Kamis, 12 Juli 2012

jangan pernah meredup ya sayang ^^

Arlisa.. sebut saja demikian *ehem, iyah sebut saja arlisa, nama yang cantik bukan?hehe
arlisa baru saja selesai mengemasi pakaiannya, hari ini ia akan mudik, pulang kampung. senang sekali rasa hatinya, mana dapet order beberapa barang dagangannya, untuk langkah awal tidak dikatakan buruk lah =)
ya, arlisa hanya sedang menunggu balasan sms dari seorang sahabatnya yang akan melihat-lihat dagangannya sebelum ia mudik. Sudah biasa arlisa mudik dengan mengendarai sepeda motor, setahun belakangan *sebut saja setahun :P #chat, ganggu aja lo!|eh yaya, maap. setahun belakangan arlisa memang tidak menaiki bis, motor butut yang dipinjamkan ayahnya dirasa cukup efektif untuk perjalanan mudik, tak perlu macet dan bau nano-nano-nya bis kelas ekonomi. hihihii

Nah, saat sedang menunggu itulah. Sebuah sms masuk, oohh bukan dari sahabatnya ternyata. Isi sms itu hanya satu kalimat indah plus tanda senyum: "Assalamu'alaykum :-)"
sms itu dari seseorang yang spesial buat arlisa, bodo amat spesial apa engga buat orangnya, eh. okey, fokus yaa..dah mau masuk inti neehh..
dan seperti biasa, mendapat sms tak terduga itu, arlisa bereaksi sangat ekspresif. inilah balasannya: "Wa'alaikumussalam Wr. Wb. Embaaaaa.. :D Ada apa mba?"
si emba: "lagi sibuk naon neng? Ana cuma mau bilang makasih.. Ana sayang sama arlisa.. semoga selalu istiqomah.. maturnuwun sudah jadi cermin buatku ukhti."
arlisa: .....
lima menit kemudian
arlisa: "hwaa, embaaa... arlisa masih ngurusin laporan PKL nih, sama sakit radang ga sembuh-sembuh, obatnya apa ya mbaaa? eh iya, ini juga lagi nyoba jualan lagi, baru mulai sii.. hehe
arli yang makasih banyaakk ya mbaa, udah ngenalin arli sama tarbiyah :)"
satu menit
dua menit
lima menit
akhirnya Arlisa memutuskan untuk memulai perjalanan mudiknya.
12 menit perjalanan, belum juga melewati taman kota, Arlisa meminggirkan motornya, sejenak iya membaca sms balasan dari si emba: "seneng.. sibuk-sibuk.. cakep banget dah! ga ada apa-apa. Anan kangen arlisa, kangen semangat seperti itu, mata yang berbinar.. Jangan meredup ya sayang.. semoga ukhuwah ini lillah.. Bukankah tarbiyah yang mengenalkan kita berdua ukhti? Doakan saya supaya istiqomah.."
dan arlisa hanya terhening.. menarik nafas, memasukkan kembali ponsel ke saku jaketnya, memandang langit..lantas menghirup kembali.. setiap makna langkahnya sejauh ini..

jalanan sore tak terlihat fatamorgana, tapi matanya berembun.. sebongkah rasa itu pun luluh.. Ya Allah.. betapa kurang bersyukurnya hamba.. begitu bisik arlisa..
ia mengenang kembali, saat pertama.. sekaligus mengingat saat-saaat dirinya lalai dalam maksiat.. terimakasih mba..selalu membuatku merasa spesial dihadapanmu.. tak pernah sekalipun kau redupkan sekecilnya semangatku, walau mungkin saja kau memperlakukan semua orang seperti itu.. tapi itu cukup menjadi teladan bagiku.. agar aku bisa membersamai adik2ku dengan binar yang sama, bahkan lebih binar..
dan arlisa teringat lagi, bagaimana si emba mengkhususkan dirinya berdiri dari duduk untuk memeluknya, spesial untuknya. tak beliau lakukan itu untuk yang menghampiri sebelumnya. Atau si emba, yang tak pernah terlewat memperhatikan binar matanya, yang sering mengatakan "rindu pada mata yang bercahaya.." itu mungkin gombal.. tapi itu semua diterima oleh hati arlisa, ah, bukankah yang dari hati akan sampai pada hati?

dan dengan semangat itu.. arlisa akan meneruskan lagi, serpih-serpih batu bata yang lama ia tinggalkan.. "jangan pernah meredup ya sayang.."
terimakasih embaa..




Tidak ada komentar: