Rabu, 16 April 2014

Mas Raka [end]

saya akan melanjutkan tulisan tentang mas raka ini, mungkin ada yg penasaran *hehe,muka datar*
inget tulisan yang ini? ya, sedikit melanjutkan, biar pada tahu sekarang gimana kabar beliau. penting ket? buat saya penting :D
oke, baiklah..biar ga salah paham, saya termasuk orang yang mudah memberikan apresiasi pada siapapun, musuh sekalipun..bisa saya berikan penghormatan tinggi, ya tergantung orangnya sih. ceritanya mas raka ini, cukup berpengaruh dlm hidup saya, terutama masa2 awal di kampus sebagai mahasiswa.

beliau mungkin termasuk senior, saat saya dan 2 orang teman saya yang lain akhirnya bersepakat untuk memilih sebuah rumah menjadi tempat tinggal kami sementara.
ketika saya maba, mas raka dan kedua temannya yang lain sebut saja mas galih dan mas wayan, mereka bertiga sudah masuk tingkat 4. bagi kami yang masih maba saat itu, beliau2 ini adalah senior sejati..suka nasehatin n tempat kami ngadu, hahaa. singkatnya dari hal kecil sampai servis komputer sekalipun, urusan kita diurusin sama mas2 ini.
tapi tentu saja, porsi interaksi kami paling banyak sama mas raka, beda dengan 2 temannya, beliau tidak termasuk aktivis, ^^
kami sering denger cerita2nya, sering dibilangin ini itu, sering juga diajak debat dan ribut. rame.. kami dikasih solusi pas kesulitan mau solat jamaah karena kondisi rumah -yg begitulah-, dan kami juga ditunjuki jalan kesini dan kesana..
tanpa sadar, sebenernya kami sering meminta pertimbangan pendapat atau lainnya, tanpa sadar kami memang sudah seperti adik2 yang harus ditanggung beliau, haha.
dan dari kami bertiga yang tidak pernah merasakan hubungan persaudaraan tentu siapa lagi kalau bukan saya, maka saya takjub dengan semua mekanisme yang terjadi, kok bisa? karna menurut saya, diluar hubungan pertemanan atau yang lebih serius dari itu, tidak ada -atas nama persahabatan-. ya, memang kami tidak bersahabat sih, kami bertiga bahkan berempat dengan mbak kos kami, dekat. cukup dekat seperti keluarga dengan mas raka. beliau selalu tulus menolong dan membantu kami, periang dan suka bercanda.

saya pernah meminta dijelaskan lebih detail tentang ashobiyah pada mas galih, atau bertanya tentang cahaya dan kegelapan, secara beliau orang fisika, walaupun pertanyaan saya sebenarnya lbh filosofis bukan saintis,hehe, kemudian diminta berkenalan dengan salah seorang adik perempuannya yang juga aktivis kampus senior tingkat 3 kala itu. saat orangtua menjenguk saya di kosan, orang yang paling ngiri adalah mas wayan, biarpun bukan anak tunggal beliau ini agaknya sama2 anak mamih kayak saya, hahaa. dan dengan mas wayan ini saya dan teman2 sering dapet cerita lucu tentang aktivis di kampus dari mulai perbedaan gerakan dan debat2nya yg sengit namun lucu, atau cerita kocak tentang ikhwan dan akhwat yg "pura-pura" menundukkan pandangan. hha, mungkin kapan2,hal ini bisa saya ceritakan terpisah :) (?)
dan mas raka ini..selalu tepat jahil saat saya homesick, biasanya saat homesick ibu kos yang akan memeluk saya dan ya-you know what i mean- saya nangis, sumpah cengeng banget.dan mas raka sebagaimana seperti kakak laki2 lain, mengatai dg girang..ujungnya berantem, persis kan kayak adegan di rumah? -_- diluar itu, mas raka ini juga sempurna menjadi kakak bagi kami, beliau pernah menggantikan sidang tilang saya, karna saya lagi ikut munas d lampung, memperbaiki motor kaze saya yang kadang eror, dan banyak lagi..bahkan hal2 baik itu dilakukannya pada kami hampir tiap hari.. :D
saya menyadari bahwa beliau2 ini sudah menjadi bagian keluarga bagi saya dan kawan saya pada 2 kesempatan, yang pertama adalah saat saya pulang dari lampung dan disambut 'heboh' keluarga kosan, ibu kos, teman2, termasuk mas2 ini.
singkat cerita kemudian kita makan bareng, mas raka tanpa sadar mengalir cerita begitu saja, tentang hidupnya, keinginannya, perasaannya, dan hubungannyadengan seorang wanita yang kami tahu sebagai tunangannya, seperti biasa dia bercerita riang,seolah semua sudah berlalu lama..dan saya emang dasar cengeng ya..menangis begitu saja mendengar cerita mas raka, mbak kos saya menepuk pundak, 2 teman saya yg lain mencibir *lu cengeng banget ket, yg ngalamin aja sante..
mas raka berhenti sejenak tidak melanjutkan ceritanya..tersenyum saja melihat saya, sambil bilang "lanjutin maknnya" hahaa..malu bgt guweh -_-

sampai suatu hari, hari kelulusan beliau bertiga.. kami semua senang, walaupun saya ga ikut ngrayain..lagi di kampus *tsah
iseng waktu lagi ke sekrenya mas galih, liat2 buku dan nemu skripsinya mas raka, huwaa..ada nama kami bertiga, plus dikasih c.S.TP, huks..terharu..ga bilang2..hahaa

dan hari ini..saat kami semua berpisah di tempat2 yang berbeda..
mbak kami yang sudah menikah, bekerja dan memiliki Ahza--putranya..
mas galih yang telah bekerja, menikah dan memiliki anak..
mas wayan yang belum nikah2 juga, hha
dan mas raka yang sudah menemukan cinta nya, setelah pernah terluka, luka yang membuat kami turut sedih.. semua memang indah pada waktunya, sebagaimana yang sering beliau sampaikan pada kami.. dan mas raka sudah menemukan momentumnya, barakallah kakak kami,,, *sungkem*
semoga nanti anaknya mirip dan kayak ibunya, bapaknya rese soalnya. hahahaa
dua karib saya yang satu sudah bekerja, dan yang  satu sudah berpulang..
saya? heu -__- detik ini msh d kampus, 2 bulan lagi insyaallah out:D

gaje ya? ga penting ya? biarin
saya ingin mengingat mereka...lebih lama..



terimakasih telah mengajarkan untuk tetap riang menatap kehidupan
bahwa semua akan indah pada waktunya
bahwa kesabaran adalah segalanya
bahwa kerja keras adalah bagian dari hidup ini
bahwa membahagiakan orang lain, adalah kebahagiaan sejati
bahwa belajar dan bekerja keras itu selalu beriringan
bahwa..hidup akan terus berjalan, suka atau tidak kita dengannya
terimakasih mas dan mbak dan kawanku semua..
uhibbukum fillah..

Tidak ada komentar: