Selasa, 03 Juli 2012

Camellia sinensis


Bismillah,
Baiklah.. sepertinya keinginan saya untuk bercerita (atau berceloteh, atau menggumam?) tidak dapat saya tahan lagi dengan alasan apapun termasuk uas *lho? :0
Sebenarnya lebih tepatnya saya lagi pengin mendoan *ket, fokus! Yayayaa..  baik, begini ceritanya (atau begini celotehnya, atau begini gumamannya)

Sebulan lebih ini, setelah saya liat-liat isi blog saya ternyata semuanya berisi keluhan seseorang tentang ketidakwarasannya sistem dalam tubuhnya, yap kenapa saya jadi ribet gini menuturkan sesuatu..haa ya karena bagian dari ketidakwarasan sistem itu..

Sebulan lebih ini juga saya lebay tingkat nasional dalam hal apapun selain belajar, benerin revisi dan menuntaskan amanah. Haha.. ya, lebay dalam segala hal yang dunia dan seisinya menyepakati dengan mana ‘keburukan’.
Berkeluh kesah, menyia-nyiakan waktu dengan alibi ga kuat, dan tentu saja membiarkan kewajiban saya tidak tertunaikan atas setrikaan, kertas2 tak berdosa dan deretan nama2 yang seharusnya saya binadankaryakanitu.

Sebulan lebih ini juga rasanya mendoan begitu menjadi sangat istimewa dan selalu terbayang saat saya naik motor ke kampus, ke tempat syuro, ke kosan temen, ke tempat liqoan, ke toko alat2 kesehatan, ke kontrakan2. Sungguh mendoan sedang berada pada strata tertinggi di benak saya *yaa, cetek banget ket benak kamu.

Dan saya yg memang kalem ini bertambah kalem karna saya harus menjaga tenggorokan saya untuk tidak tersenggol oleh hal2 tidak penting yang membuatnya jadi tak kalem (lagi). Ya begitulah.. jangan salahkan saya kalo sulitnya mencerna kata-kata yang begitu tidak berisi ini, salah sendiri pake baca-baca :p

Dan sepertinya ketegaran saya juga meningkat selama sebulan lebih ini. Iya, ketegaran. Ke-tegar-an dalam arti sebenarnya, tegar=kaku. Sekali saya mengambil posisi duduk atau berbaring, maka jangan coba-coba memindah dan menggantinya, itu akan menimbulkan reaksi spontan yang tidak bisa dikendalikan—ah ya, namanya juga spontan—dan itu akan merusak detik-menit-jam selanjutnya. Berbahaya sekali, don’t try this at home. Seperti itu mungkin pesan moralnya.

Dengan keadaan naas seperti itu, saya yang hampir tak pernah merasakan ketidakwarasan sistem dalam tubuh sampe sebulan ini lumayan bahagia, ah ya..bahagia bukan berarti senang dan tertawa kan..
Ada satu hal yang tentu kemudian membuat saya sadar tidak hanya pada tataran lisan, bahwa saya sungguh tiada daya apa-apa di hadapan Rabb saya yang Maha Segalanya
Namun agaknya kesadaran saya terlalu jauh dan bebas sehingga membuat saya merasa tiada daya apa-apa di hadapan semua hal. Oh, atau semua sesuatu. Ah ya, segala sesuatu maksudnya.

Hingga akhirnya dua hari lalu, otak cerdas saya –akhirnya- menuturkan ide yang juga cerdas.
Apa itu?
Bikin teh manis panas.
Ya, dan teh manis panas beruntung itu akhirnya saya buat dan saya karyakan dengan manusiawi sebelum ujian fermentasi dan bioindustri. Luar biasa sekali teh manis panas ini. Kalau saya bisa bermotafora dalam bentuk fisik dan bebas memilih jadi apasaja, saya akan memilih menjadi aroma teh manis panas ini.
Hem, yap sodara2, saya sebenernya kepengin bercerita tentang teh dengan sedikit ilmiah *sangat memaksakan. Tetapi semuanya dihancurkan oleh result googling yang (hanya) berbunyi gini “She Nong Shi merupakan orang pertama yang menemukan teh, tapi ternyata tidak memberikan nama khusus untuk tanaman ini. Asal mula nama teh pertamakali pada tahun 1115 SM dan disebut Er Ya.” Guud guud. Ada result yang lain, tapi result pertama ini benar2 menghancurkan keinginan saya untuk melanjutkan tulisan ini. *alibi





@ambil hikmahnya ya adikku sayang..buang segala pikiran negatif, jadikan Allah sandaran dalam segala hal--- sudah membaikkah dek?--@
dan jawab saya: sudah *bohong

Tidak ada komentar: