuah puisi "hujan tapi kering" itu secara spontan ketika kuliah sing hari senin kemarin.. ternyata, sepertinya.. mmm.. ga bakal jadi puisinya...
maaf yaa -___-

"kebersamaan kadang saling meniadakan, menghapuskan, melunturkan..
tapi..
lebih sering kebersamaan itu menguatkan, mengokohkan, dan memperpanjang jejak jejak"

pertemuan, perkenalan, sampai kita merasakan keakraban, sayang, cinta, butuh..
sampai kita merasakan jauh, sepi, kangen, sakit, perih, hancur..dan terbakar..

aku selalu bersyukur atas pertemuan ini, atas perkenalan ini, juga atas keakraban, sayang, cinta.. dan aku lebih bersyukur untuk pembelajaran tak terganti soal jauh, sepi, kangen, sakit, perih, hancur dan..ter-ba-kar...

terkadang dan sering kali manusiawi.. aku mengutuk dan menuntut, meski selintasan, meski hanya sekilas.. Alhamdulillah, Allah hadirkan penjelasan..dan kesadaran.. "ah, bukankah kau pun sering seperti itu? jadi siapa yang sebenarnya tak kau sukai? dirimu sendiri kan?"
karna seolah kau bercermin..dan melihat kekurangan2mu pada diri orang lain..akhirnya kau benci keduanya sekaligus...ya, keduanya sekaligus..

terkadang dan seringkali, bahkan pernah..semua terasa sudah hancur..lebur..tak lagi mau berharap..
pun kau kini..merasakan itu.. selesai sudah..

tapi ya Allah...jahatkah, jika aku hanya menjawab dalam hati.. "esok kau kan tahu.. esok kau kan mengalaminya sendiri.."

hujan tapi kering..
seperti gurun nan gersang, seketika hilang segala sifat kegersangannya dengan siraman air hujan, menyapu semua, menghapus semua, tanpa meninggalkan sisa, sisa yang berbekas..

"kadang, cara terbaik menyayangi mungkin dengan menjauhi..membiarkan waktu yang mengobati... karna mendekat terus, dan memaksa untuk mengerti..apalagi berkali-kali memaksa untuk memaafkan khilaf diri justru akan semakin menyakiti..justru akan semakin menyakiti....T.T"

Allah, ampuni hamba..bila hamba selama ini tlah dzalim.. salah mengambil sikap.. tidak tepat dalam bertindak.. Faghfirlii, faghfirlanaa T.T




**aku sungguh tak pernah tahu, seberapa lama waktu yang tersisa untuk kita
semoga beriringan dengan khilafku, tertakdirkan juga maafmu untukku
akhirnya mungkin kau makin tahu, bukankah aku manusia biasa?

Tidak ada komentar: