Rabu, 02 November 2011

Saya Muslim dan Saya Tidak Mencontek

Hari ini..(31 oktober 2011) adalah hari dimulainya ujian tengah semester yang pertama bagiku..
Kenapa pertama? Karna ini kali pertamanya aku ujian setelah hampir pindah kemarin..
Ini juga ujian pertamaku yang sungguh-sungguh... sungguh2 belajar dan mencoba tawakal..
Tentu ini bukan ujian pertamaku yang tanpa nyontek.. dari dulu..aku tak pernah punya ‘nyali’ untuk nyontek.. Nyaliku untuk jujur...
Semester lima, sekali lagi.. semester LIMA.. rasanya terlambaaattt sekali aku memulainya.. memulai untuk sungguh2... memulai merangkai mimpi dengan sungguh2... rasanya terlambaaaattt sekali... bahkan aku masih melihatnya abstrak, jauuuhhh...aku tak tahu bagaimana caranya...
Dan..ini juga bukan ujian pertama yang selalu membuatku merasa tersisih, aneh, terkucilkan dan dibenci semua orang...
Sejak dulu...tiap kali musim ujian..aku selalu terkucilkan... ya, apalagi alasannya kalau bukan karena: aku tidak mencontek.
Kejam sekalii rasanya dunia... “saya hanya ingin jujur dan mendapat nilai yang berkah..” tapi aku tahu, jauuh diluar ujian yang bener2 ujian...ujian lebih besar lagi adalah mempertahankannya.. sesulit apapun kondisinya, selapang apapun peluangnya.
Aku selalu berusaha jujur sejak ujian SD dahulu.. pelajaran agama yang mengajarkan “Allah Maha Melihat” selalu menggema dihatiku.. dan prestasiku cemerlang sampai SMP... tapi ujian itu datang ketika memasuki SMA..aku yang udik dari pelosok Cilacap memberanikan diri mendaftar SMA favorit di Purwokerta, SMA mana lagi selain SMA 1 Purwokerto... kompetisi yang begitu ketat dan lamanya aku beradaptasi menjadikan prestasiku redup bahkan gelap menghangus..belum lagi masa-masa ‘kebebasan’ karena tidak lagi diawasi belajarnya oleh ibu.. Jelas, ujiannya adalah: aku bisa dapat nilai bagus kalau “berani” mencontek teman yang cerdas saat ujian, atau sekedar menerima “jarkoman” jawaban yang sudah disekenariokan. Robb...hamba ingat pada titik itu hamba begitu putus asa..tapi tak berani untuk melanggar azzam sendiri... akhirnya aku cuek bebek pada prestasi. Dan itu berimplikasi pada saat aku memulai kuliah.. aku sebenarnya putus asa mencari “area bebas nyontek”.. aku putus asa mempertahankan prinsipku... sakiiit hatiku melihat teman2ku begitu leluasa mencontek.. bisa jadi ia belajar, bisa jadi tidak.. aku belajar, meski belum sungguh2 dan total..tapi aku tak pernah rela menjual keimananku untuk secarik kertas bernama “transkrip nilai”.
Dan jauh dari itu...aku sungguh tak rela mereka mencontek.. apakah langit mendengar resah keluhku?? Dunia akhirat aku tak rela.
Aku putus asa belajar..ketika dunia sama sekali tak melihat prosesnya...tak melihat usahaku..
Dan semester ini..aku akan lebih bersungguh-sungguh... aku akan lebih berusaha keras.. aku akan tunjukkan kesungguhanku pada Robb-ku...
Aku tahu, tak akan ada yang dilewatkan sedikiitpun atas ikhtiarku.. Allah melihatnya dan biar Allah yang membalas dengan caranya... semoga rasa sakit dihatiku bisa menggugurkan dosa...
Hamba mohon ampun belum bisa bergerak dengan tangan atas keadaan seperti ini Robb.. hamba mohon ampun karna baru berani lewat tulisan sederhana ini, juga baru berani mendesis berharap dan berdoa dalam hati.. semoga Engkau berkenan melimpahkan hidayah kepada kami...


Curhat seorang mahasiswa**

Tidak ada komentar: