Selasa, 01 Oktober 2013

(repost) tulisan: waktunya bicara

Tidak selama cinta itu harus diam-diam, ada waktunya di harus diungkapkan agar dunia tahu dan kamu pun tahu. Jawaban apa yang Allah berikan kepada diammu.
Tidur pun ada masa bangunnya karena kamu harus menyiapkan hari ini dan menjalaninya. Bertemu orang-orang yang akan mengubah hidupmu di masa depan.

Tidak selama cinta itu harus sembunyi-sembunyi, karena ada waktunya dia meminta keberanianmu. Untuk mempertahankannya atau melepaskannya. Dan kamu keluar dari tempat persembunyianmu untuk menunjukkan dirimu, bahwa ada kamu yang selama ini mengamati.

Yang menjadi pertanyaan besar disini adalah kapan waktu itu datang, kapan kamu harus mengungkapkan dan kapan kamu keluar dari persembunyian. Aku tidak tahu, kamu tidak tahu. Tapi kita pernah mendengar ungkapan biarkan waktu yang menjawab semua ini. Waktu biasanya menjawab dengan keadaan. Dan kamu harus menyiapkan diri untuk keadaan itu kapanpun juga. Atau kamu akan kehilangan selama-lamanya tanpa tahu jawaban apa dari sikap diam dan sembunyi-sembunyimu.

Aku menulis ini untuk laki-laki. Seorang teman perempuanku yang hendak menikah pernah mengatakan bahwa laki-laki harus siap kapanpun perempuan siap. Karena laki-laki terlalu penakut untuk bicara dan terlalu lama bersembunyi. Sementara keadaan menuntut kepastian bicara dan keberanian, laki-laki banyak yang undur diri.

Sementara laki-laki yang tidak siap hanya mengajak pada hubungan yang tidak jelas akhirnya, pada aktivitas yang mendekati zina. Dan bukan itu yang perempuan butuhkan sebenarnya.
Bicaramu-keberanianmu-kepastianmu.
Bandung, 30 September 2013


~iseng, haha :D
ini yg nulis laki2 lho.. ya, terkadang memang begitu. saya sepakat.
B)

Tidak ada komentar: