Selasa, 23 Desember 2008

Ku kayuh sepeda hidupku!

Rabbi… Ketika diri ini mengingat kembali,, ketentuan dari-Mu yang tlah ku lewati..
Rabbi… Sudah terlalu sombongkah diri ini?? Aku ini siapa?!


Aku hanya sebagian makhluk-Nya yang beruntung,, aku hanya sebagian kecil dari seluruh anak di dunia ini yang memiliki kesempatan…
Tetap saja, diri ini tak mengerti,, kebingungan sendiri,,bertanya pada siapa??aku tak mengerti.. Anak kecil usia 6tahun, apa yang dia tahu tentang kata orang?? Dia hanya kebingungan dengan “kata-kata janggal” yang dilontarkan orang lain padanya, dia hanya tak mengerti atas “kalimat-kalimat tak sinkron” dengan kehidupannya yang sering ia dengar…. Anak kecil itu bertanya pada ibunya, “ibu, kok orang-orang pada bilang,…….?” Ibu anak itu hanya akan menjawab,”tak usahlah kau hiraukan kata-kata mereka nak,kau anak ibu..” Hanya sekilas,anak itu melihat wajah yang mencoba tegar,, ibu.. tak memperlihatkannya padaku..
Waktu, tanpa terasa berlalu dengan diam..anak kecil itu pun tumbuh dengan keadaannya…yang sering dilihat dengan tatapan asing dari orang lain, tumbuh dengan berbagai macam kebingungan yang bertumpuk dalam benaknya, ia tak berani lagi bertanya, demi melihat wajah orang yang begitu dicintainya-ibunya, tak lagi menahan sedih karena pertanyaan-pertanyaannya..ia mencari tahu sendiri,,bertanya pada Allah, yah,,dia bertanya pada Allah, katanya kan Allah tahu segalanya…segalanya…
Ya Sami’, Ya Bashir…doa anak itu…
Memang pada akhirnya, Allah sendiri yang menunjukkan semuanya, semua yang selama ini ia pertanyakan, semua yang selama ini tidak ia mengerti.. Tanpa sengaja,,data-data, surat-surat, lengkap.ia temukan saat mencari buku bacaan. Apa yang dirasakannya?? Hhhh… tubuh anak itu bergetar,sekarang usianya tlah 11 tahun.. tubuh ank itu bergetar, mengguncang,, lalu menangis dalam diamnya,, tanpa suara.
Sejak saat itu, anak kecil itu tak pernah lagi bertanya, tak pernah lagi mengadu dan mengeluh atas kata-kata orang padanya, tak lagi merasa aneh dengan perlakuan orang padanya,, ia sudah tahu jawabannya.ia sudah tahu alasannya.
Semuanya jelas terekam dalam memory..puing kehidupan saat itu,tak terlupakan oleh waktu.
Meski begitu, ia tetap sayang pada ayah bundanya, ia tak berontak atau menuntut macam-macam.. Bahkan kalau boleh memilih, ia ingin lahir dari rahim ibu,,. Ayah bundanya bahkan tak tahu kalau putrinya sejak kecil tlah tahu siapa dirinya sebenarnya..

Yahh,, aku sudah terlanjur menyayangi semua ini,, ayah bunda, teman-temanku, lingkunganku, sekolahku,,, Tapi, egoku telah membuatku memiliki rasa benci, karena kekecewaan mendalam pada orang yang seharusnya paling kucintai.. Aku tak pernah bisa bersikap baik padanya, bahkan hanya untuk menyambut pelukannya..
Bagiku, beliau tlah melepaskan tanggungjawabnya, beliau tlah membiarkanku sendiri dalam kebingungan. Aku tak mau menerimanya… Aku tahu, beliau sayang padaku, tapi apa?mana buktinya? Aku tak pernah merasakan itu darinya?
Kuakui, aku menyayanginya…
Aku merindukannya…
Dan jauh dari itu semua,,aku pun merindukan abi… yang tak pernah kutemui, yang tak pernah kulihat wajahnya, tak pernah kudengar kata-katanya,nasihat darinya, tak pernah… Aku merindukan abi,..

Surat untuk ummi yang tak pernah terkirim
Ummi…ummi sedang apa? Apa sekarang ummi juga sedang merindukanku?
Ummi.. kenapa ummi biarkan kita berpisah? Aku tahu, ummi ingin aku dapat segalanya dengan lebih baik?dengan lebih sempurna?
Bagaimana ummi,,jika aku tak sempat membahagiakanmu? Aku tahu,,semua yang ummi lakukan, semua kerja keras ummi adalah untukku..
Tapi kenapa kita harus berpisah?? Kenapa ummi harus menyiksa hati ini?hati kita? Bahkan,,aku sama sekali tak tahu rumah kita, makam ayah,.
Ummi..tak adakah jalan bagi kita untuk lebih terbuka bahwa kau dan aku dekat? Tapi..semua itu yang tlah lalu adalah keputusan ummi.. Aku tak pernah meminta, aku juga tak pernah menuntut macam-macam.. lalu siapa yang akan disalahkan?
Ummi..aku berharap ummi mengerti.. Begitu susahnya membagi cinta tanpa melukai, tanpa menyakiti.. Aku harap ummi memaafkanku..

Kadang egoku akan muncul dan meletup-letup sambil berkata, “dimana dia saat kamu sakit? Dimana dia saat kamu butuh belaian kasihnya? Dimana dia saat kamu akan bertanya banyak hal,? Dia tidak tahu apa saja yang telah kamu lalui, dia tidak tahu, betapa kamu merasa terasing, betapa kamu merasa terlalu dibedakan.. Dimana dia saat kamu mengalami itu semua??”

Ini adalah suatu jalan agar aku lebih bersyukur dan selalu sadar betapa hanya Allah menyayangiku, mencintaiku tanpa pamrih, selalu melindungiku.. Apalagi yang aku ragukan atas kebesaran kasih-Nya? Teman-teman seperjuanganku akan selalu mendukungku, berada dalam hatiku dan jadi pijar semangat untukku.. tersenyumlah..
Karena itu kekuatanku, biar mereka hanya tahu aku bahagia, biar mereka melihatku apa adanya.. Seperti apa yang ku pinta pada Rabb ku.. Tetap ikhtiar tanpa henti..agar ku rengkuh Surga-Nya, kebahagiaan yang kuimpikan, kebersamaan yang kuharapkan dan ketulusan yang ku nanti.
Seandainya boleh dan bekalku tlah cukup,, aku ingin cepat melihat-Nya, berjumpa Rasul-Nya, dan bersama ayah bunda tercinta, bersama masa lalu impian yang tak pernah ada, bersama ketulusan kasih yang kunantikan.

9November2008
Ketika pintu kedewasaan menyapa..
Saat hati dan pikiran mulai mengerti..
Dan ketika mata tak lagi hanya melihat yang kasat saja...
Kepingan........
Kepingan hidup yang lalu tak akan terhapus..
Tak akan!!!
Dan sekuat tenaga,..
Kucoba bangun kepingan hidupku kini..dan nanti..
Hancur!!!
Sekuat tenaga kucoba bangun kembali..
Ahh! Hancur lagi..
Kepingan masa lalu menyapa,,
Dan ia..menghancurkanku..
Tapi tanpa kusadari, justru ia-kepingan hidupku yang lalu..
Yang telah menguatkanku..menjadikanku berdiri walau belum sempurna tegaknya..
Dan..
Kembali kubangun..
Kembali kukayuh sepeda hidupku..
Yang pelan, dan sesederhana sepeda itu..
Kukayuh lagi
Terus kukayuh sekuat tenagaku...





==* PERHATIAN!! Apa yang barusan anda baca adalah fiktif belaka (kalo udah ada yang terlanjur nangis, sorry deh.. itung-itung cuci mata dengan cara yang halal) Kalaupun ada hal-hal yang menyerupai kisah nyata, cerita di atas merupakan lebayisasi alias cerita yang lebih saya dramatisirkan *==







 

Tidak ada komentar: